Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

TGRA siapkan USD 1 miliar garap energi terbarukan di Timur Indonesia dan Australia

TGRA siapkan USD 1 miliar garap energi terbarukan di Timur Indonesia dan Australia Pantai Pandansimo pakai energi terbarukan. ©2015 Merdeka.com/kresna

Merdeka.com - PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menargetkan dapat membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas 500 megawatt (MW) hingga 2023 mendatang. Guna mewujudkan target ini, perusahaan membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga USD 1 miliar. Perusahaan memperkirakan pendanaan itu akan dipenuhi dalam bentuk pinjaman sebesar 70 persen dan sisanya atau 30 persen dari kas internal.

Managing Director TGRA, Lasman Citra mengatakan, perusahaan juga memiliki rencana right issue di tahun depan. Adapun sepanjang tahun ini perseroan telah menyerap Rp 28 miliar. Total yang dianggarkan oleh perusahaan adalah sekitar Rp 50 - Rp 60 miliar untuk equity.

"Karena kalau capex, kan pada saat pembangkit beroperasi," jelas Lasman di Jakarta, Selasa (14/8).

Orang lain juga bertanya?

Dalam beberapa tahun ke depan, TGRA akan fokus ke investasi sehingga diharapkan akan mendapat hasil maksimal ketika pembangkit telah mulai beroperasi. Ibaratnya ladang, masa panen tak akan kunjung datang tanpa menanam.

Sejauh ini, Terregra masih bertumpu dari modal sendiri termasuk dana dari hasil initial public offering (IPO) yang digelar pada Mei 2017 lalu. Saat IPO, emiten bersandi saham TGRA di Bursa Efek Indonesia tersebut meraih dana segar Rp 110 miliar atas penjualan 20 persen saham. Adapun kebutuhan dana menurutnya akan dipenuhi secara bertahap karena menggunakan skema turnkey lumpsum, artinya ketika proyek sudah COD baru dilakukan pembayaran pada kontraktor. Ini berarti TGRA tidak bisa lagi mengandalkan full equity.

Meski begitu kata Lasman pihaknya tetap harus meningkatkan ekuitas karena pembiayaan eksternal biasanya menggunakan skema 30:70, artinya 30 persen kebutuhan investasi harus dari kocek sendiri. Karena itu, selain pinjaman pihak ketiga, TGRA juga membidik dana lewat aksi korporasi, termasuk right issue. Ada juga opsi menerbitkan medium term notes.

"Untuk memenuhi kebutuhan investasi USD 1 miliar, kami butuh tambahan ekuitas sebesar USD 200 juta - USD 300 juta," kata Lasman.

Sementara untuk kebutuhan investasi tahun ini, TGRA sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham mencari pendanaan eksternal hingga Rp 500 miliar. TGRA sendiri sudah melakukan pembicaraan dengan SMI dan sejumlah bank asing yang concern terhadap pengembangan renewable energy.

Khusus bisnis solar power sendiri, dijelaskan Lasman, TGRA fokus di wilayah Indonesia Timur dalam bentuk proyek rooftop. Skema bisnis ini business to business, di mana perangkat dipasang langsung ke user seperti hotel, vila maupun perkantoran. Tarif yang dibebankan tergantung jumlah pemakaian user. Bisnis rooftop TGRA dioperasikan oleh anak usaha bernama PT Ananta Surya Kencana (ASK).

Hingga akhir 2018 menurut Lasman ASK akan memasang rooftop dengan kapasitas 2-3 MW. Sementara sekitar 15 lokasi sedang dalam tahap negoisasi pemasangan rooftop. Semuanya fokus di Indonesia Timur karena pertimbangan tingkat radiasi matahari yang berbeda hingga 30% dibanding Bagian Barat Indonesia.

Pengembangan EBT dari sumber daya solar power bahkan dilakukan Terregra hingga Australia Selatan. Ada lima proyek PLTS yang dikembangkan dengan kapasitas masing-masing 5 MW. Untuk setiap proyek, TGRA menggelontorkan investasi sebesar 1,7 juta dolar Australia dan masuk tahap development approval.

Lasman mengatakan izin pengembangan PLTS di Australia relatif tak rumit karena hanya butuh dua izin, sementara proses konstruksi engineeringnya hanya butuh waktu sekitar 6 bulan, kondisinya berbeda dengan di Indonesia yang butuh hingga 30 perizinan.

