Terapkan sistem tanam 'culik', produktivitas petani Gunung Kidul meningkat
Merdeka.com - Musim kemarau yang melanda Indonesia tidak menyurutkan semangat petani untuk meningkatkan produksi, pasalnya petani di Gunung Kidul berhasil meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dengan penerapan sistem persemaian 'culik' di tengah musim kemarau tahun ini.
Sistem tersebut adalah teknologi yang diperkenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian dalam upaya optimalisasi pemanfaatan hujan melalui manajemen waktu tanam dengan mempercepat waktu tanam.
Parjono, seorang Mantri Tani Kecamatan Girisubodo Kabupaten Gunung Kidul dalam pertemuan ladangnya, Sabtu (9/9) dengan Tim Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) mengatakan, sistem ini bisa membuatnya lebih produktif dan memanfaatkan musim kemarau.
-
Apa yang Kementan lakukan untuk percepatan tanam? Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan percepatan tanam dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung.
-
Apa tujuan Kementan dalam akselerasi tanam? 'Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada,' ujar Mentan di Jakarta, Sabtu (18/11).
-
Kenapa Kementan mendorong akselerasi tanam? Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada,' ujar Mentan di Jakarta, Sabtu (18/11).
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Bagaimana Sleman percepat tanam di musim kemarau? Upaya berikutnya adalah gerakan percepatan tanam di semua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4).
-
Mengapa Mentan mendorong percepatan tanam? Percepatan tanam tersebut dengan menggunakan alat mesin pertanian modern.'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
"Dengan sistem ini, petani yang biasanya menanam dua kali dalam setahun, sekarang dapat menanam tiga kali, yaitu padi-padi-jagung atau tembakau," ungkapnya.
Menurut Parjono karateristik lahan di wilayahnya tidak jauh berbeda dengan lahan di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari yang telah lebih dulu berhasil menerapkan sistem 'culik'. Dengan potensi air tanah yang cukup besar, ditambah banyaknya sumber air didalam gua, dan pembangunan kantung air disekitar sawah seperti sumur gali di lahan garapan petani, Parjono yakin dengan mengadopsi pola 'culik' para petani di daerahnya dapat berproduksi meski di musim kemarau.
Mulyadi, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Yogyakarta mengatakan, Kementerian Pertanian memperkenalkan sitem 'culik' karena penyemaian padi dilakukan dengan mempercepat atau mencuri start waktu tanam.
"Penyemaian padi dilakukan sebelum panen, istilahnya menculik waktu sehingga 7 sampai 20 hari setelah panen, padi langsung ditanam, jadi pada saat berbunga masih ada hujan," jelas Mulyadi.
Dengan mengadopsi sistem tersebut didukung dengan potensi luas tanam hingga 65.5 hektare, Mulyadi yakin petani di Gunung Kidul mampu mempercepat masa tanam dan berproduksi meski kekeringan melanda, bahkan sistem ini dipercaya mampu meningkatkan IP dengan provitas rata-rata mencapai 4,6-4,9 ton per hektare.
"Didukung dengan pola tanam jajar legowo, pertanaman padi MT (Musim Tanam) II kali ini mampu menghasilkan 6,16 ton per hektare, lebih tinggi dibandingkan MT I yang provitasnya hanya 4,5 ton per hektare. Jelas lebih menguntungkan yang tadinya tidak menghasilkan karena tidak ditanami sekarang ditanami dan menghasilkan dengan produktivitas tinggi," ujar Mulyadi.
Mulyadi juga mengatakan dengan pola 'culik' keuntungan petani tidak hanya dari segi peningkatan hasil padi untuk pangan, tetapi jerami padi juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, di mana sebagian besar petani di wilayah tersebut memiliki minimal dua ekor sapi sebagai sumber pupuk kandang dan status sosialnya.
"Biasanya Bulan Juni sampai September petani kekurangan pakan ternak, harus didatangkan dari Klaten dan Sukoharjo dengan biaya satu truk 1 juta, dengan peningkatan IP, petani memperoleh hasil ganda," ujar Mulyadi.
Dengan penerapan tanam 'culik' diharapkan petani tidak kehilangan momen untuk terus berproduksi, seperti Petani di Gunung Kidul yang langsung mengisi penanaman MT III, setelah panen MT II di Bulan Juni lalu, dengan tanaman hortikultura seperti bawang merah, cabai, terong dan kacang panjang.
Sistem ini diharapkan dapat menggerakkan seluruh sumber daya pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi didukung dengan alat mesin pertanian (alsintan) yang disediakan pemerintah, seharusnya membuat segala sumber daya produksi pertanian bekerja lebih maksimal sepanjang tahun. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau kondisi air di kawasan pertanian DAS Citarum Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/8).
Baca SelengkapnyaProgram ini mendorong petani untuk tidak ketergantungan terhadap pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaLochkung berkisah dahulu petani menanam bawang merah dari umbi bibit yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Baca SelengkapnyaSemenjak ada pembangkit listrik tenaga surya ini para petani mengaku dapat melakukan panen padi dua kali dalam setahun.
Baca SelengkapnyaWamentan Harvick Hasnul Qolbi meninjau program bantuan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 3 kilometer di Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya para petani hanya bisa satu kali tanam dalam satu tahun dengan adanya irigasi perpompaan menjadi dua kali tanam.
Baca SelengkapnyaKetua Gapoktan Suka Bakti di Desa Soga Bakti menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian.
Baca SelengkapnyaProgram optimasi lahan rawa di Merauke ini memberikan harapan baru untuk menjadikan wilayah paling timur Indonesia ini sebagai lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan inovasi teknologi dapat meningkatkan produksi beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaLangkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaBerbagai cara dilakukan mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga meningkatkan kualitas petani
Baca Selengkapnya