Topi dari Bandung ini dilirik masyarakat dunia
Merdeka.com - Bermodalkan semangat pantang menyerah, kini Asep Andian (34) telah sukses menjadi produsen topi dari Kabupaten Bandung yang dipasarkan sampai ke luar negeri. Bahkan omzet yang dia hasilkan setiap bulannya dari membuat dan menjual topi kini, bisa mencapai miliaran rupiah.
Warga asli Kabupaten Bandung ini memulai bisnisnya sejak tahun 2008 di kawasan Kecamatan Cigondewah. Berawal dari sang bapak yang membuat topi pesanan orang lain. Asep pun memiliki banyak ide cemerlang untuk mengembangkan bisnis tersebut.
"Dulu bapak bikin topi pesanan orang lain. Dan saya masih kerja di tempat orang lain waktu itu. Tapi saya ingin ada perkembangan dari usaha bapak, jadi saya yang memasarkan topi buatan bapak pakai merek saya," tutur Asep, Kamis (19/11).
-
Bagaimana topi itu dijual? Topi itu dijual bersama dengan memorabilia Napoleon lainnya yang dikumpulkan oleh seorang industrialis yang meninggal tahun lalu.
-
Kapan topi itu dijual? Sebuah topi milik Napoleon Bonaparte ketika ia memerintah Prancis pada abad ke-19 telah terjual seharga €1,9 juta atau USD2,1 juta.
-
Di mana produk-produk itu dijual? Sebuah studi baru mengungkapkan adanya ratusan produk kosmetik yang mengandung bahan terlarang. Pada hari Rabu, European Chemicals Agency (ECHA) merilis temuannya setelah menyelidiki hampir 4.500 produk kosmetik di 13 negara Eropa.
-
Siapa yang membeli topeng? Ternyata, Aziz sengaja membeli topeng tersebut untuk bercanda.
-
Topi untuk apa saja? Umumnya, topi digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari dan sebagai aksesoris pakaian. Topi juga dapat digunakan sebagai media promosi perusahaan atau sebagai souvenir.
-
Di mana Topi Baseball bisa ditemukan? Topi ini sangat populer di kalangan wanita berhijab karena desainnya yang sederhana. Selain itu, topi ini mudah dipadukan dengan berbagai jenis pakaian untuk tampilan yang lebih kasual.
Kemudian setelah memiliki modal yang cukup, sang bapak pun akhirnya membuat topi pesanan anaknya sendiri. Karena menurutnya, apabila tetap menjual topi pesanan orang lain, keuntungan yang didapatkan jauh dari yang diharapkan.
"Dulu karya saya masih terbatas. Tapi akhirnya saya balik, jadi bapak membuat topi pesanan saya. Karena kalau mengerjakan pesanan orang lain terus gak berkembang. Jadi kalau gini, penjualannya lebih leluasa," ucapnya.
"Dulu saya sempat ikut kerja sama paman, digaji Rp 20 ribu waktu 2002," katanya melanjutkan.
Setelah berusaha sampai jatuh bangun dalam menggeluti bisnisnya itu. Kini Asep telah memiliki tempat produksi sendiri. Bahkan saat ini dia telah memiliki 300 orang karyawan.
"Dulu waktu awal-awal sempat susah modal sama brand-nya. Sekarang kalau dihitung-hitung karyawan ada 300 orang," ucapnya.
Asep mengatakan, produk ciptaannya itu tidak hanya dipesan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Dari mulai Malaysia, Amerika, sampai benua Afrika, telah memesan topi-topi untuk kembali dipasarkan. Dan keuntungan yang ia dapat atas hasil kerja kerasnya mencapai miliaran rupiah.
"Kalau sekarang sudah sampai ke luar negeri. Malaysia, Afrika, kemarin juga ada dari Amerika. Alhamdulillah sekarang omzet dan perputaran uangnya sampai Rp 2,5 miliar," ungkapnya.
Menurut Asep, tetap berkarya dan pantang menyerah menjadi faktor penunjang keberhasilannya sampai seperti saat ini. "Untuk bisa sukses, ya harus ada semangat, doa, punya karya, baru modal. Yang penting gak gampang nyerah sama apa yang kita lakukan," jelasnya.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa rekomendasi peci Lebaran berdasarkan jenisnya yang bikin tampil ganteng maksimal.
Baca SelengkapnyaTopi warna-warni ini bikin penggunanya makin percaya diri.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.
Baca Selengkapnya