Tren pelemahan Rupiah berlanjut
Merdeka.com - Analis Trust Securities Reza Priyambada memaparkan dalam riset hariannya, laju Rupiah masih dalam tren melemah setelah terimbas pelemahan sejumlah mata uang regional. Salah satunya Baht yang merespon terganggunya aktivitas bisnis dengan masih adanya kerusuhan politik.
Selain itu, Yuan juga merespon pelemahan indeks manufakturnya, hingga imbas masih melemahnya poundsterling setelah merespon tetapnya suku bunga acuan BoE.
"Di sisi lain, laju pelemahan Rupiah dapat diimbangi dengan penguatan Euro pasca merespon kenaikan indeks manufaktur dan service PMI Prancis. Laju Rupiah berada di bawah support Rp12134. Rupiah Rp12186-12158 (kurs tengah BI)," tutur Reza, Jumat (24/1).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaDPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca Selengkapnya