Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terdampak Sanksi Negara Barat, Pendiri Bank Rusia Kehilangan Status Miliarder

Terdampak Sanksi Negara Barat, Pendiri Bank Rusia Kehilangan Status Miliarder ilustrasi orang kaya. shutterstock.com

Merdeka.com - Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat banyak negara-negara Barat memberikan sanksi kepada Rusia. Para analis menilai, Rusia berpotensi dilanda krisis keuangan dan berdampak pada bank-bank besar di negara tersebut.

Seperti pendiri Bank Rusia Tnkoff, Oleg Tinkov yang mengalami kerugian USD 5 miliar atau setara Rp 71,9 triliun dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina, saham Tinkoff merosot lebih dari 90 persen, sehingga membuatnya kehilangan stastus miliarder.

Dilansir dari laman Forbes, kekayaan bersih Tinkov diperkirakan menyusut menjadi sekitar USD 800 juta. Ini terjadi karena sebagian besar kekayaannya terkait dengan Capital One di Rusia, Tinkoff Bank, yang kapitalisasi pasarnya turun dari USD 23 miliar pada November 2021 menjadi lebih dari USD 1 miliar pada Selasa (1/3).

Tinkov adalah salah satu dari setidaknya 10 orang kaya di Rusia yang kehilangan status miliardernya akibat penurunan saham Rusia, dan rubel yang juga anjlok rekor terendah terhadap dolar.

Penurunan besar pada kekayaan miliarder Rusia juga dialami oleh Arkady Volozh, CEO Yandex. Saham Lukoil, produsen minyak independen terbesar di Rusia yang didirikan oleh Vagit Alekperov, juga anjlok hampir 93 persen.

Sebelum kekayaannya merosot, Oleg Tinkov menjadi salah satu orang terkaya di Rusia setelah beralih dari menjual bir dan pangsit ke bank digital Tinkoff di London Stock Exchange. Sementara kekayaannya telah menyusut, mantan miliarder itu masih memiliki koleksi La Dacha, sebuah vila mewah di California, AS dan resor ski di Pegunungan Alpen Prancis.

Oleg Tinkov juga diketahui memiliki pesawat Dassault Falcon 7X, meskipun semua pesawat Rusia sekarang dilarang masuk wilayah udara Inggris dan Eropa. Tinkov pun menarik perhatian publik ketika menjadi salah satu dari segelintir orang super kaya Rusia yang angkat bicara tentang perang.

"Orang-orang yang tidak bersalah sedang kesusahan di Ukraina sekarang, setiap hari, ini tidak terpikirkan dan tidak dapat diterima! Negara seharusnya mengeluarkan uang untuk mengobati seseorang, untuk penelitian untuk mengalahkan kanker, dan bukan untuk perang," ujar Tinkov.

Reporter: Natasha Khairunnisa Amani

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lahir dari Keluarga Sederhana, Kini Jadi Presiden Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp996 Triliun
Lahir dari Keluarga Sederhana, Kini Jadi Presiden Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp996 Triliun

Dia dilahirkan di Leningrad, sebuah kota yang sekarang bernama Saint Petersburg.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya

Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang

Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia
Ekonomi AS dan China Terguncang, Begini Dampaknya ke Indonesia

Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.

Baca Selengkapnya
Harga Solar Naik Tajam Usai Putin Perintahkan Setop  Ekspor Minyak
Harga Solar Naik Tajam Usai Putin Perintahkan Setop Ekspor Minyak

Larangan ekspor solar ini sebagai pembalasan terhadap sanksi dari negara-negara Barat kepada Rusia.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Dulu Kaya Raya, Pengusaha Ini Mendadak Bangkrut dan Hidup Miskin
Dulu Kaya Raya, Pengusaha Ini Mendadak Bangkrut dan Hidup Miskin

Holmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.

Baca Selengkapnya
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak

Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Kenapa Rusia Menjual Alaska ke Amerika Serikat
Ini Alasan Kenapa Rusia Menjual Alaska ke Amerika Serikat

Alaska dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat dengan nilai sebesar 7,2 juta dolar pada tanggal 30 Maret 1867.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Jadi Dalang Krisis Moneter di Indonesia, Thailand, hingga Korea  Tahun 1997
Pria Ini Jadi Dalang Krisis Moneter di Indonesia, Thailand, hingga Korea Tahun 1997

Dia merupakan spekulan mata uang, investor saham asal Budapest, Hungaria.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya