Tingkat Keterisian Hotel di Puncak Sepi Jelang Malam Tahun Baru 2021
Merdeka.com - Tingkat okupansi hotel di kawasan Puncak-Cianjur, Jawa Barat tercatat masih rendah menjelang malam tahun baru 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, hingga hari kedua menjelang pergantian tahun hanya 30 persen tingkat pesanan yang diterima sebagian besar hotel, meski berbagai kemudahan hingga diskon ditawarkan pihak pengelola.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja mengatakan, pembatasan dan kewajiban wisatawan untuk membawa surat keterangan bebas Covid-19 antigen, diduga menjadi penyebab menurunnya angka okupansi hotel pada akhir tahun 2020, sehingga hanya 30 persen dari seribuan lebih kamar yang tersedia.
"Tahun lalu pada tanggal yang sama sudah sebagian besar kamar hotel yang ada di kawasan Puncak-Cianjur terisi hingga penuh. Namun tahun ini untuk angka 30 persen mungkin sudah cukup besar karena wisatawan yang hendak berlibur diwajibkan membawa surat keterangan bebas Covid-19 antigen yang cukup memberatkan," katanya.
-
Kenapa okupansi hotel di Bali diprediksi tinggi? Tingkat okupansi Hotel jaringan HIG diprediksi tertinggi di region Bali dimana Bali menjadi destinasi pilihan wisatawan menghabiskan Libur panjang Idul Fitri 1445H.
-
Siapa yang mengantisipasi lonjakan okupansi hotel? 'Karena itu kami kami siap memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik dan juga wisatawan yang akan merayakan Idul Fitri 1445H,' kata Rizal Kasim, Direktur Utama Hotel Indonesia Group (HIG) dalam rilis yang diterima, Rabu (3/4)
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Dimana okupansi hotel HIG diprediksi tertinggi? Tingkat okupansi Hotel jaringan HIG diprediksi tertinggi di region Bali dimana Bali menjadi destinasi pilihan wisatawan menghabiskan Libur panjang Idul Fitri 1445H.
-
Kenapa wisatawan Indonesia jarang menginap di Kobe? Menurut Rikako Nakanishi, Executive Director Kobe Tourism Bureau (Biro Pariwisata Kobe), pada tahun lalu tercatat sekitar 11 ribu wisatawan Indonesia yang mengunjungi Kobe. Namun, mayoritas dari mereka tidak tinggal lebih dari satu hari, dan hanya sekitar empat ribu orang yang menginap di kota yang terkenal dengan daging wagyu premium ini.
Dia menjelaskan, berbagai program menarik akhir tahun dan penawaran diskon tidak dapat mendongkrak angka okupansi menjelang akhir tahun, sehingga untuk mensiasati agar operasional tetap berjalan dan karyawan tetap masuk diberlakukan sistem kerja paruh hari.
Pasalnya, selama pandemi banyak hotel dan restoran yang terpaksa merumahkan karyawan sebagai upaya memperkecil biaya operasional dan pengeluaran karena sepinya pengunjung, meski sempat kembali normal dalam beberapa bulan terakhir, namun tingkat kunjungan belum masksimal.
"Kami juga memberikan jaminan kesehatan lingkungan selama tamu yang datang menghabiskan libur panjang akhir tahun di kawasan Puncak, termasuk sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan, dan masker," katanya.
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Bahkan setiap tamu yang datang tambah dia, mendapat pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu dan diwajibkan menggunakan masker selama berada di area dan luar hotel.
"Harapan kami menjelang pergantian tahun ada peningkatan hingga 50 persen," katanya.
Sementara Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan wisatawan yang datang ke Cianjur untuk menghabiskan libur panjang akhir tahun wajib membawa surat keterangan tes cepat antigen.
"Untuk ekonomi, nantinya akan kembali meningkat kalau virus berbahaya sudah tidak ada. Untuk saat ini kesehatan warga Cianjur lebih utama. Ketika angka kunjungan meningkat, diikuti angka penularan yang juga meningkat, tentu tidak ada artinya. Untuk itu wisatawan yang ke Cianjur harus bebas COVID-19," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDiprediksi, persentase ini akan terus meningkat jelang tahun baru 2024 nanti.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Dinas Perhubungan Sumbar akan melakukan pengawasan terhadap bus pariwisata sehingga wisatawan bisa merasa aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaLonjakan kunjungan hotel sudah terlihat sejak hari pertama libur, yaitu Sabtu (14/9).
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenhub mengatakan, salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnya