Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tips Perusahaan Media Pertahankan Bisnis Saat Pandemi Tanpa PHK Karyawan

Tips Perusahaan Media Pertahankan Bisnis Saat Pandemi Tanpa PHK Karyawan CEO Kapanlagi Youniverse Steve Christian di EGTC. ©2018 Liputan6.com/JohanTallo

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang telah mewabah di dunia sepanjang 2020 ini membuat seluruh sektor industri terdampak. Tidak terkecuali industri media. Beberapa media bahkan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawannya, karena tidak bisa bertahan di kondisi sulit ini.

Jaringan media online, KapanLagi Youniverse (KLY) juga merasakan berbagai dampak dari pandemi Covid-19 ini. CEO KapanLagi Youniverse (KLY) Steve Christian mengakui, pada awal Covid-19 melanda, pendapatan KLY sempat turun 30-40 persen.

"Pada Maret-April saya khawatir, kalau pendapatan terus turun, maka akan ada ratusan keluarga yang terdampak. Saya tidak mau hal ini terjadi. Akhirnya saya bilang ke tim, bagaimana caranya mencari penghasilan/ keuntungan agar tidak ada satu pun karyawan yang di-PHK," kata Steve dalam acara Indonesia Digital Conference 2020 yang diselenggarakan oleh AMSI, Rabu (16/12).

Steve mengatakan, penurunan pendapatan tersebut dikarenakan ada banyak sekali acara/ peliputan yang ditunda maupun dibatalkan. Misalnya di bidang olahraga. Seperti yang diketahui, hampir seluruh pertandingan olahraga dibatalkan. Terlebih lagi, negara-negara di dunia menerapkan kebijakan lockdown.

"Bidang olahraga sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 ini. Kami bahkan sempat tidak mendapatkan penghasilan di bidang olahraga. Padahal, pengeluaran terbesar perusahaan itu di human resources (untuk gaji karyawan). Ini yang saya khawatirkan," kata Steve.

Meskipun sempat mengalami penurunan pendapatan, pada akhirnya KLY berusaha keras agar tidak jatuh. Kekhawatiran Steve pun akhirnya bisa diatasi dengan kerja keras seluruh tim KLY.

Di bulan April, berbagai ide dan inovasi baru dilakukan agar tidak ada satu pun karyawan yang di-PHK. Bahkan kata Steve, pandemi Covid-19 ini pada akhirnya memberikan dampak yang positif bagi media online seperti KLY.

"Kami sempat mengubah plan kami yaitu hanya fokus pada revenue saja. Ini semata-mata agar tidak ada satu karyawan pun yang di-PHK. Pada akhirnya, harapan kami ini terwujud," kata Steve.

Menurutnya, kunci utama agar bisa bangkit dan bisa bertahan di kondisi sulit ini yaitu adaptasi. Setiap media mau tidak mau harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Saat ini, kata Steve, banyak sekali content creator baru yang memiliki ratusan ribu bahkan jutaan followers. Hal ini sebenarnya merupakan tantangan bagi berbagai media termasuk KLY.

KLY pun menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang baru. KLY kerap kali melakukan kolaborasi dengan para content creator maupun influencer.

"Karena semua orang di rumah saja, jadi banyak muncul content creator baru. Nah saingan kita bukan hanya dengan media saja, namun juga dengan ribuan content creator ini. Saya tidak bilang hal ini buruk, ini hal yang baik," tambahnya.

Jumlah konten video di KLY pun meningkat drastis. Sebab, kata Steve, konten yang paling banyak menghasilkan keuntungan, yaitu konten video. Seluruh anak media KLY pun dengan gencar melakukan video live di media sosial, seperti instagram dan youtube. Bukan hanya itu, kerap kali diadakan webinar/ festival secara online.

"Kami pun melihat keuntungan di video. Para pengiklan mau mengiklankan produk/ layanannya dalam setiap tayangan video. Kita juga kerja sama dengan influencer," ujarnya.

"Tahun 2019, kami hanya melakukan video live sebanyak 20 kali, namun tahun 2020 ini kita live 200 kali. Naik 10 kali lipat," imbuhnya.

Media Sebagai Clearing House

Selain itu, tantangan lainnya yang dihadapi media online yaitu terkait traffic. Dia melihat, masyarakat saat ini menjadikan media sebagai wadah untuk memverifikasi suatu isu. Sebab, mereka sudah mengetahui isu itu sebelumnya.

Seperti yang diketahui, saat ini setiap orang bisa mengunggah konten apapun di medsosnya masing-masing. Citizen journalist pun semakin marak.

"Mungkin dulu, orang-orang akan searching apa yang tidak mereka ketahui, tapi sekarang, mereka searching hal yang sudah mereka ketahui. Jadi kita ini menjadi verification company," kata Steve.

Menurutnya saat ini, headline yang click-bait sudah tidak terlalu berpengaruh terhadap peningkatan traffic, karena para pembaca sudah mengetahui lebih dulu isi dari artikel tersebut. Sehingga, kata Steve, waktulah yang berpengaruh.

"Setiap orang sekarang langsung searching setiap ada isu/ kejadian apapun," tutup Steve.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Dia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.

Baca Selengkapnya
PSSI menyatakan PHK massal tak akan ganggu persiapan Timnas Indonesia lawan Australia: Semoga saja.
PSSI menyatakan PHK massal tak akan ganggu persiapan Timnas Indonesia lawan Australia: Semoga saja.

PSSI melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Kabarnya, karyawan yang diberhentikan jumlahnya mencapai 43 orang, termasuk dari divisi media.

Baca Selengkapnya
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir

Aturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.

Baca Selengkapnya
Lakukan Hal Ini saat Terkena PHK agar Bisa Menghadapi Kondisi Sulit dan Menakutkan
Lakukan Hal Ini saat Terkena PHK agar Bisa Menghadapi Kondisi Sulit dan Menakutkan

PHK bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perubahan yang bisa membawa Anda pada peluang baru.

Baca Selengkapnya
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?
Daftar Perusahaan Teknologi yang Masih PHK Karyawan, Siapa Terbanyak?

Gelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.

Baca Selengkapnya
Dipicu Aksi Boikot, KFC Indonesia Tutup 47 Gerai dan 2.274 Karyawan Terkena PHK
Dipicu Aksi Boikot, KFC Indonesia Tutup 47 Gerai dan 2.274 Karyawan Terkena PHK

Dalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap Tokopedia PHK 450 Karyawan setelah Dibeli TikTok
Penjelasan Lengkap Tokopedia PHK 450 Karyawan setelah Dibeli TikTok

Tokopedia akhirnya buka suara terkait kabar 450 karyawannya di PHK.

Baca Selengkapnya
Pabrik Ban Asal Korsel PHK Karyawan di Cikarang, Menaker Beri Penjelasan Begini
Pabrik Ban Asal Korsel PHK Karyawan di Cikarang, Menaker Beri Penjelasan Begini

Menaker Ida juga mengingatkan PHK harus dilakukan dengan mengikuti aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital

Meski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang
Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Kerugian Rp9,1 Triliun Hingga PHK Massal Membayangi Industri Media Jika Iklan Rokok Dilarang

Baca Selengkapnya
Penjelasan Kemnaker soal PHK Karyawan Tokopedia
Penjelasan Kemnaker soal PHK Karyawan Tokopedia

Berdasarkan konfirmasi dari Indah dengan manajemen Tokopedia-TikTok Shop, diperkirakan sekitar 300 karyawan akan terdampak PHK.

Baca Selengkapnya