Tips Berbisnis untuk UMKM di Tengah Pandemi Corona
Merdeka.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyajikan tips berbisnis untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak virus corona, agar pelaku UMKM masih bisa bertahan dalam keadaan saat ini. Tips yang disampaikan Kemenkop dan UKM menggandeng Founder Bixbux.com dan Affiliate Marketer yakni Wientor Rah Mada.
Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut bahwa yang paling banyak terdampak oleh wabah corona adalah sektor UMKM. Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi untuk membuat program tips berbisnis untuk UMKM di tengah pandemi.
Berikut tips yang diunggah Kemenkop UKM melalui akun resmi instagram @kemenkopukm yang berjudul "Tips 60 Detik Berbisnis di Era Pandemi", Rabu (29/4).
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana cara UMKM dikelola? UMKM umumnya memiliki karakteristik usaha yang berskala kecil atau menengah, baik dari segi jumlah tenaga kerja, pendapatan, maupun aset yang dimiliki.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Berpikiran positif
Di masa krisis seperti saat ini, membuat Anda menjadi pebisnis yang jauh lebih fleksibel, saat Anda memproduksi baju tapi tidak ada yang beli, Anda harus berpikir untuk berpindah sementara memproduksi masker.
"Saya ada teman punya pabrik kosmetik, sekarang switch memproduksi hand santizer laku banyak lagi. Saat seperti sekarang ini memang tergantung bagaimana kita melihatnya. Kalau kita ingin berpikiran negatif, ya lihat saja berita terus di TV di jamin malah parno sendiri,” kata Wientor.
Tapi kalau Anda memilih untuk berpikir positif, selalu ada jalan, selalu ada peluang baru.
Jualan online
Jangan takut, mungkin ini saatnya Anda belajar hal yang baru mumpung semua masih pada berhibernasi. Wientor menyarankan belajarlah jualan secara digital, cari e-course atau kursus online yang mengajarkan bagaimana jualan online. Kemampuan menjual secara digital ini akan menyelematkan Anda pada saat produk yang dijual offline terhenti.
Ngiklan di Facebook
Saat ini adalah saat yang tepat untuk belajar ngiklan di Facebook. Kenapa? Saat ini orang lagi banyak di rumah, mereka banyak lihat sosial media. Kemungkinan pada saat scrolling feed di sosial media inilah saat yang tepat untuk menyodorkan produk Anda melalui iklan.
Lalu produk apa yang pas dijual? Ya produk yang mendorong orang untuk impulsive buying yakni pembelian yang tidak direncanakan, tapi pas lihat iklan konsumen ingin beli. Barang impulsive ini tidak ada yang mahal, batas psikologis barang yang dijual online biasanya sekitar ya maksimal Rp 300 ribuan.
Contohnya barang penunjang kecantikan seperti sabun muka, pembersih muka, atau pelangsing. Selain itu, home decor kecil dengan desain yang menarik juga masih terjual laris.
Kolaborasi
Justru di masa sekarang ini Anda tidak boleh pake kacamata kuda, coba lihat lagi perjalanan bisnis ke belakang, mungkin Anda terlalu bergantung kepada diri Anda sendiri. Ini yang bikin capek, semua dikerjakan sendiri.
Pandemi mengajarkan Anda untuk kolaborasi. Skill yang selama ini selalu ada di diri Anda dan Anda manfaatkan sendiri untuk bisnis, mungkin cukup untuk kondisi normal, tapi ini kan situasinya sedang tidak normal.
"Masa iya masih mau sendirian, coba kolaborasi dengan pebisnis lain yang mempunyai skill yang berbeda dan Anda akan kaget nanti sama hasilnya," ujar Wientor.
Bangkrut
Wientor bercerita bahwa dirinya juga pernah bangkrut tiga kali, dia merasa sangat terbebani, sampai tidak bisa tidur nyenyak, yang dalam pikirannya hanya hutang. Lalu, dia pun akhirnya melalui perjalanan spiritual yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Yang pertama dia lakukan adalah mendatangi ibunya, lalu meminta maaf, sekaligus meminta doa restu untuk apa yang akan dia lakukan.
"Yang kedua, saya sedekah, pikiran saya simple saja, sedekah saat gak punya duit membuat kita berbeda, dan menjadi sangat ikhlas," ujarnya.
Ketiga, dia mengontak teman-teman lamanya yang sudah lama tidak pernah berhubungan, bukan untuk minta pekerjaan tapi sekedar mengobrol saja, silaturahmi. Menurutnya, ketiga hal ini membuka jalan untuk bangkit lagi, bisa jadi juga buat Anda untuk bangkit
Menjadi digital
Sebelumnya Wientor menyarankan untuk mencoba jualan memakai channel digital. Secara spesifik ia menyebutkan agar Anda mencoba untuk "ngiklan di Facebook".
"Mindset-nya gini menjadi digital bedanya dengan analog bagi saya hanya satu yaitu data. Jika Anda memutuskan untuk terjun ke digital, data adalah hal pertama yang Anda cari, bukan sales atau konversi. Bayangkan gini, Anda beriklan di billboard besar di jalan di tengah kota, tidak ada yang tahu tuh siapa yang liat iklannya," ujarnya.
Tapi kalau dengan channel digital Anda akan mendapatkan data demografi visitor secara lengkap. Dengan data yang baik Anda akan bisa optimasi, pada saat optimasi inilah penjualan akan melonjak tinggi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
Baca SelengkapnyaTeten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan tersebut harus diiringi dengan meningkatnya persaingan usaha antar UMKM.
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM meminta agar Kementerian Perdagangan mempercepat revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50/2020.
Baca SelengkapnyaDia menekankan agar Kementerian Koperasi dan UKM mampu memberikan respons yang tidak biasa-biasa saja.
Baca SelengkapnyaPemerintah memastikan bahwa TikTok Shop tidak merugikan pelaku UMKM di tanah air.
Baca SelengkapnyaMelainkan hanya akan berlaku bagi UMKM yang sebelumnya pernah terdampak pandemi covid-19.
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaMasih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu UMKM dan kriterianya yang perlu diketahui.
Baca Selengkapnya