Transaksi di dalam negeri pakai dolar, siap-siap dihukum
Merdeka.com - Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika atau USD mulai direspon keras pemerintah. Caranya dengan menegakkan UU Mata Uang.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pembentukan nilai tukar saat ini tergantung suplai dan demand. Untuk menstabilkan pemerintah bisa menambah suplai atau mengurangi demand (permintaan).
Makin kuatnya nilai tukar dolar AS tidak lepas dari tingginya kebutuhan dolar untuk transaksi di dalam negeri. Padahal itu jelas-jelas melanggar UU mata uang.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa Pertamina harus membeli dolar? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana Pertamina mengoptimalkan pembelian dolar AS? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
"UU Mata Uang sudah ada tapi sayangnya sampai saat ini masih banyak transaksi antar pihak Indonesia sendiri dan dalam negeri masih dalam USD. Bukan hanya penentu harga tapi transaksi nyata juga pakai USD. Ini kan menambah demand," ucap Bambang saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3).
Untuk mengurangi permintaan terhadap dolar AS, Bambang akan menghukum pihak yang masih menggunakan USD dalam transaksi dalam negeri. Ini salah satu amanat dari UU Mata Uang.
"Ada kawasan industri Timur Jakarta, semua sewa dalam USD per meter persegi. Dalam konteks ini kita akan membentuk tim gabungan mendorong UU mata uang. Kita juga akan segera luncurkan satu call centre nasional," katanya.
Melalui call centre nasional, semua orang bisa mengadukan jika menemukan adanya transaksi di dalam negeri menggunakan mata uang selain Rupiah. Bambang juga siap menghukum jika ketahuan.
"Kalau ada orang mencharge dalam USD bisa diadukan, kita siapkan call centre nasional penggunaan mata uang asing. Hukuman serius kalau melanggar," tegas Bambang.
Namun Bambang tidak menjelaskan hukuman yang akan dikenakan pada pihak yang masih menggunakan USD dalam transaksi keseharian. "Kemudian transaksi antar BUMN juga harus menggunakan mata uang Rupiah. Ini cara kita mengurangi permintaan USD paling tidak membantu pergerakan kurs," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga barang-barang elektronik bakal naik jika nilai tukar rupiah terus tertekan pasca serangan Iran ke Israel Sabtu (13/4) lalu.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca Selengkapnya