Trik jitu kelola uang hingga akhir 2016 bisa beli rumah tahun depan
Merdeka.com - Tanpa terasa, tahun 2016 akan segera berakhir dalam tujuh bulan ke depan. Mungkin banyak keinginan tahun ini yang belum tercapai, dan akan kembali dikejar tahun depan seperti memiliki rumah sendiri.
Anda tak perlu sedih karena masih ada tujuh bulan penting dalam hidup Anda yang akan menentukan kepastian memiliki rumah sendiri di tahun 2017. Setelah sempat lesu sepanjang tahun 2015 lalu, pasar properti mulai pulih pada tahun 2016. Menurut Collier Indonesia, situasi ini akan terus membaik setidaknya hingga tahun 2018.
"Pemerintah baru saja menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 6,75 persen. Padahal akhir tahun lalu, BI Rate masih berada di angka 7,5 persen. Langkah ini tentu akan meringankan beban konsumen properti karena perbankan akan segera menurunkan suku bunga KPR/KPA sejalan dengan trend SBI. Karena itu, mulai tahun ini dan tahun depan adalah waktu yang pas untuk membeli properti," ujar Country Manager Rumah.com, Wasudewan dalam keterangannya kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (25/5).
-
Mengapa gaya hidup konsumtif bisa menyebabkan masalah keuangan? Gaya hidup konsumtif sering kali membuat seseorang mengeluarkan uang lebih banyak daripada yang mereka mampu, menggunakan kredit atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka. Penggunaan kartu kredit yang berlebihan dan pinjaman konsumtif tanpa perencanaan yang matang dapat menyebabkan tumpukan hutang yang sulit dilunasi.
-
Kenapa impulsif membeli jadi berbahaya untuk keuangan? Perilaku ini membuat seseorang menjadi lebih boros karena membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan dan bukan atas dasar kebutuhan. Perilaku impulsive buying ini pun bisa berbahaya bagi kestabilan finansial.
-
Mengapa impulsive buying berbahaya bagi keuangan? Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tapi ternyata bisa membuat kondisi keuangan pribadi jadi tidak sehat.
-
Kapan impulsive buying sering terjadi? Lagi asyik scroll e-commerce, begitu lihat ada barang lucu bawaannya pasti langsung ingin checkout. Begitu pun saat lagi jalan-jalan di mall, barang yang terlihat menarik hati juga selalu ingin dibeli.
-
Modus penipuan online apa yang sering terjadi saat belanja? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online. Diskon fantastis yang ditawarkan membuat konsumen rentan terkena tipu-tipu saat barang yang dikirim nggak sesuai.
-
Mengapa penting menghindari perilaku konsumtif? Gaya hidup konsumtif hanya akan membuat Anda tidak bisa menabung dan berpotensi memiliki utang menumpuk.
Dia juga menambahkan bahwa animo konsumen untuk melirik perumahan baru terus meningkat dibandingkan perumahan second. "Bagi konsumen yang pertama kali membeli properti, rumah baru memang lebih menarik karena memiliki fasilitas lingkungan baru dan tidak membutuhkan renovasi yang berarti," tambahnya.
Cicilan atau KPR adalah pilihan yang paling populer bagi pembeli rumah pertama kali. Dan syarat yang harus dipenuhi untuk memiliki rumah adalah membayar DP. Meski demikian, perjalanan untuk mengumpulkan DP tidak selalu mudah.
"Musuh utama adalah belanja. Kita sering dibombardir dengan tawaran belanja seperti Jakarta Fair, Jakarta Great Sale. Kegiatan belanja biasanya meningkat pada saat menjelang Lebaran dan akhir tahun. Ini yang harus diwaspadai," ujar perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini.
Namun demikian, ada beberapa trik hebat dalam mengelola uang agar bisa membeli rumah tahun depan.
Berikut ulasannya:
Fokus
Calon pembeli properti harus fokus pada tujuan membeli rumah. Bukan sekadar menabung, tetapi fokuskan menabung untuk membeli rumah. "Kebanyakan orang menabung tanpa fokus. Padahal semakin banyak uang, semakin banyak godaannya,â kata Mike Rini.
Rencana dan waktu
Kenali harga rumah yang bisa dicapai dan tentukan lokasi. "Kunjungi pameran perumahan, portal properti atau lokasi perumahan yang menjadi target Anda, termasuk kapan Anda ingin rumah baru itu Anda miliki. Setiap developer menawarkan fleksibilitas berbeda dalam pembayaran. Dari situ, Anda bisa punya pilihan," tambahnya.
Targetkan untuk DP
Tabunglah uang untuk DP dengan jumlah tidak lebih dari 30 persen dari gaji per bulan dan waktunya jangan lebih dari dua tahun. "Lebih dari dua tahun, harga rumah semakin tinggi dan tabungan Anda tidak cukup lagi untuk memenuhi DP," kata Mike.
Perlu diingat, Anda juga harus menyiapkan pajak dan biaya administrasi lain, seperti biaya pengikatan kredit.
Kuatkan mental
Dengan dana terbatas, mungkin Anda harus memilih rumah di pinggir kota. Namun pilihan ini membuat Anda ragu dengan waktu tempuh yang semakin panjang ke tempat kerja. Akibatnya Anda semakin sulit mendapatkan rumah idaman. Apakah Anda harus menyerah?
"Sebenarnya tidak harus demikian. Dalam mencari rumah, kuatkan mental agar Anda dapat mengatasi setiap kendala. Misalnya, cari tahu alternatif transportasi, dan kenali prospek perkembangan wilayah dalam beberapa tahun ke depan dengan mengetahui infrastruktur apa yang akan dibangun di sana. Bandingkan juga dengan proyek perumahan terdekat untuk mengetahui mengapa proyek yang satu lebih mahal dari yang lain," kata Wasudewan.Â
Cari alternatif
Pinjaman dari pihak lain, seperti orang tua atau kerabat bisa jadi pilihan untuk menambah DP, karena bisa dicicil secara batas waktunya. Meski demikian, Anda pun harus memiliki komitmen untuk membayar karena berisiko hubungan akan rusak jika ingkar janji.
Simpan THR dan bonus
Rumah merupakan kebutuhan utama. Bagi Anda yang belum memiliki rumah, dahulukan urusan ini dan simpan THR serta bonus secara bijak. "Bisa 50 persen atau 100 persen. Atau bisa juga dengan mencari pemasukan tambahan pada waktu luang," kata Mike.
Tinggal dengan mertua
Pilihan ini tidak masalah, selama Anda juga sedang berusaha mempersiapkan rumah sendiri. "Membeli rumah di pinggir kota dan belum bisa ditempati sekarang, sah-sah saja. Yang penting, rumah harus tetap dibeli dan cara yang paling efektif adalah menabung," tambah Mike Rini.
Â
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan modern sering kali memicu perilaku boros yang mengakibatkan dampak finansial yang merugikan.
Baca SelengkapnyaBiar nggak terjebak impulsive buying, berikut ini beberapa tips yang bisa mulai kamu lakukan dari sekarang!
Baca SelengkapnyaBeralihlah dari perilaku impulsive buying ke kegiatan investasi untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih mapan.
Baca SelengkapnyaGenerasi milenial dan Gen Z diprediksi justru bisa semakin miskin daripada generasi sebelumnya. Ini alasannya.
Baca SelengkapnyaBagi yang berniat membeli hunian, beberapa tips menabung untuk beli rumah berikut bisa dipraktikkan.
Baca SelengkapnyaSering kali seseorang akan mengalami kekurangan uang menjelang tanggal tua.
Baca SelengkapnyaNah, kalau kamu sudah terbiasa berburu diskon, ada beberapa skill yang harus kamu kuasai agar lebih expert.
Baca SelengkapnyaDibandingkan dengan logika, perilaku impulsive buying ini cenderung didorong oleh faktor emosi dan perasaan semata.
Baca SelengkapnyaPemikiran yang harus dihindari agar keuangan Anda tetap stabil,
Baca SelengkapnyaImpulsif saat berbelanja sering dijadikan sebagai sarana untuk melepas penat ketika seseorang sedang mengalami stres.
Baca SelengkapnyaKemudahan akses ke berbagai produk dan layanan melalui internet seringkali membuat belanja online terasa sangat menggoda dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaDoom spending kini jadi momok karena perilaku membelanjakan uang secara berlebihan untuk kesenangan jangka pendek, ternyata ini penyebabnya.
Baca Selengkapnya