Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terus meningkat, transaksi repo antar bank tembus Rp 1,8 triliun

Terus meningkat, transaksi repo antar bank tembus Rp 1,8 triliun Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat nilai transaksi penjualan surat berharga dengan syarat dibeli kembali (repurchase agreement/repo) terus meningkat. Transaksi repo antarbank sudah mencapai Rp 1,8 triliun, atau semakin mendekati proyeksi Rp 5 triliun pada akhir tahun.

Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI, Nanang Hendarsyah mengatakan, peningkatan itu terjadi menjelang perubahan instrumen bunga acuan dari BI Rate menjadi bunga repo bertenor 7 hari pada Agustus 2016 mendatang.

"Sekarang masih sekitar Rp 1,8 triliun dibandingkan periode Januari-Februari 2016 nol (0)," ujar dia di kantornya, Jakarta, Kamis (21/7).

Nanang mengatakan, minat perbankan untuk memasok likuiditas dari transaksi repo juga meningkat. Hingga Kamis ini, kata dia, 64 bank, termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) sudah menyepakati Global Master Repurchase Agreement (GMRA). Sementara yang aktif melakukan transaksi repo sebanyak 25 bank.

"Kami masih 'stick' (tetap) menjadi '7 Days Repo' karena akan menjadi kanal utama transaksi kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan," jelas dia.

Diharapkan pada akhir tahun, transaksi repo dapat mencapai Rp 5 triliun. Dia optimistis target itu dapat tercapai. Terlebih, saat ini perbankan juga sudah beralih dari kegiatan meminjam likuiditas antarbank tanpa agunan di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) ke transaksi repo.

Tercatat, transaksi pinjam meminjam likuiditas antar bank tanpa agunan atau Pasar Uang Antar Bank (PUAB) kini stagnan di Rp 11 triliun per hari.

"Dan kita harapkan repo akan mencakup bukan hanya bank, industri keuangan non bank juga kita dorong untuk repo tentunya koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan," ujar dia.

Bank Indonesia mendorong transaksi repo untuk lebih aktif digunakan, karena akan mengurangi segmentasi pasar. Transaksi repo membutuhkan agunan sebagai jaminan meminjam likuiditas. Dengan adanya agunan ini, bank-bank besar sudah tidak khawatir lagi meminjamkan likuiditas kepada bank-bank kecil. Selain itu, 'credit line' antarbank akan lebih terbuka.

BI juga pada 19 Agustus 2016 secara resmi akan mengganti instrumen suku bunga acuan BI Rate yang bertenor 12 bulan menjadi Repo Rate yang bertenor 7 hari (7-Day Repo Rate). Penggantian instrumen bunga acuan ini agar mempercepat transmisi kebijakan moneter ke sektor riil.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya

Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Data OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 13,09 Persen Jadi Rp7.310 Triliun
Data OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 13,09 Persen Jadi Rp7.310 Triliun

Penyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan Tembus Rp7.507 Triliun, Paling Banyak Disalurkan BUMN
Kredit Perbankan Tembus Rp7.507 Triliun, Paling Banyak Disalurkan BUMN

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi.

Baca Selengkapnya
Kredit Korporasi Tumbuh 18 Persen Hingga April 2024, OJK: Tunjukkan Pemulihan Setelah Pemilu 2024
Kredit Korporasi Tumbuh 18 Persen Hingga April 2024, OJK: Tunjukkan Pemulihan Setelah Pemilu 2024

pertumbuhan kredit korporasi yang sebesar 18,45 persen ini lebih besar dibanding pencapaian pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang sebesar 13,09 persen.

Baca Selengkapnya
Jangan Anggap Remeh, Volume Transaksi Agen BRILink Tembus Rp1.427 Triliun di 2023
Jangan Anggap Remeh, Volume Transaksi Agen BRILink Tembus Rp1.427 Triliun di 2023

Volume transaksi agen BRILink mencapai 1.427 triliun di tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Transaksi kripto di Indonesia Tembus Rp10,4 Triliun, Jumlah Pelanggan Naik 466.000 Tiap Bulan
Transaksi kripto di Indonesia Tembus Rp10,4 Triliun, Jumlah Pelanggan Naik 466.000 Tiap Bulan

Jika ditotal dari Januari-Agustus 2023, total nilai transaksi aset kripto sebesar Rp86,45 triliun.

Baca Selengkapnya
OJK: Tabungan Orang Indonesia Naik Menjadi Rp8.441 Triliun di Februari 2024
OJK: Tabungan Orang Indonesia Naik Menjadi Rp8.441 Triliun di Februari 2024

Berdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.

Baca Selengkapnya
Bank BTN Raup Laba Bersih Rp1,5 Triliun di Semester I-2024
Bank BTN Raup Laba Bersih Rp1,5 Triliun di Semester I-2024

Bank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Baru 3 Bulan, BCA Sudah Kantongi Laba Rp12,9 Triliun pada Kuartal I-2024
Baru 3 Bulan, BCA Sudah Kantongi Laba Rp12,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Dalam waktu 3 bulan, BCA sudah meraup keuntungan Rp12,9 triliun di awal tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Jadi Penyalur Gaji PNS, Bank Muamalat Kumpulkan Dana Murah hingga Rp21,7 Triliun di Semester I-2024
Jadi Penyalur Gaji PNS, Bank Muamalat Kumpulkan Dana Murah hingga Rp21,7 Triliun di Semester I-2024

Pertumbuhan dana murah Bank Mualamat pada semester I-2024 sebanyak Rp21,7 triliun.

Baca Selengkapnya
Uang Beredar di Bulan Juni 2024 Tembus Rp9.026 triliun
Uang Beredar di Bulan Juni 2024 Tembus Rp9.026 triliun

Peredaran uang di bulan Juni 2024, tumbuh 7,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya