Tes Covid-19 RT Lamp Saliva, Tanpa Colok Hidung Akurasi Lebih Baik dari Antigen
Merdeka.com - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), melalui anak usaha KalGen Innolab menawarkan inovasi testing COVID-19 dengan menggunakan metode RT Lamp Saliva atau menggunakan sampel air liur. Metode RT Lamp ini tergolong baru dalam testing COVID-19 karena dikategorikan tes diagnostik, bukan rapid test sehingga akurasinya lebih baik dari rapid test Antigen.
Metode RT LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2. RT LAMP adalah tes molekular yang termasuk dalam kategori NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021.
"Kalbe berharap inovasi testing COVID-19 dengan metode RT LAMP Saliva ini dapat membantu bagi percepatan program testing yang sedang digiatkan oleh pemerintah saat ini," kata Head External Communication PT Kalbe Farma, Hari Nugroho, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (30/6).
-
Bagaimana proses tes kesehatan capres? Proses ini terdiri dari beberapa tahap, termasuk anamnesis (pengumpulan riwayat kesehatan), pemeriksaan jiwa dan adiksi NAPZA, serta pemeriksaan fisik oleh berbagai spesialis medis seperti penyakit dalam, jantung, paru-paru, bedah, neurologi, mata, dan banyak lainnya.
-
Bagaimana alat deteksi kanker paru-paru ini bekerja? Ketika isoprene dalam napas mengenai permukaan nanoflakes ini, terjadi pelepasan elektron yang dapat diukur secara presisi.
-
Bagaimana cara uji emisi dilakukan? Uji emisi dilakukan dengan memasang alat pendeteksi gas pada knalpot kendaraan yang sedang hidup.
-
Siapa yang mengembangkan alat deteksi kanker paru-paru ini? Mereka sedang mengembangkan sebuah alat diagnosis inovatif yang hanya memerlukan embusan napas untuk mendeteksi tanda-tanda kanker paru-paru.
-
Dimana teknologi ini diuji coba? Dalam penelitian mereka menyebutkan bahwa sinyal WiFi dapat mengintip ruangan-ruangan melalui dinding. Ketika ruangan tersebut menangkap sinyal WiFi lalu akan muncul huruf alfabet berbentuk 3D. Namun, teknologi ini masih dalam tahap uji coba untuk bisa sampai mengintip ke dalam isi rumah-rumah pribadi masyarakat.
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
"Metode RT Lamp dengan sampel air liur ini memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes COVID-19. Tidak perlu dicolok hidungnya, cukup menggunakan air liur dan memberikan hasil dengan akurasi yang tinggi," lanjut Hari.
IVD Division Research Manager Stem Cell and Cancer Institute, Akterono D Budiyati mengatakan, performa akurasi tes RT Lamp dengan sampel air liur ini juga tinggi, sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen.
Akterono menambahkan pengambilan sampel air liur ini tidak membutuhkan alat khusus dan tidak menimbulkan resiko muntah ataupun hidung sensitif, di mana hal ini sangat memudahkan bagi anak-anak termasuk orang yang hipersensitif.
"Saat ini pemeriksaan Covid-19 dengan RT Lamp Saliva telah dilakukan di berbagai negara antara lain Jepang, Vietnam, Hongkong, Inggris, Belanda, Swedia, Spanyol, Jerman, Kanadadan Selandia Baru," kata Direktur KalGen Innolab, Henry Sukardi.
Biaya Rp 420.000
Pemeriksaan RT Lamp di Indonesia sendiri telah dapat dilayani oleh Laboratorium Klinik KalGen Innolab dengan merk InnoLAMP yang melayani masyarakat umum atau sebagairujukan dari fasilitas kesehatan yang bekerjasama, terutama untuk area Jabodetabek.
InnoLAMP melengkapi rangkaian tes terkait Covid 19 yang dimiliki Kalgen Innolab, termasuk tes PCR, rapid antigen, antibodi (serologi) SARS-COV-2, IL-6, D-Dimer, PT, PTT dan lain sebagainya.
"Saat ini biaya yang dibebankan untuk tes RT Lamp Saliva sebesar Rp 420 ribu, dan hasil dapat diketahui dalam 9 jam," tambah Henry.
Meskipun saat ini pemeriksaan RT Lamp Saliva telah mendapatan ijin edar dari Kementerian Kesehatan, karena menggunakan metode deteksi molekuler atau Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) dengan teknologi RT-LAMP seperti RT-PCR, namun sayangnya pemeriksaan RT Lamp Saliva ini masih dalam proses untuk mendapat persetujuan sebagai dokumen persyaratan perjalanan.
"Kami berharap secepatnya mendapatkan persetujuan dari regulator terkait, agar dapat menjadi alternatif pemeriksaan COVID-19," tambah Henry lagi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit kanker paru-paru bisa dideteksi secara dini hanya melalui embusan napas.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaWarna, tekstur, dan cairan lidah bisa menggambarkan kesehatan seseorang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur kini telah menyediakan alat Skrining HIV Mandiri (SHM).
Baca SelengkapnyaHasil penelitian terbaru menemukan cara yang bisa dilakukan untuk mempersingkat pemulihan pada anak.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan produk tembakau alternatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk menurunkan prevalensi merokok.
Baca SelengkapnyaGoogle bekerja sama dengan Salcit Technologies untuk mengembangkan AI yang menganalisis suara batuk guna mendeteksi penyakit, terutama di daerah terpencil.
Baca SelengkapnyaKajian ilmiah yang komprehensif dan menyeluruh perlu segera dilakukan oleh pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan.
Baca SelengkapnyaMochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat
Baca SelengkapnyaAlat deteksi dini kanker serviks pakai AI ini jadi kabar bahagia bagi perempuan.
Baca SelengkapnyaPenjelasan dokter soal ibu hamil boleh mengonsumsi obat TBC
Baca Selengkapnya