Tingkat Reservasi Hotel di Yogyakarta Diprediksi Naik Hingga Februari 2022

Merdeka.com - Tingkat reservasi hotel di Yogyakarta dilaporkan meningkat usai musim libur natal dan tahun baru. Tercatat saat ini tingkat reservasi hotel berkisar di antara 40 persen sampai 60 persen.

"Tingkat reservasi ini tidak hanya untuk hotel berbintang tetapi namun juga hotel non bintang," kata Ketua Perhimpunan Perhotelan dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, Jakarta, Selasa (4/1).

Deddy memperkirakan reservasi hotel di Yogyakarta justru meningkat di Januari dan Februari 2022. Kondisi ini menurutnya karena kebijakan pemerintah yang tarik ulur sebelum liburan akhir tahun. Sehingga masyarakat memilih menunda waktu liburan di awal tahun.

"Ini dikarenakan adanya pembatasan-pembatasan yang diberlakukan saat libur tahun baru," katanya.

Sementara itu, tingkat okupansi hotel di Kota Bandung saat malam pergantian tahun telah mencapai level maksimal. Ketua Himpunan Humas Hotel Bandung (H3B) Rikky Sugiarto menyebut 50 hotel di Kota Bandung dalam kondisi penuh.

"Sebanyak 50 hotel yang tergabung dalam H3B saat ini dalam kondisi penuh," kata Rikky.

Namun tingkat keterisian kamar hotel hanya 75 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan protokol kesehatan dari Pemerintah Kota Bandung

Sekjen PHRI, Maulana Yusran melaporkan tingkat okupansi kamar hotel secara nasional di malam pergantian tahun mengalami kenaikan. Hanya saja kenaikan tersebut tidak terjadi rata di semua wilayah.

"Terdapat kenaikan okupansi hotel pada malam pergantian tahun meski tidak merata," kata Yusran.

Dibandingkan tahun lalu, tingkat keterisian kamar hotel tetap lebih tinggi meskipun pemerintah menghapus cuti bersama. Diperkirakan tingkat okupansi hotel secara nasional mengalami kenaikan hingga 10 persen dibandingkan tahun 2020.

"Tahun 2020 rata-rata keterisian hotel pada Desember hanya di kisaran 40 persen sampai 50 persen," tandasnya.