Tiga Ramalan CEO Dunia yang Bisa jadi Pertimbangan Berbisnis di 2021
Merdeka.com - Pandemi Virus Corona memukul hampir seluruh lapisan hidup masyarakat. Bisnis berhenti, hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di mana-mana. Banyak masyarakat menjadi miskin, dan negara-negara berupaya menyelamatkan diri dari zona krisis dengan melakukan berbagai upaya.
Tak pelak, kondisi ini membuat sepanjang 2020 muncul pesimisme di kalangan dunia usaha. Tidak ada yang berani melebarkan usaha apalagi membuka usaha baru di tengah ketidakpastian kapan pandemi bisa segera berakhir.
Setelah satu tahun, pemilik dana atau pengusaha kini menghadapi dua tantangan mendasar. Pertama, bagaimana membangun kepercayaan dengan berbagai pemangku kepentingan, yang ekspektasi bisnisnya lebih tinggi dari sebelumnya.
-
Apa kata motivasi bisnis sukses yang membahas tentang tantangan? Usaha keras yang tak kunjung berbuah manis memang sering menyesak di dada dan membuatmu malas melangkah. Tapi ingat hidup akan terus berjalan meski kamu diam di tempat, jadi bergegaslah jika tak ingin ketinggalan.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Apa yang harus dilakukan ketika bisnis berkembang? Ketika bisnis mulai berkembang, sudah sepatutnya Anda melibatkan atau merekrut orang lain untuk menangani hal-hal teknis atau operasional. Tugas Anda setelah merekrut orang yaitu meluangkan waktu untuk merumuskan bagaimana bisnis bisa menjadi lebih besar.
-
Bagaimana cara mendapat kepercayaan? Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.“
-
Mengapa pengusaha rela mengeluarkan biaya besar? 'Setiap kalori harus berjuang untuk hidupnya,' kata Jhonson.
-
Siapa yang harus membangun kepercayaan? Dengan pendekatan yang penuh kasih dan saling menghormati, Anda dan pasangan dapat membangun kepercayaan yang kokoh, yang akan menjadi dasar bagi hubungan bahagia dan langgeng.
Kedua, bagaimana menyesuaikan bisnis mereka dan memberikan hasil yang berkelanjutan dalam lingkungan eksternal yang berubah dengan cepat. Organisasi yang mengambil langkah tepat dalam kedua hal itu akan berada pada posisi terbaik untuk keluar dari pandemi ini sebagai bisnis yang kuat, tangguh, dan produktif, yang mampu menahan guncangan di masa depan.
Dalam menghadapi gejolak ke depan, setidaknya ada tiga ramalan CEO yang bisa menjadi bahan pertimbangan berbisnis di 2021. Ramalan ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PwC Global CEO Survey Tahunan ke-24, yang tahun ini menyurvei 5.050 CEO di 100 negara selama Januari dan Februari 2021 dikutip merdeka.com, Jakarta, Selasa (27/4).
76 Persen CEO Yakin Ekonomi Global Segera Pulih
Satu tahun setelah Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, para CEO menyuarakan tingkat optimisme yang tinggi terhadap pemulihan ekonomi global, di mana 76 persen pemimpin bisnis global meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan membaik pada 2021.
Optimisme di antara para CEO terhadap pertumbuhan ekonomi global sangat kuat di Amerika Utara dan Eropa Barat, dengan masing-masing 86 persen dan 76 persen CEO dari kawasan ini memperkirakan adanya peningkatan pertumbuhan global di tahun mendatang.
"Setelah setahun tragedi kemanusiaan dan kesulitan ekonomi yang luas, sungguh menggembirakan untuk melihat bahwa orang-orang yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan investasi dan mempekerjakan staf merasa optimistis namun tetap berhati-hati tentang tahun mendatang. Para CEO yakin bahwa ekonomi akan kembali tumbuh, didorong oleh perkembangan pesat dari vaksin dan peluncurannya di berbagai belahan dunia," kata Bob Moritz, Chairman of the PwC Network melalui keterangannya, Jakarta, Selasa (27/4).
Sepanjang tahun lalu yang dipenuhi gejolak, para CEO harus memikirkan kembali dan mengkonfigurasi ulang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukan perubahan bisnis, sembari menangani neraca yang meregang dan mendukung karyawan yang terpaksa menghadapi keadaan luar biasa ini.
CEO Ramal Pertumbuhan Pendapatan Mulai Terjadi Tahun Ini
CEO berkeyakinan bahwa pertumbuhan pendapatan akan kembali membaik ke posisi rata-rata pendapatan jangka panjang. Para CEO lebih optimistis tentang prospek bisnis mereka. Sekitar 36 persen dari mereka yang disurvei mengatakan sangat yakin tentang prospek pertumbuhan pendapatan organisasi mereka selama 12 bulan ke depan, naik dari 27 persen CEO pada 2020.
Meskipun keyakinan secara global meningkat, terdapat variasi yang luas di seluruh industri, yang mencerminkan tingkat yang berbeda-beda dari pengaruh pandemi terhadap perilaku konsumen. Para CEO di sektor teknologi dan telekomunikasi menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi, masing-masing sebesar 45 persen dan 43 persen.
Sementara itu, para CEO di sektor transportasi dan logistik (29 persen) serta perhotelan dan rekreasi (27 persen) termasuk yang paling pesimistis tentang kemampuan mereka untuk meningkatkan pendapatan selama 12 bulan ke depan.
AS Terus Memimpin di Atas China
Amerika Serikat (AS) masih bertahan sebagai negara tujuan terbaik untuk mencapai pertumbuhan bisnis. Temuan survei menunjukkan bahwa AS masih unggul sebagai pasar nomor satu yang diharapkan oleh para CEO untuk mencapai pertumbuhan selama 12 bulan ke depan.
Perkembangan politik baru dan ketegangan yang ada telah berdampak pada pandangan para CEO AS. Mereka mengurangi penekanan terhadap Tiongkok sebagai pendorong pertumbuhan dan meningkatkan fokus mereka pada Kanada dan Meksiko.
Dibandingkan tahun 2020, minat para CEO AS terhadap kedua negara tersebut naik 78 persen. Sementara itu, para CEO Tiongkok melaporkan peningkatan minat terhadap negara-negara besar seperti AS, Jerman, dan Jepang - negara-negara tujuan utama ekspor.
Dengan 17 persen, Jerman bertahan di posisi ketiga pada peringkat negara tujuan untuk pencapaian pertumbuhan, sementara Inggris, pasca-Brexit, naik ke nomor empat (11 persen), melampaui India (8 persen). Jepang juga naik peringkat menjadi negara tujuan keenam yang paling menarik untuk mencapai pertumbuhan, menyalip Australia yang menempati posisi itu tahun lalu.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendekati akhir tahun 2023, antusiasme untuk menyambut tahun 2024 mulai tumbuh. Terlebih lagi, keputusan Pemerintah tentang jadwal hari libur nasional dan cuti.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSudah ada tiga pasang bakal capres-cawapres yang akan maju dan berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaPara capres dan cawapres mulai mendaftarkan diri di KPU.
Baca SelengkapnyaDi era saat ini, banyak pilihan investasi mulai dari saham hingga obligasi, yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mengelola risiko dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaTransformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.
Baca SelengkapnyaUntuk mengejar pertumbuhan optimal, perusahaan harus melakukan tinjauan bisnis tengah tahun yang tidak saja melihat indikator umum seperti laba rugi.
Baca SelengkapnyaHermanto kini duduk sebagai orang ke-16 terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaSemua wirausahawa akan menghadapi ketidakpastian di berbagai titik dalam perjalanan mereka.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengakui banyak pelaku bisnis wait and see karena khawatir situasi politik
Baca SelengkapnyaKata-kata motivasi bisnis sukses bisa Anda gunakan untuk membakar semangat setiap hari.
Baca Selengkapnya