Transaksi Non-Tunai di Indonesia Diprediksi Tembus Rp6.604 Triliun di 2025
Merdeka.com - Laporan e-Conomy SEA menyatakan, pembayaran non tunai di Indonesia tahun ini diperkirakan bisa mencapai USD 266 miliar atau setara Rp4.172,82 triliun. Angka ini naik 13 persen dari dari tahun lalu dalam nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value).
Pertumbuhan pembayaran non tunai ini diprediksi terus berlanjut hingga tahun 2025 mendatang. Dalam 2 tahun ke depan diprediksi tumbuh 17 persen menjadi USD 421 miliar atau setara Rp6.604,5 triliun.
Pembayaran non-tunai ini termasuk pemakaian kartu kredit, kartu debit, kartu prabayar, dompet elektronik, dan transfer antar-rekening.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Teknologi apa yang diprediksi akan diadopsi secara luas di 2025? Meskipun teknologi komputasi kuantum belum sepenuhnya diadopsi secara luas, pada tahun 2024 kita mulai melihat beberapa aplikasi nyata yang signifikan.
-
Apa target nilai transaksi LKPP di tahun 2024? 'Nilai transaksi di tahun 2023 mencapai Rp196,7 triliun, target tahun ini angkanya mencapai Rp500 triliun,' ujar Hendrar dalam acara sosialiasi Rancangan Undang-Undang Pengadaan Barang dan Jasa Publik yang digelar di kendal, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Bagaimana pola pembayaran perlinsos tahun 2024? 'Anggaran perlinsos telah dianggarkan di dalam APBN 2024, sesuai dengan pembahasan dan persetujuan DPR, dan pola realisasinya tidak terdapat perbedaan dibandingkan periode 6 tahun sebelumnya,' ucap Menkeu.
Selain pembayaran non tunai, aktivitas transfer dana selama tahun 2022 juga mengalami peningkatan. Dalam laporan yang sama tercatat transfer dana meningkat 34 persen tahun ini menjadi USD 2 miliar.
Diperkirakan nilai transaksinya pada tahun 2025 mendatang tembus ke angka USD 3 miliar. Mengalami pertumbuhan signifikan yakni 26 persen.
Layanan keuangan lain yang juga tumbuh pesat, yakni Buy Now, Pay Later (BNPL). Tahun ini diperkirakan nilai transaksinya bisa mencapai USD 16 miliar atau tumbuh 66 persen (yoy). Layanan BNPL ini akan terus meningkat hingga tahun 2025 sebesar USD 16 miliar dengan CAGR sebesar 51 persen.
Layanan Keuangan Digital
Sementara itu, aktivitas investor dalam layanan keuangan digital (atau DFS) berfokus terutama pada pembayaran B2B dan layanan pinjaman.
Berdasarkan Asset Under Management, investasi tahun 2022 mencapai USD 2 miliar. Transaksi ini diprediksi mengalami kenaikan hingga 74 persen senilai USD 10 miliar pada tahun 2025 mendatang.
Bank digital, sebagai pendatang baru, memanfaatkan jaringan penjual dan konsumen yang ada untuk menjangkau populasi yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) dan memiliki rekening bank dengan layanan terbatas (underbanked).
Sebagai catatan, Indonesia memiliki populasi unbanked dan underbanked tertinggi (sebesar 81 persen) di Asia Tenggara. Hal ini pun emungkinkan bank digital meraih kesuksesan yang lebih tinggi di Indonesia dengan potensi yang besar untuk bertumbuh.
Salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat pada layanan keuangan digital adalah asuransi digital. Sektor ini tumbuh 64 persen (yoy) dan diperkirakan akan mencapai USD 400 juta tahun ini. Pada 2025 mendatang, tidak menutup kemungkinan akan tumbuh USD 1 miliar.
Sebagai informasi, laporan multi-tahunan ini menggabungkan data dari Google Trends, Temasek, dan analisis dari Bain & Company. Selain itu juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli yang menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara: Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adanya opsi diversifikasi itu memberikan para investor kesempatan yang lebih luas untuk mulai terjun di dunia kripto.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaDalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Baca SelengkapnyaPeredaran uang di bulan Juni 2024, tumbuh 7,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaMeskipun per tanggal 1 Juni Bank Indonesia telah menetapkan kebijakan tarif 0,3 persen kepada merchant pengguna QRIS.
Baca SelengkapnyaBI mencatat kinerja transaksi digital tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKasan turut menekankan bahwa perdagangan aset kripto juga telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara pada sektor perpajakan.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca Selengkapnya