Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terungkap, 5 alasan kengototan Presiden Jokowi bentuk holding BUMN

Terungkap, 5 alasan kengototan Presiden Jokowi bentuk holding BUMN Jokowi di Rakornas TPID. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pemerintah berencana membentuk enam holding atau induk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Enam sektor yang akan di bentuk holding adalah sektor perumahan, minyak dan gas (migas), infrastruktur, perbankan, jasa keuangan, dan pangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan sinergi dalam bentuk holding ini diperlukan untuk memperkuat investasi. "Tahun ini saya sudah targetkan harus ada 'holding-holding' paling tidak enam (perusahaan)," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan pembentukan induk usaha ini bukan untuk menghilangkan BUMN. Bukan juga untuk melakukan privatisasi seluruh perusahaan BUMN.

Orang lain juga bertanya?

"Ini berbeda. Tidak menghilangkan status BUMN pada perseroan yang menjadi anak perusahaan yang sahamnya diinbrengkan. Dan juga tidak menghilangkan atau mengurangi portofolio saham negara secara absolut. Ini tekanan ini perlu saya sampaikan supaya tidak keliru nanti," katanya.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan Nantinya, pemerintah tetap menjadi pemilik holding dengan memiliki 100 persen sahamnya. Sementara, untuk anak usaha, Presiden Jokowi memerintahkan pemerintah tetap sebagai pemegang saham mayoritas.

"Dan yang ditekankan pula bahwa perusahaan yang menjadi anak dari holding company ini kepemilikannya tidak boleh kurang dari 51 persen sehingga kontrol negara tetap terjadi. Selain 51 persen dan juga tetap ada saham seri A sehingga kontrol negara tetap terjadi," jelasnya.

Lalu apa yang mendasari kengototan Presiden Jokowi untuk membangun holding BUMN ini? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.

Pembangunan tak lagi bergantung APBN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan tujuan dari pembentukan holding ialah memperkuat kapasitas pembangunan negara melalui perusahaan pelat merah. Nantinya, pemerintah menginginkan pembangunan tidak lagi bergantung pada dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)."Jadi kita bisa mendorong BUMN melakukan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia tanpa mengganggu APBN. Penekanan yang pertama itu," ujarnya saat ditemui seusai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi membahas pembentukan holding di Kantor Presiden, Jakarta.Menurutnya, holding akan memperkuat kapasitas BUMN untuk mencari pendanaan pembangunan. "Untuk itu harus juga punya kapasitas yang kuat untuk dapat mencari dana," ucapnya.

BUMN bisa menjadi perusahaan kelas dunia

Presiden Jokowi mengatakan peran BUMN sangat besar di Indonesia. Selain mengelola sumber daya alam, BUMN juga menjadi lokomotif penggerak roda perekonomian nasional. Untuk itu, kata Jokowi, pembentukan induk usaha holding ini harus segera diwujudkan.Dia menambahkan pembentukan holding BUMN ini justru ingin memperkuat BUMN. Sehingga BUMN bisa keluar kandang dan bisa menjadi perusahaan kelas dunia."Saya harapkan bahwa pengelolaan BUMN dijalankan berdasarkan paradigma yang menempatkan BUMN sebagai sebuah korporasi bisnis yang tentu saja hal ini sesuai dengan juga putusan yang diambil oleh MK. Dan juga jangan lagi BUMN kita ada intervensi-intervensi ke perusahaan BUMN sehingga kita sekali lagi dapat mengikuti perkembangan, dan BUMN kita bisa bersaing, berkompetisi di dalam skala global," pungkasnya.

Memperkuat permodalan BUMN

Menurut Presiden Jokowi, pembentukan holding diperlukan untuk memperkuat investasi dan memudahkan permodalan bagi BUMN. Dia meminta sejumlah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor serupa dapat bersinergi untuk memperkuat modal, tidak bekerja sendiri-sendiri.Presiden juga menyarankan agar sejumlah bank pembangunan daerah dapat saling membantu. "DKI dengan kekuatan yang besar, Bank DKI, bisa membantu BPD-BPD yang lain kalau itu ada," ujar Jokowi.

Dana BUMN bisa tersalurkan ke sektor produktif

Presiden Jokowi mengatakan, dengan adanya holding, sejumlah dana yang berada di bank-bank BUMN bisa digerakkan ke sektor-sektor produktif atau riil. Dia berharap jika nantinya sejumlah bank itu bersinergi maka akan menggerakkan dana yang ada agar lebih produktif dan memberikan margin yang lebih besar kepada perusahaan dan juga kepada sektor riil masyarakat."Tidak bisa lagi (dana) kita taruh harus seperti itu dan hanya mengharapkan bunga yang tinggi. Menurut saya bukan pendidikan yang baik dan ini harus diubah," tegas Presiden.Presiden mengharapkan dengan demikian terjadi sinkronisasi antara kebijakan moneter dengan kebijakan sektor riil agar tepat sasaran.

Holding BUMN bisa seperti milik Singapura dan Malaysia

Presiden Joko Widodo telah menerima laporan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno dan beberapa menteri lainnya soal usulan pembentukan holding BUMN. Langkah ini dinilai akan membuat BUMN menjadi lebih sehat, kuat, dan menghindarkan perusahaan pelat merah dari praktik yang sangat rentan untuk ditempeli kekuatan partai politik ataupun kekuatan politik tertentu.Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menjelaskan, Presiden Jokowi memerintahkan agar proses pembentukan holding BUMN dilakukan secara hati-hati. Selain itu, pembentukan holding BUMN harus memperhatikan efektivitas, sinergi dan sekaligus juga diharapkan agar membuat BUMN menjadi lebih ramping dan gesit."Ada enam holding yang tadi disampaikan dan diminta Presiden dan Wapres untuk dikaji lebih mendalam. Dari enam usulan tersebut, secara rinci akan dijelaskan oleh kementerian terkait apabila sudah final. Prinsipnya, dalam jangka panjang akan menjadi kekuatan seperti Temasek di Singapura atau holding lain di negara lain, termasuk Malaysia," kata Pramono di Kantor Presiden, Jakarta.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Kasih Dana Fantastis untuk PT Wijaya Karya
Jokowi Kasih Dana Fantastis untuk PT Wijaya Karya

Penambahan pernyataan modal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha

Baca Selengkapnya
Masih Banyak Pihak Tanya Alasan Pemindahan Ibu Kota, Jokowi Kasih Paham
Masih Banyak Pihak Tanya Alasan Pemindahan Ibu Kota, Jokowi Kasih Paham

Masih banyak pihak yang menanyakan alasan pemindahan Ibu Kota ke IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?

Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pegang Data Parpol: Saya Tahu Mereka Menuju ke Mana
Jokowi Pegang Data Parpol: Saya Tahu Mereka Menuju ke Mana

Jokowi mengaku data yang diterimanya terkait parpol sangat lengkap.

Baca Selengkapnya
Jokowi Panggil Rosan Roeslani, Beri Arahan Target Investasi hingga Investor Asing untuk IKN
Jokowi Panggil Rosan Roeslani, Beri Arahan Target Investasi hingga Investor Asing untuk IKN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung memberikan arahan kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani setelah dilantik pada hari Senin (19/8) kemarin.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir: 7 BUMN Statusnya Masih Sakit
Erick Thohir: 7 BUMN Statusnya Masih Sakit

Dari 47 BUMN setelah holdingisasi, ada 7 BUMN yang kurang sehat.

Baca Selengkapnya
Cerita Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Wujudkan Gagasan Soeharto Pindahkan Ibu Kota
Cerita Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Wujudkan Gagasan Soeharto Pindahkan Ibu Kota

Presiden RI pertama, Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk memindahkan ibu kota.

Baca Selengkapnya
Jokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN
Jokowi Senang Banyak Investor Swasta Masuk IKN

Menurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Kepemimpinan Jokowi, Realisasi Investasi Capai Rp9.117 Triliun dan Ciptakan 13,8 Juta Lapangan Kerja
10 Tahun Kepemimpinan Jokowi, Realisasi Investasi Capai Rp9.117 Triliun dan Ciptakan 13,8 Juta Lapangan Kerja

Rosan menyebut, realisasi investasi pada kepemimpinan 10 tahun Presiden Jokowi berdampak pada penciptaan 13,8 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024

Jokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Presiden Selanjutnya: Paling Penting Berani dan Konsisten Majukan Bangsa
Jokowi ke Presiden Selanjutnya: Paling Penting Berani dan Konsisten Majukan Bangsa

"Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten," kata Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan 10 Juni Sebagai Hari Kewirausahaan Nasional
Jokowi Tetapkan 10 Juni Sebagai Hari Kewirausahaan Nasional

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan tanggal 10 Juni sebagai Hari Kewirausahaan Nasional.

Baca Selengkapnya