Meski semua proyek masih dalam tahap investasi, TGRA berharap pemodal tak galau sebab untuk revenue di tahun 2018, masih akan dikontribusi dari bisnis legacy yakni penjualan barang dan jasa pembangkit listrik.

Karena itu Lasman meyakini hingga akhir 2018 angka penjualan TGRA akan tumbuh sebesar 150 persen - 200 persen. Target itu menurutnya merupakan lanjutan dari capaian kinerja 2017 di mana pendapatan perseroan tercatat melonjak 243,79 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 37,92 miliar. Sementara laba bersih sejumlah Rp 857,94 juta atau 452,26 persen (yoy) pada 2017.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
RGE Beberkan Upaya Dukung Transisi Energi dan Ekonomi Hijau di ISF 2024
RGE Beberkan Upaya Dukung Transisi Energi dan Ekonomi Hijau di ISF 2024

Pembahasan mengenai hal ini diangkat dalam sesi pleno bertajuk 'Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions'.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tawarkan Eropa Investasi 3.687 Gigawatt Energi Baru Terbarukan
Pemerintah Tawarkan Eropa Investasi 3.687 Gigawatt Energi Baru Terbarukan

Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target bebas emisi pada tahun 2060.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Blak-blakan Indonesia Butuh Dana Rp4.000 Triliun untuk Transisi Energi
Sri Mulyani Blak-blakan Indonesia Butuh Dana Rp4.000 Triliun untuk Transisi Energi

Pemerintah Indonesia terus menciptakan berbagai instrumen keuangan untuk mendukung transisi energi.

Baca Selengkapnya
ESDM: Indonesia Butuh Rp220 Triliun buat Investasi Energi Baru Terbarukan
ESDM: Indonesia Butuh Rp220 Triliun buat Investasi Energi Baru Terbarukan

Sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaannya mencukupi dan melimpah untuk dijadikan sumber listrik .

Baca Selengkapnya
Luhut Pede Prabowo Subianto Lanjutkan Kelola Energi Hijau Indonesia di Masa Depan
Luhut Pede Prabowo Subianto Lanjutkan Kelola Energi Hijau Indonesia di Masa Depan

Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).

Baca Selengkapnya
PT GRP Dapat Investasi dari IFC Rp927 Miliar buat Tingkatkan Produksi Baja Rendah Karbon
PT GRP Dapat Investasi dari IFC Rp927 Miliar buat Tingkatkan Produksi Baja Rendah Karbon

Permintaan baja global diperkirakan meningkat 30 persen pada tahun 2050.

Baca Selengkapnya
Dukung Transisi Energi, MedcoEnergi Genjot Produksi Gas Hingga 70 Persen
Dukung Transisi Energi, MedcoEnergi Genjot Produksi Gas Hingga 70 Persen

Perusahaan tengah mengeksplorasi potensi penyimpanan CO2 di reservoir yang dioperasikan di lepas pantai antara Singapura dan Malaysia.

Baca Selengkapnya
Naik 60 Persen, Perusahaan Migas Rukun Raharja Raup Laba USD 16 Juta di Kuartal II-2024
Naik 60 Persen, Perusahaan Migas Rukun Raharja Raup Laba USD 16 Juta di Kuartal II-2024

Waktu bersamaan, pendapatan perseroan melonjak 67 persen secara tahunan atau year on year (yoy), mencapai USD 123,5 juta.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Lifting Minyak, SKK Migas Butuh Investasi USD186,7 M Hingga 2023
Kejar Target Lifting Minyak, SKK Migas Butuh Investasi USD186,7 M Hingga 2023

SKK Migas menargetkan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari hingga 2030.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat

GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.

Baca Selengkapnya
SKK Migas Kejar Target Investasi Hulu Migas Rp237 Triliun Tahun Ini
SKK Migas Kejar Target Investasi Hulu Migas Rp237 Triliun Tahun Ini

Peningkatan produksi migas di Indonesia masih membutuhkan investasi.

Baca Selengkapnya
Singapura Bakal Investasi Rp929 Miliar di IKN untuk Bangun PLTS
Singapura Bakal Investasi Rp929 Miliar di IKN untuk Bangun PLTS

Rosan menjelaskan Sembcorp berminat akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell.

Baca Selengkapnya