Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terapkan sistem tanam 'culik', produktivitas petani Gunung Kidul meningkat

Terapkan sistem tanam 'culik', produktivitas petani Gunung Kidul meningkat Tanaman padi di Gunung Kidul. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Musim kemarau yang melanda Indonesia tidak menyurutkan semangat petani untuk meningkatkan produksi, pasalnya petani di Gunung Kidul berhasil meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dengan penerapan sistem persemaian 'culik' di tengah musim kemarau tahun ini.

Sistem tersebut adalah teknologi yang diperkenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian dalam upaya optimalisasi pemanfaatan hujan melalui manajemen waktu tanam dengan mempercepat waktu tanam.

Parjono, seorang Mantri Tani Kecamatan Girisubodo Kabupaten Gunung Kidul dalam pertemuan ladangnya, Sabtu (9/9) dengan Tim Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) mengatakan, sistem ini bisa membuatnya lebih produktif dan memanfaatkan musim kemarau.

Orang lain juga bertanya?

"Dengan sistem ini, petani yang biasanya menanam dua kali dalam setahun, sekarang dapat menanam tiga kali, yaitu padi-padi-jagung atau tembakau," ungkapnya.

Menurut Parjono karateristik lahan di wilayahnya tidak jauh berbeda dengan lahan di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari yang telah lebih dulu berhasil menerapkan sistem 'culik'. Dengan potensi air tanah yang cukup besar, ditambah banyaknya sumber air didalam gua, dan pembangunan kantung air disekitar sawah seperti sumur gali di lahan garapan petani, Parjono yakin dengan mengadopsi pola 'culik' para petani di daerahnya dapat berproduksi meski di musim kemarau.

Mulyadi, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Yogyakarta mengatakan, Kementerian Pertanian memperkenalkan sitem 'culik' karena penyemaian padi dilakukan dengan mempercepat atau mencuri start waktu tanam.

"Penyemaian padi dilakukan sebelum panen, istilahnya menculik waktu sehingga 7 sampai 20 hari setelah panen, padi langsung ditanam, jadi pada saat berbunga masih ada hujan," jelas Mulyadi.

Dengan mengadopsi sistem tersebut didukung dengan potensi luas tanam hingga 65.5 hektare, Mulyadi yakin petani di Gunung Kidul mampu mempercepat masa tanam dan berproduksi meski kekeringan melanda, bahkan sistem ini dipercaya mampu meningkatkan IP dengan provitas rata-rata mencapai 4,6-4,9 ton per hektare.

"Didukung dengan pola tanam jajar legowo, pertanaman padi MT (Musim Tanam) II kali ini mampu menghasilkan 6,16 ton per hektare, lebih tinggi dibandingkan MT I yang provitasnya hanya 4,5 ton per hektare. Jelas lebih menguntungkan yang tadinya tidak menghasilkan karena tidak ditanami sekarang ditanami dan menghasilkan dengan produktivitas tinggi," ujar Mulyadi.

Mulyadi juga mengatakan dengan pola 'culik' keuntungan petani tidak hanya dari segi peningkatan hasil padi untuk pangan, tetapi jerami padi juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, di mana sebagian besar petani di wilayah tersebut memiliki minimal dua ekor sapi sebagai sumber pupuk kandang dan status sosialnya.

"Biasanya Bulan Juni sampai September petani kekurangan pakan ternak, harus didatangkan dari Klaten dan Sukoharjo dengan biaya satu truk 1 juta, dengan peningkatan IP, petani memperoleh hasil ganda," ujar Mulyadi.

Dengan penerapan tanam 'culik' diharapkan petani tidak kehilangan momen untuk terus berproduksi, seperti Petani di Gunung Kidul yang langsung mengisi penanaman MT III, setelah panen MT II di Bulan Juni lalu, dengan tanaman hortikultura seperti bawang merah, cabai, terong dan kacang panjang.

