Tiga BUMN kerja bareng bangun PLTG pertama untuk bandara
Merdeka.com - PT Angkasa Pura II, PT Perusahaan Gas Negara dan PT Wijaya Karya (WIKA) menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan pembangkit listrik Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur AP II Budi Karya Sumandi, Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso dan Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, di kantor Kementerian BUMN di Jakarta.
Budi memastikan, pembangkit untuk bandara seperti ini menjadi pertama di Indonesia. Pembangunan proyek membutuhkan waktu satu tahun ke depan.
"Sampai 3 bulan itu finalisasi dan mulai konstruksi. Kurang lebih satu tahun tiga bulan. Ini akan jadi pertama di bandara Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (11/5).
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
-
Kapan lift luar angkasa diperkirakan mulai beroperasi? Obayashi Corp. yang berbasis di Tokyo berencana membangun lift ruang angkasa operasional pada pertengahan abad, surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun melaporkan pada 22 Februari 2012.
-
Kapan IKN diharapkan selesai dibangun? Rencana pembangunan IKN sebenarnya ditargetkan berjalan sejak 2020 dan diharapkan selesai pada 2045.
-
Dimana pabrik itu akan dibangun? Arkeolog di Jepang menemukan timbunan sekitar 100.000 koin di Kota Maebashi, sekitar 100 kilometer barat laut Tokyo.
-
Kapan Stasiun Luar Angkasa Baru akan digunakan? Proyek ini sangat penting karena akan menjadi tempat tinggal dan laboratorium bagi NASA dan perusahaan komersial lainnya di orbit rendah Bumi setelah ISS pensiun.
Menurut Budi, ide pembangunan pembangkit listrik untuk bandara seperti ini sudah lama direncanakan, namun tidak terealisasi. Melalui sinergi kali ini, Budi berharap pembangkit bisa terealisasi dengan kapasitas 60 MW.
"Kebutuhan listrik bandara itu besar dan makin akan besar. Sekarang kita bangun 60 MW dan akan datang bisa 150 MW," ucap Budi.
"Kalaupun 150 MW kita hanya memproduksi 60 MW tahap awal, kecuali diizinkan tambah. Sinergi dengan PLN tetap ada. Jadi kita punya suplai listrik berlapis. Dari kita ada, PLN ada dan juga backup genset," sambung Budi.
Sesuai perjanjian kerja sama, ketiga BUMN akan mengembangkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Bandara Soekarno Hatta. PGN sebagai BUMN gas akan memasok kebutuhan gas bumi bagi pembangkit listrik tersebut.
Sementara WIKA, sebagai BUMN konstruksi akan melakukan proses pengadaan jasa konsultan penyusunan feasibilty study dan mengkoordinasikan dengan pihak lainnya. PT Angkasa Pura II yang merupakan pengelola Bandara Soetta akan menjadi pengguna utama dari produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTG tersebut.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengatakan, pembangunan pembangkit listrik di Bandara Soetta merupakan terobosan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Sebagai BUMN gas, PGN terus berusaha dan mengambil inisiatif untuk memperluas penggunaan gas bumi di berbagai sektor ekonomi di Indonesia.
"Gas bumi dapat menjadi bagian dari solusi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, termasuk di Bandara Soetta," kata Hendi.
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo menambahkan, melalui sinergi yang melibatkan tiga BUMN proyek pembangunan pembangkit listrik Bandara Soetta dapat berjalan maksimal.
Dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, proyek ini diharapkan dapat diwujudkan tepat waktu dan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
"WIKA akan memberikan dukungan penuh bagi terwujudnya proyek PLTG di bandara Soetta. Sinergi bersama antara WIKA, PGN dan AP II akan semakin memperkuat peran strategis BUMN," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara garis besar, pembangunan LRT Bali rencananya akan dimulai di 2024 dengan masa pengerjaan sekitar 3 tahun.
Baca SelengkapnyaPengerjaan proyek LRT Velodrome-Manggarai saat ini baru memasuki pemagaran area kerja sebagai upaya persiapan pembangunan secara matang.
Baca SelengkapnyaGroundbreaking dijadwalkan pada September 2024 dengan nilai investasi total USD 20 miliar.
Baca SelengkapnyaErick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.
Baca SelengkapnyaErick mengatakan, merger BUMN Karya membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.
Baca SelengkapnyaSelama bulan Juli ini hanya 8 hari pembangunan bandara bisa dilakukan secara masif.
Baca SelengkapnyaBUMN yang dilebur ini tidak akan lagi adu tender jika terdapat satu proyek.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, PTPP mengerjakan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan 10 di antaranya telah diselesaikan.
Baca SelengkapnyaRencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mendapat dukungan dari 14 penglingsir Puri Agung di Bali.
Baca SelengkapnyaSetelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.
Baca SelengkapnyaPembangunan diharpkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan memfasilitasi perdagangan dan distribusi barang.
Baca SelengkapnyaPeletakan batu pertama masih belum dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnya