Transaksi digital banking terus naik, penggunaan ATM menurun
Merdeka.com - Penggunaan internet di Indonesia telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu perubahan yang paling besar adalah penggunaan internet di perbankan yang sering kali disebut dengan sistem digital banking.
Senior Executive Vice President Digital Banking and Financial Inclusion Bank Mandiri, Rahmat Triaji mengatakan, 95 persen transaksi bank Mandiri pindah ke digital sejak tahun 2010 hingga tahun 2016. Di mana, digital banking sudah dimulai pada tahun 1980-an sejak kemunculan ATM.
"95 persen transaksi di Bank Mandiri pindah ke digital sejak tahun 2010 sampai tahun 2016," ujar Rahmat saat memberi paparan Diskusi Media mengenai dua sisi mata uang digital banking di Resto Bebek Bengil, Jakarta, Senin (24/7).
-
Kapan BRI mulai melakukan transformasi digital? BRI telah mengupayakan transformasi digital yang berkelanjutan sejak 3-4 tahun terakhir.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Bagaimana BRI melakukan transformasi digital? Proses ini melibatkan 3 inisiatif utama: fokus dengan membangung resiliensi pada sistem; melakukan open banking dengan menyederhanakan, mempermudah desain dan pengembangan layanan; serta mendorong dan menanamkan program BRIBrain yang lebih analitik terkait data dari produk yang diakses nasabah.
-
Mengapa BRI fokus pada digitalisasi? Hal ini untuk menjawab tantangan yang harus dihadapi oleh BRI terkait pemanfaatan data yang begitu besar untuk menumbuhkan kinerja. Karena kami menyadari mayoritas nasabah BRI adalah UMKM yang perlu edukasi dan sosialisasi untuk pemanfaatan teknologi perbankan secara khusus',
-
Kapan ATM mulai digunakan di Indonesia? Saat itu, BDB menjalin kerja sama dengan Chase Manhattan Bank untuk bisa mendapatkan layanan ATM.
-
Siapa bank pertama yang menggunakan ATM di Indonesia? Dalam buku berjudul Bank Strategy on Funding and Liability Management, seorang bankir BRI bernama Soetanto Hadinoto menulis inisiator pengadaan mesin ATM di Indonesia justru muncul dari bank-bank kecil di Bali, salah satunya Bank Dagang Bali (BDB) pada tahun 1984.
Rahmat menambahkan, dari perubahan proses transaksi tersebut penggunaan ATM juga terus menurun sepanjang tahun. Tercatat, dari tahun 2010 sampai tahun 2016 pengguna ATM menurun hingga 23 persen.
"Pengguna ATM juga terus menurun dari 2010 sebesar 64 persen lalu pada 2016 sebesar 41 persen. Sedangkan jumlah masyarakat yang datang ke kantor cabang juga terus menurun dari 19 persen menjadi 5 persen," jelasnya.
Sementara itu, pengguna internet banking dan mobile banking terus mengalami peningkatan. Masing-masing meningkat 9 persen dan 27 persen dari tahun 2010 hingga 2016.
"Pengguna mobile banking terus meningkat sejak tahun 2010 sebesar 7 persen, hingga tahun 2016 menjadi 34 persen. Begitu pula internet banking meningkat dari tahun 2010 sebesar 11 persen menjadi 20 persen," jelasnya.
Rahmat menambahkan, penggunaan ATM dan pertemuan nasabah dengan pegawai Bank diperkirakan masih akan terus menurun sepanjang tahun, sejalan dengan penggunaan digital banking yang semakin meningkat.
"Kalau penggunaan digital banking terus meningkat, pertemuan pegawai bank dengan nasabah pasti akan menurun. Tapi bukan berarti bank tidak butuh pegawai, karena masih akan ada banyak pekerjaan yang akan diselesaikan," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan QRIS yang melonjak tajam, transaksi ATM/D dan kartu kredit mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaSebelum masyarakat dimudahkan dengan transaksi digital, perbankan di Indonesia sempat berpandangan bahwa ATM merupakan investasi yang boros.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaKehadiran QRIS merupakan inisiasi dari Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaBI mencatat kinerja transaksi digital tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTransaksi QRIS Tahun 2023 tumbuh 130,01 persen (yoy) dibandingkan tahun 2022.
Baca Selengkapnya