Sistem ini diharapkan dapat menggerakkan seluruh sumber daya pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, apalagi didukung dengan alat mesin pertanian (alsintan) yang disediakan pemerintah, seharusnya membuat segala sumber daya produksi pertanian bekerja lebih maksimal sepanjang tahun. (mdk/hrs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Percepatan Produksi Beras Nasional, Mentan Amran Serukan 'Tanam Culik' dari Tuban
Percepatan Produksi Beras Nasional, Mentan Amran Serukan 'Tanam Culik' dari Tuban

Gerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare.

Baca Selengkapnya
Tinjau DAS Citarum, Mentan Pastikan Sektor Pertanian Terus Berproduksi
Tinjau DAS Citarum, Mentan Pastikan Sektor Pertanian Terus Berproduksi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau kondisi air di kawasan pertanian DAS Citarum Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/8).

Baca Selengkapnya
Petani Bunga Malam Untung Rp12,9 Juta Lewat Program Ini
Petani Bunga Malam Untung Rp12,9 Juta Lewat Program Ini

Program ini mendorong petani untuk tidak ketergantungan terhadap pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Humbang Hasundutan Sukses Tanam Bawang Merah dari Biji, Hemat Biaya & TIngkatkan Produksi
Cerita Petani Humbang Hasundutan Sukses Tanam Bawang Merah dari Biji, Hemat Biaya & TIngkatkan Produksi

Lochkung berkisah dahulu petani menanam bawang merah dari umbi bibit yang membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Baca Selengkapnya
FOTO: Atasi Kekeringan, Petani di Kabupaten Kuningan Manfaatkan Energi Surya untuk Transfer Air Sungai ke Lahan Pertanian
FOTO: Atasi Kekeringan, Petani di Kabupaten Kuningan Manfaatkan Energi Surya untuk Transfer Air Sungai ke Lahan Pertanian

Semenjak ada pembangkit listrik tenaga surya ini para petani mengaku dapat melakukan panen padi dua kali dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Wamentan Harvick Sebut Program JUT Dapat Tingkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Wamentan Harvick Sebut Program JUT Dapat Tingkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Wamentan Harvick Hasnul Qolbi meninjau program bantuan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 3 kilometer di Tasikmalaya.

Baca Selengkapnya
Kejar Produksi dan Tanam dua kali, Kementan Bantu Petani di Sukabumi Irigasi Perpompaan
Kejar Produksi dan Tanam dua kali, Kementan Bantu Petani di Sukabumi Irigasi Perpompaan

Sebelumnya para petani hanya bisa satu kali tanam dalam satu tahun dengan adanya irigasi perpompaan menjadi dua kali tanam.

Baca Selengkapnya
Petani Bekasi Apresiasi Bantuan Normalisasi Irigasi dari Kementan
Petani Bekasi Apresiasi Bantuan Normalisasi Irigasi dari Kementan

Ketua Gapoktan Suka Bakti di Desa Soga Bakti menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian.

Baca Selengkapnya
Peneliti BRIN Apresiasi Perkembangan Signifikan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Peneliti BRIN Apresiasi Perkembangan Signifikan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Program optimasi lahan rawa di Merauke ini memberikan harapan baru untuk menjadikan wilayah paling timur Indonesia ini sebagai lumbung pangan.

Baca Selengkapnya
Zulhas: Bertani Pakai Arit Bisa Bikin Food Loss 15 Persen
Zulhas: Bertani Pakai Arit Bisa Bikin Food Loss 15 Persen

Pemanfaatan inovasi teknologi dapat meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Kementan Asistensi Teknologi di Lahan Food Estate Gunungmas Kalteng
Kementan Asistensi Teknologi di Lahan Food Estate Gunungmas Kalteng

Langkah ini merupakan sinergitas Kementan dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membangun lumbung pangan.

Baca Selengkapnya
Hadapi Musim Kemarau, Begini Cara Sleman Jaga Sektor Pertanian Tetap Produktif
Hadapi Musim Kemarau, Begini Cara Sleman Jaga Sektor Pertanian Tetap Produktif

Berbagai cara dilakukan mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga meningkatkan kualitas petani

Baca Selengkapnya