Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terbelit utang, aset Bakrie di wilayah kekuasaan mulai peretel

Terbelit utang, aset Bakrie di wilayah kekuasaan mulai peretel Gedung Bakrie. REUTERS

Merdeka.com - Masalah utang masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus dihadapi korporasi PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Hampir semua anak perusahaan di bawah payung BNBR, terbelit utang.

Tahun ini, petinggi-petinggi BNBR berniat mengurangi utang korporasi dari Rp 6,7 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Bisa ditebak, penjualan aset masih diyakini sebagai strategi ampuh untuk mengurangi beban utang perusahaan.

"Kita berniat untuk mengurangi utang sebesar Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun. Kalau agresif sebenarnya tahun depan itu bisa Rp 3,5 triliun," ungkap Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno di penghujung tahun lalu.

"Utang itu sebenarnya kita turunkan dari tengah tahun ini. Seperti dengan penjualan aset," ujar Eddy.

Satu per satu aset dan saham kerajaan bisnis Bakrie mulai dijual ke perusahaan lain. Semisal konsesi jalan tol milik Bakrieland yang dilepas ke MNC Grup. Kerajaan bisnis milik Hary Tanoe juga membeli 19,90 persen saham PT Bali Nirwana Resort dari Sugilite Company Tbk dan PT Bakrie Nirwana Semesta.

Penjualan aset-aset milik kerajaan bisnis Bakrie terus bergulir. Bahkan, sejak tahun lalu, penjualan aset sudah dilakukan di wilayah kekuasaan kerajaan bisnis Bakrie di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Wajar saja mengingat jantung kerajaan bisnis Bakrie itu berada di kawasan strategi pusat bisnis dan ekonomi. Dengan pertimbangan itu, banyak investor tertarik mengakuisisi aset dan lahan Bakrie.

Sejak 2006, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) mengembangkan lahan seluas 28 hektare (ha) di kawasan Epicentrum. Superblok yang berada di kawasan bisnis itu memiliki lahan 53,5 hektar. Dari data tahun lalu, harga tanah di kawasan Kuningan rata-rata Rp 40 juta per meter persegi. Bakrieland masih memiliki cadangan lahan (landbank) seluas 10 hektar di Epicentrum.

Penjualan aset di kawasan utama bisnis kerajaan Bakrie dimulai Juli 2011. PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), anak usaha Bakrieland, menjual tanah seluas 3 hektar (ha) di kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Penjualan dilakukan ke anak usaha Grup Tiara Marga Trakindo (TMT) yakni PT Triyasa Propertindo (Triyasa).

Proses penjualan ini dilakukan 27 Juli 2011 dengan total luas 30.000 meter persegi (m2). Rencananya, Triyasa akan membangun Gran Rubina Business Park yang terdiri dari dua menara perkantoran dan dua apartemen, dengan total investasi sebesar Rp 1,8 triliun. 

Bakrie kembali menjual lahannya di kawasan Epicentrum. Kali ini ke Sinar mas Land Grup. Anak usahanya di bidang properti, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) semakin berambisi melebarkan sayap bisnis propertinya. Pada semester satu tahun lalu, BSDE berhasil menancapkan kukunya untuk pertama kalinya di kawasan kekuasaan Bakrie. BSDE mengakuisisi lahan seluas 5 hektar (ha) di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Nilai investasi aksi ini ditaksir mencapai Rp 8 juta per meter persegi atau mencapai Rp 400 miliar.

Sekretaris Perusahaan BSDE Hermawan Wijaya mengatakan, lahan di kawasan ini disiapkan untuk pembangunan dua unit apartemen dengan masing-masing nilai investasi Rp 320 miliar.

"Tingginya permintaan dan posisi tanah yang strategis menjadi salah satu alasan perseroan untuk segera membangun proyek tersebut," ujar Hermawan. Rencananya, lahan yang dibeli dari Bakrieland ini akan dibangun apartemen. Pembangunannya direncanakan mulai tahun ini.

Tidak berhenti di situ saja, BSDE menggebrak di awal tahun ini. BSDE berambisi memperluas bisnisnya di wilayah kekuasaan bisnis Bakrie. Kali ini yang dibeli adalah strata title mal Epicentrum Walk yang selama ini dikelola anak perusahaan Bakrie.

BSDE mengakuisisi proyek Epicentrum Walk dengan luas 14.850 meter persegi. Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 297 miliar. Perseroan berharap, dengan mencaplok mal Epicentrum, pendapatan berkelanjutan (recurring income) hingga lima tahun ke depan bisa meningkat signifikan.

"Saat ini proporsi recurring income 15:85 terhadap pendapatan pengembangan. Nantinya ditargetkan mencapai 20:80 hingga lima tahun ke depan," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (11/2).

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Satgas BLBI Kembali Sita Aset Properti di Provinsi Banten dan Kalsel, Nilainya Tembus Rp48,8 Miliar
Satgas BLBI Kembali Sita Aset Properti di Provinsi Banten dan Kalsel, Nilainya Tembus Rp48,8 Miliar

Satgas BLBI akan terus melakukan upaya berkelanjutan untuk memastikan pengembalian hak tagih.

Baca Selengkapnya
Masa Kerja Satgas BLBI Diperpanjang, Total Aset yang Sudah Disita Capai Rp38,2 T Sejak 2021
Masa Kerja Satgas BLBI Diperpanjang, Total Aset yang Sudah Disita Capai Rp38,2 T Sejak 2021

""Sejak BLBI dibentuk pada tahun 2021 hingga saat ini, perolehan Satgas BLBI mencapai Rp38,2 triliun," kata Menko Hadi

Baca Selengkapnya
Imbas Utang Obligor BLBI, Gedung Tamara Center Disita Satgas
Imbas Utang Obligor BLBI, Gedung Tamara Center Disita Satgas

Satgas BLBI menyita Barang Jaminan dan/atau Harta Kekayaan Lainnya Obligor Bank Indonesia Raya (BIRA) Atang Latief dan Obligor Bank Tamara Lidia Muchtar.

Baca Selengkapnya
Kemenko Polhukam Serahkan PSP Aset Eks BLBI ke-9 Lembaga Senilai Rp2,77 T, Berikut Rinciannya
Kemenko Polhukam Serahkan PSP Aset Eks BLBI ke-9 Lembaga Senilai Rp2,77 T, Berikut Rinciannya

Serah terima PSP dan berita acara yang ditandatangani pada hari ini mencapai Rp2,77 triliun.

Baca Selengkapnya
PMN Waskita Karya Rp2,5 Triliun Bakal Dialihkan ke Proyek Tol Trans Sumatera
PMN Waskita Karya Rp2,5 Triliun Bakal Dialihkan ke Proyek Tol Trans Sumatera

Pengalihan PMN ini dilakukan dalam proses restrukturisasi keuangan Waskita.

Baca Selengkapnya
Ribuan Meter Tanah Obligor BLBI di Bali Disita, Nilainya Rp17,94 Miliar
Ribuan Meter Tanah Obligor BLBI di Bali Disita, Nilainya Rp17,94 Miliar

Aset yang disita akan dilakukan optimalisasi pengelolaanya sesuai aturan dan ketentuan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Data OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun
Data OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun

Data OJK: Sisa Utang BUMN Karya ke Bank Himbara Tembus Rp78 Triliun

Baca Selengkapnya
Optimalkan Pendapatan Recovery, BRI Dorong Pemasaran Aset Bermasalah Melalui Platform Pemasaran Digital
Optimalkan Pendapatan Recovery, BRI Dorong Pemasaran Aset Bermasalah Melalui Platform Pemasaran Digital

BRI optimistis target pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah dan penyelesaian lainnya dapat tercapai.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kejagung dan BPKP Bongkar Kerugian Negara Akibat Korupsi Timah Capai Rp300 Triliun
FOTO: Kejagung dan BPKP Bongkar Kerugian Negara Akibat Korupsi Timah Capai Rp300 Triliun

Angka ini hasil koreksi dari perkiraan kerugian sebelumnya, yakni Rp271 triliun.

Baca Selengkapnya
Ada Perbedaan Hitungan Utang BLBI Antara Satgas dan Obligor, Mahfud MD Buka Suara
Ada Perbedaan Hitungan Utang BLBI Antara Satgas dan Obligor, Mahfud MD Buka Suara

Satgas BLBI masih mencari jalan keluar untuk mengatasi perbedaan hitungan utang antara obligor/debitur dan besaran utang yang ditetapkan pemerintah

Baca Selengkapnya
Utang Satu Perusahaan BUMN Ini Tak Kunjung Lunas Meski Sudah PKPU
Utang Satu Perusahaan BUMN Ini Tak Kunjung Lunas Meski Sudah PKPU

Ada 6 BUMN yang dipersempit skala operasinya sebagai bentuk penyelesaian utang-utang masa lalu.

Baca Selengkapnya