Transformasi Pos Indonesia di Tengah Regulasi yang Telat dan Beban PSO
Merdeka.com - PT Pos Indonesia (Persero) terus berupaya beradaptasi di era digital yang memang bukanlah perkara mudah. Ada banyak tantangan baik dari tubuh Pos Indonesia sendiri maupun dari faktor luar.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi Wahyu Setijono mengakui, salah satu hambatan dari internal seperti mindset dan infrastruktur. Namun ada juga hambatan yang berasal dari luar, yakni regulasi. Menurut dia, regulasi yang ada saat ini, khususnya Undang-Undang No 38 Tentang Pos, sudah tidak lagi selaras zaman.
Selain itu tanggung jawab Pos Indonesia sebagai agen pembangunan pemerintah, lewat tanggung jawab PSO (Public Service Obligation) juga turut memberi beban tersendiri.
-
Kenapa ERP di Jakarta terhambat? 'ERP itu kita masih fokus sama regulasi dan kemarin kendalanya adalah regulasi. Sekarang didorong adalah bagaimana regulasi kita siapkan, tentu dengan stakeholders,' kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/11).
-
Apa masalah umum di lingkungan kerja? Masalah yang sering muncul di lingkungan kerja dalam hasil survei Monster di antaranya bergosip, menggunakan bahasa yang tidak pantas, tidak responsif terhadap pesan, selalu terlambat datang ke rapat.
-
Apa saja hambatan komunikasi? • Kesibukan anggota keluarga yang berbeda-beda • Rasa segan terhadap orang tua • Kurangnya rasa percaya kepada keluarga • Terlalu asyik dengan gadget pribadi • Ikatan dalam keluarga yang renggang dan intensitas komunikasi yang kurang • Berkurangnya pekerjaan yang dilakukan di rumah • Perubahan sikap orang tua • Berubahnya kondisi atau susunan keluarga karena sesuatu • Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi • Penguasaan teknik dan metode komunikasi yang tidak sesuai • Kondisi fisik yang menghambat terjadinya proses komunikasi • Kesalahpahaman dalam menafsirkan pesan • Jaringan yang tidak stabil, kebisingan dari lingkungan, miskomunikasi saat jaringan terputus • Gangguan luar biasa berkaitan dengan situasi, tempat, dan suasana pada saat komunikasi berlangsung
-
Apa target Menko Perekonomian untuk transportasi di Indonesia? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Siapa yang ungkapkan BRI fokus pada tantangan domestik? Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso. Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir Triwulan I 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triiliun.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
Berikut wawancara jurnalis Merdeka.com, Wilfridus Setu Embu dengan Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi Wahyu Setijono.
Era teknologi menimbulkan disrupsi pada sektor bisnis. Bisnis juga berkaitan dengan regulasi. Bagaimana Pos melihat regulasi yang ada saat ini?
Undang-Undang kita yang kita gunakan sebagai dasar itu UU No 38 tahun 2009. Padahal 2009 kehadiran e-commerce seperti apa? Sekarang 2019, yang e-commerce sudah sedemikian masifnya. Undang-Undang kita tidak berubah. Artinya regulasi kita terlambat.
Apa substansi atau paradigma yang tidak berubah dalam Undang-Undang tersebut?
(Undang-Undang) 2009 itu perubahan dari Undang-Undang tahun 1984. (Perubahan dari Undang-Undang) tahun 1984 ke 2009 itu lebih kepada bukan konteks substansi dan landscape bisnis yang berubah, tapi lebih pada mendorong terjadinya pembukaan pasar, yang tadinya monopoli pos. Sekarang pos tidak hanya itu yang berubah.
Dampaknya untuk Pos Indonesia?
Nah dibuka monopoli (Pos tidak lagi monopoli pasar). Tapi landscape berpikir masih tahun 1984. Karena praktis yang berubah di (Undang-Undang) tahun 2009 itu hanya membuka supaya Pos tidak monopoli. Tapi konteks berpikir e-commerce itu belum ada.
Kalau dari segi bisnis keterlibatan negara dalam membantu operasional perusahaan. Bagaimana Pos Indonesia melihat keterlibatan negara sejauh ini ?
Bantuan operasional yang diberikan negara kepada kita dengan biaya kita mengoperasionalkan kantor pos itu tidak imbang. Tidak cukup. Belum lagi kiriman-kiriman itu ada yang didikte oleh pemerintah, ini harus tarifnya mengikuti tarif ini. itu juga sama sekali tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah perbedaan selisih cost.
Penyertaan modal negara setiap tahun ada? Berapa jumlahnya?
Ada. Tapi sifatnya bukan penambahan modal, tapi bantuan operasional. Bantuan operasional kurang lebih kita terima dari pemerintah sekitar Rp 340-an miliar setahun. Tapi biaya kita mengoperasikan public service obligation itu Rp jauh di atas itu. Hampir Rp 1 triliun. Totalnya.
Tentu kita konteksnya kalau ini dibayar secara komersial berapa, tapi karena tarif yang ditetapkan pemerintah itu membuat kita tidak bisa menjual walaupun cost kita lebih mahal dari itu.
Seberapa besar tekan dari PSO ke kinerja keuangan perusahaan?
Kalau kita hanya menghitung dari kantor-kantor yang kita komersialkan, kan nanti muncul cross subsidi dari yang komersial ini subsidi di yang PSO tadi. Kalau itu dikeluarkan, betul-betul komersial dipisahkan dari yang PSO, Pos masih bisa invest di atas Rp 500 triliun per tahun. Bisa.
Artinya terlepas bahwa ya kita terdisrupsi dari sisi keuangan segala macam, tapi masih ada ruang dimana kita seharusnya bisa berinvestasi. Artinya bahwa PSO itu jadi beban. Ini lah yang kami sedang berunding, heavy dengan teman-teman di Kominfo, gimana? yuk cari jalan keluarnya.
Saya paham teman-teman di Kementerian tentu punya boundaries sendiri, batasan-batasan, tidak bisa ini, tidak bisa itu. Tapi kan tetap harus ada jalan keluarnya. Ini enaknya gimana. itu yang sedang kami lakukan dengan Kominfo. Kan teknisnya kita berada di bawah Kominfo.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala negara meminta apa yang dipelajari negara lain juga dipelajari Indonesia. Jokowi meminta RI bergerak adaptif guna menghadapi kompetitor.
Baca SelengkapnyaAtas sejumlah persoalan tersebut, Faizal fokus melakukan transformasi bisnis di segala lini Pos Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasalah pertama adalah pada infrastruktur jalur logistik itu sendiri yang belum memadai di seluruh wilayah.
Baca SelengkapnyaAda empat tantangan besar yang dihadapi dalam pengembangan industri fintech di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenggunaan teknologi ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen Pos Indonesia. Misalnya, mengantisipasi kerusakan barang paket kiriman.
Baca SelengkapnyaPT Pos Indonesia (Persero) telah berusia hampir 3 abad.
Baca SelengkapnyaSemangat pemerintah agar impor dikendalikan, tetapi dalam implementasinya tidak mudah.
Baca SelengkapnyaKemudahan berusaha menjadi spirit dalam UU Cipta Kerja
Baca SelengkapnyaPT Pos Finansial Indonesia (POSFIN) dan PT Pos Logistik Indonesia (POSLOG) bersinergi.
Baca SelengkapnyaPrabowo menginginkan agar masalah ini dibenahi. Karena prosedur birokrasi kerap dilanggar.
Baca SelengkapnyaAngka itu didapat dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Kominfo.
Baca SelengkapnyaNantinya perusahaan akan menawarkan program pensiun dini bagi karyawan yang terkena PHK.
Baca Selengkapnya