Transformasi Digital, Warung Modal Rp1,5 Juta Berubah Jadi Toko Modern
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi terus mendorong pengusaha UMKM ataupun warung kelontong bertranformasi ke sistem digital. Terbukti, digitalisasi bisa membuat sebuah usaha terus berkembang dan maju. salah satunya warung kelontong di Perumahan Pondok Surya Mandala, Bekasi, Jawa Barang.
Toko tersebut milik Slamet. Digitalisasi telah mengubah wajah Toko Merah miliknya menjadi sebuah toko modern yang tak mengenal batas pasar.
Slamet yang lahir kelahiran Karanganyar, Solo, Jawa Tengah ini butuh setidaknya 4 tahun untuk mengubah warung tradisionalnya menjadi sebuah toko modern.
-
Kenapa Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah adalah orang yang biasa membongkar praktik perdukunan di Indonesia.
-
Bagaimana Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah datang dengan menggunakan penyamaran yang sangat tertutup. Ia melihat-lihat semua barang yang dijual di dalam toko tersebut.
-
Kenapa Toko Tio Tek Hong dianggap modern? Tio Tek Hong mencoba menjawab kebutuhan warga di kawasan Pasar Baru yang saat itu masuk daerah bisnis golongan Eropa. Ia pun lantas beradaptasi dengan menerapkan prinsip ala toserba, seperti labeling harga sehingga tak bisa ditawar.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Siapa pemilik Toko Nam? Toko yang sudah berdiri sejak 1935 ini milik Sarkies bersaudara.
-
Siapa pemilik Toko Riang sekarang? Saat ini, pemilik Toko Riang adalah seorang nenek tangguh bernama Endah Sumarni.
Transformasi warung menjadi toko merupakan buah dari kombinasi sikap positif seorang Slamet dimasa awal usahanya, mulai dari sikap berani keluar dari zona nyaman, terbuka pada perubahan, rajin menggali ilmu baru, dan keinginan kuat untuk maju.
Usaha warung mulai dijalankan Slamet bersama istrinya sejak 2005. Waktu itu modal awalnya adalah Rp1,5 juta. Pada hari pertama berjualan, omzet jualannya mencapai Rp200.000.
"Itu besar sekali, bandingkan dengan modalnya. Saya sangat bersyukur, baru buka sudah dapat Rp200.000. Waktu itu, warga di sekitar warung menyebutkan dengan Warung Merah karena dicat merah. Setahun kemudian dari laba yang ada, kami tambah stok barang," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (11/2).
Saat itu, toko-toko ritel modern tumbuh menjamur sebagai waralaba di mana-mana, termasuk di kawasan sekitar Warung Merah. Namun, Slamet tidak gentar, dengan bekal berbagai kursus dan bimbingan berbagai pihak yang telah dia dapatkan sebelumnya benar–benar dia terapkan bersama istri tercinta.
Bekal ilmu untuk mengubah warung sederhana dan tradisional menjadi toko modern yang terang benderang, tertata rapi, bersih dan nyaman bagi pembeli telah dia miliki, hingga Slamet berani menambah luas tokonya.
Pada 2009, warung kecil itu berubah menjadi sebuah toko, dan nama pun berubah menjadi Toko Merah.
Target Omzet Naik 40 Persen
Kisah bisnis Slamet selama 16 tahun merupakan potret perjalanan sebuah warung yang bertransformasi dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala. Termasuk pada saat Slamet membutuhkan dukungan dana untuk modal memperbesar warungnya.
Dia kemudian mencari dukungan perbankan dan kala itu BNI memberinya peluang sehingga Warung Merah bertransformasi menjadi Toko Merah setelah bangunannya diperluas dengan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI senilai Rp400 juta. Dia pun menjadi UMKM binaan BNI dalam program Agen46.
Pandemi Covid-19 yang melanda sempat melumpuhkan bisnisnya ketika jumlah pembeli yang datang ke toko berkurang signifikan, transaksi menurun, pendapatan pun kena imbasnya.
Namun, semangat tinggi Slamet tidak kendur. Dia menangkap peluang dengan menjual fasilitas pendukung protokol kesehatan, mulai dari alat pencuci tangan, dan hand sanitizer.
Tak hanya itu, Slamet menambah 2 pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan pelanggan sehingga penjualan diarahkan ke online melalui aplikasi WhatApps. Bahkan kini, daya layanan Slamet pun meningkat dari radius 2 kilometer menjadi 4 kilometer.
"Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya untuk berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau telepon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi," ujarnya.
Omzet Toko Merah juga mampu bertahan salah satunya dengan adanya kemudahan sistem transaksi elektronis sebagai Agen46. Toko Merah difasilitasi mesin EDC oleh BNI, sehingga pembayaran bisa melayani transfer atau kirim uang.
Pelanggan tidak perlu kemana-mana, cukup ke Toko Merah saja. Banyak pelanggan yang mengirim uang lewat BNI di Toko Merah. Selain itu, Slamet juga melayani jual pulsa, membayar tagihan listrik, membayar tagihan telepon , PDAM, hingga token listrik.
Omzet tokonya pun meningkat hingga 40 persen termasuk dari transaksi elektronik. Slamet bahkan optimistis, ke depan dapat mencetak omzet digital yang dilakukan melalui mesin EDC BNI mencapai Rp50 juta dalam sebulan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaPenjualan Toko Mafi di aplikasi ini jauh melebihi rata-rata penjualan rekan-rekannya.
Baca SelengkapnyaKawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaPasar ini bisa jadi pilihan wisata setelah puas menjelajahi objek wisata alam Gunung Kelud karena letaknya berdekatan.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha memperluas dan meningkatkan bisnisnya serta memberikan pengalaman belanja daring.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaDitantang untuk membuat rumah di mal, Arief langsung segera mengeksekusinya. Kini rumah baru Arief yang ada di dalam mal itu sedang dalam proses pembangunan.
Baca SelengkapnyaLagu nasional “Indonesia Raya” disebut direkam untuk pertama kali di toko tersebut.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyatakan menolak platform media sosial (medsos) asal China TikTok menjalankan bisnis media sosial dan e-Commerce secara bersamaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaProses Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Rampung, Pisahkan User TikTok ID dengan TikTok Shop
Baca Selengkapnya