Terima kunjungan Standard & Poor's, ini yang dibahas Presiden Jokowi
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan delegasi Standard & Poor's di Istana Negara. Kunjungan berkala setiap tahun ini dalam rangka mereview peringkat investasi di Indonesia.
"Untuk melakukan review terhadap rating investment di Indonesia, khususnya investment dalam konteks portfolio," kata Menteri Bambang Brodjonegoro dalam Konferensi Pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (10/5).
Menteri Bambang menjelaskan saat ini Indonesia belum mendapatkan peringkat investment grade dari Standard & Poor's. Posisinya, kata dia, masih BB+ dengan positive outlook.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Mengapa Forbes belum perbarui daftar orang terkaya di Indonesia? Majalah Forbes belum memperbaharui daftar 10 orang terkaya di Indonesia pada edisi Juli 2024.
"Tahun ini, mereka ingin lihat dan mendalami apakah kita sudah melakukan perbaikan di dalam berbagai bidang, baik pengelolaan ekonomi, pengelolaan keuangan negara, maupun hubungan antara pemerintah pusat dan daerah," sambung dia.
Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih satu jam, Presiden Jokowi menekankan tiga hal. Pertama, presiden menekankan bahwa yang menjadi fokus saat ini adalah bagaimana mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, baik yang berasal dari pembiayaan APBN maupun dari BUMN dan swasta.
"Presiden juga menyampaikan proyek-proyek yang sudah lama mangkrak dan tidak ada progress, tetapi dalam masa pemerintahan ini, dalam waktu singkat telah berhasil diselesaikan. Contoh, Waduk Jatigede dan Tol Transjava," jelasnya.
Terhadap proyek yang masih dalam proses pembangunan, nantinya akan dipantau secara langsung ke lapangan untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan atau aspek yang dibutuhkan.
Kedua, presiden menekankan bahwa Indonesia sangat mendorong untuk menarik investasi, baik dalam negeri atau luar negeri. Paket ekonomi yang sudah dikeluarkan sejak pertengahan tahun lalu salah satunya juga ditujukan untuk memperbaiki iklim usaha. Dari pemangkasan jumlah izin, memangkas jumlah hari dalam proses perizinan, dan memberikan fasilitas atau insentif untuk investasi itu sendiri.
Ketiga, presiden menekankan pada reformasi. Dalam hal ini lebih fokus pada pengendalian inflasi, penanggulan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan kesenjangan ekonomi.
"Intinya, Indonesia adalah salah satu emerging economy yang commited kepada reform," tandasnya.
Berikut nama-nama Delegasi Standard & Poor's Rating Services yang menemui Presiden Jokowi:
1. Mr. Guy Deslondes, Managing Director, Global Head of Sovereigns & International Public Finance;
2. Mrs. Anna Hughes, Managing Director and Lead Analytical Manager, Sovereign Ratings;
3. Mr. Kyran Curry, Director, Sovereigns and International Public Finance;
4. Mr. Yeefarn Phua, Associate Director, Sovereign & International Public Finance Ratings;
5. Mr. Scott Wong, Director, Public Sector & Development Organizations, Corporate & Institutional Client, ASEAN, Standard Chartered Bank;
6. Mr. Vincent Conti, Economist, Asia-Pacific, S & P Global Ratings.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencapaian credit rating Indonesia saat ini masih relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui hingga kini belum ada investor asing yang menanamkan modalnya di Ibu Kota Nusantara (IKN)
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menceritakan jauhnya posisi Indonesia tertinggal pembangunan dari negara lain.
Baca SelengkapnyaJepang bisa turun peringkat karena pelemahan mata uang dan penurunan produktifitas.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengumpulan para investor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (4/6).
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, Indonesia telah masuk dalam daftar aksesi Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
Baca SelengkapnyaJokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaBNI Investor Daily Summit 2023 diresmikan secara langsung dengan pemukulan gong oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap optimistis target investasi di IKN dapat tercapai pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari 9 tahun menjabat, Presiden Jokowi mengaku kaget melihat angka lulusan S2 dan S3 Indonesia belum mencapai 1 persen.
Baca SelengkapnyaBank Dunia pun menawarkan kerja sama, salah satunya proyek listrik.
Baca Selengkapnya