Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terbang ke China, Mendag Enggar Incar Peningkatan Ekspor 3 Komoditas RI

Terbang ke China, Mendag Enggar Incar Peningkatan Ekspor 3 Komoditas RI Enggartiasto Lukita. Yayu A©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) diminta banyak pihak untuk mendongkrak nilai ekspor ke negara-negara baru, serta memanfaatkan kondisi perang dagang Amerika Serikat-China.

Merespons ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memulai serangkaian langkah lobi di China, untuk mendongkrak ekspor dengan negeri raksasa itu. Komoditas yang diharapkan menjadi pendongkrak neraca ini adalah CPO, buah-buahan, dan sarang burung walet

Sebagai langkah awal, Mendag Enggartiasto melakukan pertemuan perdana dengan perkumpulan pengusaha dalam forum investasi, untuk menaikkan ekspor sarang burung walet ke sana. Diharap, dari kesempatan yang diberikan pihak China, Indonesia bisa memanfaatkan lobi, untuk mendapatkan setidaknya USD 1 miliar per tahunnya dari ekspor tersebut.

Orang lain juga bertanya?

"Kalau kita bisa full speed produksi dan ekspor, ini kita bicara nilai USD 1 milar setiap tahun. Tetapi kini masih terbatas," kata Menteri Enggartiasto dikutip pernyataannya dari Beijing, Kamis (18/7).

Untuk diketahui, Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Sedangkan China adalah konsumen terbesar sarang burung walet secara global. Sayangnya, China lebih banyak mengenal produk sarang burung walet sebagai produksi dari Vietnam dan Malaysia.

Produksi sarang burung walet Indonesia setiap tahunnya sendiri mencapai 1.500 ton. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya atau sekitar 99 persen diekspor ke berbagai negara, utamanya China. Hanya saja, ekspor langsung ke China yang tercatat hanya sekitar 5 persen, sisanya banyak dijual mentah ke Vietnam, Malaysia dan Hong Kong untuk kemudian diolah dan di ekspor ke China.

Berdasarkan data yang dimiliki Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), ekspor produk sarang burung walet yang tercatat secara resmi ke China baru sebesar 70 ton pada 2018, naik dari 2017 yang mencapai 52 ton dan pada 2016 sebesar 23 ton. Nilai ekspor tersebut, masih di bawah kuota ekspor produk sarang burung walet yang diberikan Pemerintah China per tahunnya yang mencapai 150 ton.

"Kita harus push ini meningkat secara tajam. Dan, ini adalah kesempatan besar. Mereka minta kita untuk bicara di depan perkumpulan pengusaha. Untuk mengatur waktu khusus dengan mereka, sangat sulit. Ini adalah kesempatan berbicara dengan mereka semua dalam satu forum," lanjut Enggar.

Mendag Enggar menjelaskan, rangkaian lobi ini mutlak diperlukan untuk menaikkan neraca perdagangan. Dia berharap, dengan kesempatan yang diberikan hari ini oleh Forum pengusaha, Indonesia bukan hanya bisa mengatasi tren penurunan ekspor.

Selain sarang burung wallet, rangkaian lobi ini juga dilakukan untuk upaya meningkatkan ekspor CPO ke negeri tirai bambu. Dalam pertemuan tingkat kepala negara, Presiden China Xi Jinping dengan Presiden Jokowi membahas kenaikan ekspor 500 ribu ton CPO dari Indonesia ke China. Namun, Mendag Enggar akan berupaya bernegosiasi agar nilai itu bisa digandakan, menjadi 1 juta ton CPO pertahunnya.

"Secara value, harusnya kita juga menegaskan kepada mereka, untuk bagaimana meningkatkan impor CPO dari kita sebesar 500 ribu ton. Itu kan harus dikejar. Saya harus melakukan itu, karena itu kan baru komitmen. Valuenya dari CPO ini kita sudah dapat komitmen dari pertemuan Pak Presiden dengan Presiden Xi Jinping ada tambahan di atas 500 ribu ton impor untuk CPO. Saya akan nawar ke mereka untuk bisa 1 juta ton, dengan lobi face to face," katanya.

Mendag meyakini, lobi intens dengan face to face, bertemu dengan pemerintah dan pengusaha-pengusaha secara langsung, hasilnya berbeda. Hal yang sama pernah dilakukannya dengan Turki, India, dan Chile.

Ekonom Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra mengapresiasi langkah Kemendag. Dia menilai, tindakan cepat tanggap Kemendag dalam mendorong ekspor tiga komoditas tersebut merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, CPO, sarang burung walet, dan buah-buahan adalah kooditas yang masih sangat dibutuhkan masyarakat China.

"Apalagi buah-buahan tropikal. itu dibutuhkan di sana. Di sana kan nggak ada buah-buahan tropikal kayak pisang, nanas, dan sebagainya. Itu cocok kita masuk ke China," ujar Agus.

Namun ia mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan produksi buah-buahan dalam negeri agar kebutuhan domestik juga terpenuhi, dan harga buah dalam negeri tidak terganggu.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, Presiden Jokowi selalu menekankan agar ekspor terus ditingkatkan.

"Presiden ingin kinerja perdagangan diperbaiki, baik dengan jalan meningkatkan ekspor ke negara tradisional maupun nontradisional dan mengendalikan impor, salah satunya dengan cara menginisiasi industri substitusi impor," kata Erani. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Buka Rakornis Perwadag di Luar Negeri, Mendag: Tingkatkan Ekspor Nonmigas dengan Inisiatif dan Kreativitas Baru
Buka Rakornis Perwadag di Luar Negeri, Mendag: Tingkatkan Ekspor Nonmigas dengan Inisiatif dan Kreativitas Baru

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.

Baca Selengkapnya
Hari Ketiga di China, Jokowi Hadiri KTT BRF dan Forum Ekonomi Global
Hari Ketiga di China, Jokowi Hadiri KTT BRF dan Forum Ekonomi Global

Jokowi juga akan menghadiri jamuan makan siang bersama Chairman of the National People’s Congress.

Baca Selengkapnya
Bertemu Elite PKT, Airlangga Dapat Apresiasi Mampu Besarkan Golkar
Bertemu Elite PKT, Airlangga Dapat Apresiasi Mampu Besarkan Golkar

PKT mengapresiasi perolehan suara partai berlambang pohon beringin di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai
KKP Catatkan Potensi Transaksi USD15,6 Juta di World Seafood Shanghai

Dalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.

Baca Selengkapnya
Airlangga Bertemu Dubes China, Bahas Kerja Sama Pengelolaan Nikel
Airlangga Bertemu Dubes China, Bahas Kerja Sama Pengelolaan Nikel

Airlangga mengatakan, Indonesia akan menjajaki kerja sama pembangunan R & D Center antara UGM dengan CNGR Co.Ltd.

Baca Selengkapnya
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh
Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke China, Mentan SYL Buktikan Pertanian Indonesia Tangguh

Kacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.

Baca Selengkapnya
Bangga! Perusahaan Asal Banda Aceh Ekspor Perdana Kerang Hidup ke Vietnam
Bangga! Perusahaan Asal Banda Aceh Ekspor Perdana Kerang Hidup ke Vietnam

Bea Cukai terus berupaya membantu kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri

Baca Selengkapnya
Lakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China
Lakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China

Sulut telah melakukan terobosan besar setelah mengekspor langsung berbagai komoditi ke China.

Baca Selengkapnya
Temui Xi Jinping, Jokowi Bahas Kerja Sama Impor Produk Burung Walet Hingga Pembangunan IKN
Temui Xi Jinping, Jokowi Bahas Kerja Sama Impor Produk Burung Walet Hingga Pembangunan IKN

Kerja sama yang dibahas meliputi penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan IKN, hingga kerja sama riset serta teknologi.

Baca Selengkapnya
Selain Sepeda Motor, Ikan Ini Disinyalir Mampu jadi Primadona Sumber Devisa Negara
Selain Sepeda Motor, Ikan Ini Disinyalir Mampu jadi Primadona Sumber Devisa Negara

"Meningkatkan ekspor kita ke luar tentu ini akan lebih banyak menyerap tenaga kerja," kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Indonesia Impor KRL dari China, Tak Mau Lagi KRL Bekas
Ternyata Ini Alasan Indonesia Impor KRL dari China, Tak Mau Lagi KRL Bekas

Luhut tak banyak berbicara soal isu bahwa impor 3 KRL China ini merupakan jebakan utang dari pengadaan Kereta Cepat Whoosh.

Baca Selengkapnya
Mendag Budi Santoso Lepas Ekspor Kacang & Produk Perikanan Perdana ke Belanda Senilai Rp2,5 M
Mendag Budi Santoso Lepas Ekspor Kacang & Produk Perikanan Perdana ke Belanda Senilai Rp2,5 M

Ekspor produk kacang tunggak dan produk perikanan ke Belanda ini merupakan bukti nyata bahwa produk-produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global.

Baca Selengkapnya