Tingkat Pengangguran & Kemiskinan Belum Pulih Seperti Sebelum Pandemi
Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu menyatakan, saat ini, ekonomi Indonesia mulai menunjukkan perbaikan pasca mengalami kontraksi minus 2,07 persen pada 2020 lalu.
Dia menyebut, capaian positif ini ditandai dengan turunnya angka pengangguran hingga memasuki akhir kuartal IV-2021. Pada 2021, jumlah pengangguran turun menjadi 9,1 juta orang atau 6,49 persen dari 7,07 persen atau 9,7 juta orang pada 2020.
Meski begitu, dia mengakui jika angka pengangguran saat ini belum kembali ke level pra pandemi Covid-19 kendati mengalami penurunan. Penurunan ini didorong oleh membaiknya mobilitas masyarakat sejalan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang relatif mereda.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Gubernur Kalsel membantu penurunan inflasi? “Sama seperti cabai, bawang dan lainnya. Bukan karena kita tidak punya lahan, tetapi permasalahan lain seperti distribusi dan lainnya,“ ungkapnya.
"Jadi, pengangguran walaupun sudah turun belum balik level pra pandemi," kata Febrio dalam Seminar on Strategic Issue in G20: Exit Strategy and Scarring Effect di Jakarta, Kamis (17/2).
Selain pengangguran, angka kemiskinan di Indonesia juga terus mengalami penurunan hingga mendekati pra pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total penduduk miskin hingga September 2021 sebanyak 26,50 juta. Angka ini mencapai 9,71 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Maka dari itu, pemerintah terus berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Sehingga, capaian positif ekonomi bisa dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kita di 2022 ini kejar pertumbuhan ekonomi berkualitas," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaData IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran di Indonesia merupakan angka kedua tertinggi di negara-negara ASEAN.
Baca SelengkapnyaSelain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga meminta agar di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaPenurunan kemiskinan juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan penurunan tertinggi terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaPrevalensi pekerjaan kelas menengah mengalami penurunan dari 14 menjadi 9 persen.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 angka pengangguran mengalami penurunan hingga 4,88 persen dan pada 2023 kembali turun menjadi 4,72 persen.
Baca SelengkapnyaPengembangan investasinya akan dibedakan menjadi investasi di sektor padat karya dan sektor padat modal.
Baca Selengkapnya