Total Bangun targetkan belanja modal Rp 50 miliar tahun depan
Merdeka.com - PT Total Bangun Persada Tbk menargetkan belanja modal pada tahun depan sebesar Rp 50 miliar. Jumlah tersebut setengah lebih rendah dibandingkan dengan alokasi belanja modal tahun ini sebesar Rp 100 miliar.
Presiden Direktur Total Bangun Persada Janti Komadjaja mengatakan keputusan perseroan menurunkan belanja modal karena pengeluaran tahun depan tidak akan sebesar tahun 2017. Adapun, pengeluaran tahun ini sebesar Rp 100 miliar digunakan untuk pembelian tanah untuk menyimpan peralatan besar.
"Belanja modal tahun depan sebesar Rp 50 miliar, karena kita tidak berencana membeli tanah. Tahun ini ada rencana untuk beli tanah makanya mencapai Rp 100 miliar dan itu sudah deal," ujar Janti di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (7/8).
-
Kenapa Perseroan Terbatas memiliki permodalan dari saham? Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa target harga saham BBRI tinggi? Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
-
Berapa UMP Jakarta di tahun 2025? Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan bahwa UMP 2025 di DKI Jakarta ditetapkan sebesar Rp5.396.761.
Janti menambahkan belanja modal perseroan 2017 sepanjang kuartal II sudah terserap sebesar Rp 6,5 miliar dari total Rp 100 miliar. Angka tersebut belum terserap cukup banyak, karena perusahaan belum melakukan pembayaran tanah.
"Masih Rp 6,5 miliar yang terserap, masih jauh. Karena kita belum melakukan pembayaran tanah yang dibeli tahun ini. Tanah nya sudah ada, sudah sepakat, tetapi ada admistrasi yang harus dilengkapi lagi. Lokasinya di daerah Bogor," jelasnya.
Sementara itu, hingga kuartal II tahun ini, perseroan telah mencatat laba bersih sebesar Rp 127 miliar dan pendapatan sebesar Rp 1,41 triliun, dengan kenaikan masing-masing sebesar 9,3 persen dan 12,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Nilai kontrak yang diperoleh hingga akhir Juli 2017, sebesar Rp 2,67 triliun, proyek yang ditangani berupa gedung hunian bertingkat dan perkantoran. Nilai proyek yang sedang dihitung oleh perseroan saat ini sebesar Rp 7,1 triliun. Proyek swasta akan mendominasi portofolio perusahaan," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick Thohir merasa persetujuan anggaran tahun depan sebagai bagian dari cobaan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaBahlil menargetkan realisasi investasi 2025 sebesar Rp800 triliun saja jika hanya dibekali anggaran pada kisaran Rp600 miliar.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap optimistis target investasi di IKN dapat tercapai pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaErick menyampaikan target tersebut dinilai cukup besar dengan pagu anggaran 2025 yang didapat sebesar Rp277 miliar.
Baca SelengkapnyaPada RAPBN 2025, pagu anggaran Kementerian BUMN ditetapkan sebesar Rp277 miliar. Angka ini lebih rendah dari pagu anggaran 2024 sebesar Rp284,36 miliar.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaDefisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.
Baca SelengkapnyaSurplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca Selengkapnya