Tingkatkan produksi beras, Pemprov Malut cetak sawah baru
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) terus berupaya meningkatkan produksi beras lokal, untuk mengurangi ketergantungan beras dari provinsi lain dalam pemenuhan kebutuhan beras masyarakat, karena produksi beras lokal masih terbatas.
Kepala Dinas Pertanian Malut Idham Umasangadji mengatakan, produksi beras lokal baru mencapai 30 ribu ton lebih. Sebagian besar dihasilkan para petani di Kabupaten Halmahera Timur, yang selama ini menjadi sentra utama pengembangan padi sawah di Malut.
Dengan keterbatasan tersebut, Malut harus mendatangkan beras dari provinsi lain, seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan lebih dari 90 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa komoditas utama di Maluku Utara? Sekda Halmahera Utara Erasmus J. Papilaya menyebutkan bahwa pala merupakan komoditas unggul di daerahnya, salah satunya adalah pala Dukono yang ukurannya lebih besar dibandingkan pala jenis lainnya.
-
Hasil pertanian apa yang menjadikan Jatim sebagai produsen terbesar? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Apa yang dilakukan Menteri Pertanian dalam meningkatkan produksi beras? 'Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali,' tuturnya.
-
Apa target produksi beras Kementan? Menyambut Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong kepala daerah memperkuat produksi pangan guna menekan inflasi, khususnya merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
Untuk itu, Pemprov Malut telah melakukan berbagai terobosan, di antaranya melalui program pencetakan sawah baru di seluruh kabupaten/kota yang memiliki potensi lahan sawah.
"Di Malut tersedia potensi lahan untuk pengembangan sawah sekitar 15 ribu hektare dan jika seluruhnya sudah dimanfaatkan maka diprediksi bisa menghasilkan beras di atas 200 ribu ton per tahun dan itu sudah melampaui kebutuhan beras masyarakat di Malut," kata Idham seperti dikutip Antara, Rabu (24/1).
Idham menjelaskan, pencetakan sawah baru itu dilakukan melalui program Upaya Khusus (UPSUS) yang anggarannya dari APBN serta melalui kerja sama dengan TNI-AD, seperti yang dilakukan pada 2017 lalu seluas 800 hektare.
Selain itu, Pemprov Malut juga membangun infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan usaha tani serta membagikan benih unggul dan alat pertanian, seperti traktor dan mesin panen padi.
Pemanfaatkan potensi lahan kering untuk pengembangan padi gogo juga terus diupayakan, seperti yang kini dilakukan di Kota Tidore Kepulauan yang produktivitasnya mencapai 3 ton lebih per hektare.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab masuknya beras impor ke Sulses bukan karena produksinya. Tapi didistribusi ke daerah, akhirnya kekurangan untuk sendiri.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaAnggaran terbesar dialokasikan untuk program percepatan (quick wins) lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras tahun ini.
Baca SelengkapnyaPerum BULOG masih memperhitungkan total biaya demurrage yang harus dibayarkan.
Baca SelengkapnyaProduksi beras menurun akibat fenomena el nino, sehingga dibutuhkan beras impor.
Baca SelengkapnyaTiga tahun berturut-turut Jatim jadi lumbung pangan nasional
Baca SelengkapnyaGerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare.
Baca SelengkapnyaImpor terpaksa dilakukan karena tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara
Baca SelengkapnyaMentan mengapresiasi kinerja Pj. Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh atas pengembangan sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana komoditas jagung sebesar 50.000 ton menuju Filipina.
Baca Selengkapnya