Terobosan Sektor Penerbangan, Bioavtur Mulai Dikembangkan Sejak 2013
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia berhasil melakukan uji terbang memakai bahan bakar Bioavtur J2.4 atau avtur sawit. Dalam penerbangan ujicoba ini bahan bakar yang digunakan mengandung 2,4 persen minyak inti kelapa sawit dengan menggunakan katalis.
Sejak 2013, Kementerian Perhubungan telah menetapkan rencana aksi penurunan gas rumah kaca dengan menggunakan biovatur untuk bahan baku transportasi udara. Dalam rencana aksi tersebut telah ditetapkan penggunaan bioavtur akan ditingkatkan secara bertahap.
"Melalui keputusan Kementerian Perhubungan tahun 2013 tentang rencana aksi nasional penurunan gas rumah kaca, telah ditetapkan rencana penggunaan bioavtur dari 2 persen di tahun 2016, lalu 3 persen di tahun 2020 dan 5 persen di tahun 2025," Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Novie Riyanto dalam sambutannya di Seremoni Keberhasilan Uji Terbang CN 235 dengan Bioavtur, Tanggerang-Banten, Rabu (6/10).
-
Apa bahan bakar pesawat yang diciptakan Sutan Aswar? Melansir dari kanal Liputan6.com, inovasi brilian yang ia ciptakan itu untuk bahan bakar pesawat jenis Anson dan C-47 (pesawat Dakota) dengan kandungan oktan 91, sedangkan pesawat Stinson menggunakan oktan 80.
-
Bagaimana kelapa sawit diubah menjadi biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit yang dicampur dengan metanol atau etanol.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Dimana Minyak Inti Sawit digunakan? Minyak inti sawit banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan margarin, cokelat, dan berbagai produk olahan lainnya.
-
Kenapa bahan bakar ini diklaim ramah lingkungan? Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.
-
Apa yang diluncurkan oleh Pertamina? Pertamina secara resmi meluncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia untuk skala perusahaan migas dalam gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta Kamis, (7/9).
Di tahun 2017 tanggal 27 Desember, Kementerian Perhubungan menggandeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menandatangani kesepakatan penggunaan bahan bakar nabati pada pesawat udara. Selain itu kesepakatan tersebut juga masuk dalam RNE berkelanjutan di bandar udara.
Terobosan Sektor Penerbangan
Harus diakui, kata Novie, pengembangan bioavtur untuk bahan bakar pesawat ini menjadi isu strategis. Membutuhkan teknis yang pajang untuk meyakinkan para pemangku kepentingan. Sebab bioavtur merupakan terobosan baru dalam sektor penerbangan.
"Kami sadari pengembangan bioavtur ini isu strategis, membutuh teknis panjang untuk yakinkan stakeholder karena ini terobosan baru," kata dia.
Namun, perjalanan panjang tersebut menemukan titik cerah ketika ujicoba terbang yang dilakukan berhasil. Uji terbang dilakukan pada Kamis, 9 September 2021 menggunakan Pesawat CN 235-220 Flying Test Bed (FTB) buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dalam ujicoba tersebut dilakukan di ketinggian 10.000 kaki selama 1 jam 20 menit, sesuai dengan test sequence di sekitar Pelabuhan Ratu Sukabumi pada ketinggian 10.000 kaki.
"Kami sangat bangga kepada tim riset yang sudah menyelesaikan ini. Dengan telah berhasil uji statisik dan telah melakukan uji terbanang pada pesawat CN235 dengan hasil yang baik," kata dia.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang berkolaborasi dan memastikan Indonesia sejajar dengan negara lain yang mampu produksi bioavtur dengan sumber daya kita sendiri," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tes sudah mulai dilakukan dengan pencampuran 2,4 persen bioavtur dalam komposisi bahan bakar pesawat.
Baca SelengkapnyaPengembangan SAF merupakan salah satu upaya Pertamina dalam transisi energi, sekaligus mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Baca SelengkapnyaPesawat ini terbang dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Adi Soemarmo.
Baca SelengkapnyaSaat ini buah kelapa menjadi komoditas yang potensial untuk dikembangkan menjadi bioavtur.
Baca SelengkapnyaBioavtur dibawa pesawat terbang di atas 30-40 ribu kaki dengan temperatur -30 sampai -40 derajat Celcius
Baca SelengkapnyaUji terbang dilakukan selama satu jam, dengan melintasi area udara Pelabuhan Ratu.
Baca SelengkapnyaPertamina SAF akan diluncurkan melalui misi kolaboratif antara Pertamina dan Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertamina mendukung operasional penerbangan Indonesia dengan penyediaan avtur melalui 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan 5 kilang.
Baca SelengkapnyaIndonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan.
Baca SelengkapnyaIde untuk membuat bioavtur anyar ini dilatarbelakangi oleh melimpahnya pasokan minyak jelantah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUpaya menciptakan bahan bakar aviasi ramah lingkungan (SAF) bukan hanya menjadi inovasi semata.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, Indonesia merupakan produsen kelapa, kedua terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya