Triwulan III-2016, laba BNI Syariah tumbuh 37, 42 persen
Merdeka.com - Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh saptono mencatat, laba bersih perusahaan pada triwulan III-2016 mencapai Rp 215,23 miliar atau naik sebesar 37,42 persen dibanding September 2015 sebesar Rp 156,62 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya. Di sisi lain, hal ini dikontribusikan oleh komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus membaik.
"BNI Syariah melewati triwulan ketiga di tahun 2016 dengan cukup baik. Walaupun tahun ini ekonomi masih belum menunjukkan perbaikan yang cukup berarti karena masih dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global yang melambat," kata Imam melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (21/10).
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Bagaimana BRI tetap tumbuh positif di tengah tantangan? Terkait pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI berhasil menjaga kinerja positif dan terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang menantang di tengah tantangan pandemi Covid-19. Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.
-
Apa yang menjadi faktor utama pertumbuhan kinerja BRI? Menurut analis emiten dari PT Verdhana Sekuritas Indonesia yaitu Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih menyebutkan kinerja konsolidasian BRI di semester I 2023 lebih tinggi dari proyeksi pihaknya untuk tahun penuh 2023.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
Sementara itu, pertumbuhan aset Year on Year (YoY) sebesar Ep 26,82 triliun, naik 17,88 persen dari September 2015 sebesar Rp 22,75 triliun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan pada pembiayaan sebesar 15,09 persen dan dana sebesar 20,26 persen terhadap posisi tahun sebelumnya pada periode yang sama.
"Pembiayaan pada September 2015 sebesar Rp 16,97 triliun berhasil tumbuh menjadi Rp 19,53 triliun pada September tahun ini. Pertumbuhan ini dilakukan dengan penjagaan terhadap kualitas pembiayaan sehingga NPF triwulan ketiga 2016 ini terjaga di level 3,03 persen, angka ini di bawah rata-rata industri perbankan syariah," imbuhnya.
Dana Pihak Ketiga juga meningkat menjadi Rp 22,77 triliun dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 18,93 triliun. Dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 47,42 persen naik dari 43,78 persen di tahun sebelumnya.
Dari total pembiayaan sebesar Rp 19,53 triliun tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumer yaitu 53,46 persen. Disusul pembiayaan ritel produktif/SME sebesar 22,55 persen, pembiayaan komersial sebesar 16,20 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,85 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,93 persen.
Untuk pembiayaan konsumer, maka sebagian besar portofolio merupakan BNI Griya iB Hasanah, yakni sebesar 85,51 persen.
"Pertumbuhan laba triwulan ketiga ini juga disumbang dari upaya mempertahankan efisiensi yang dilaksanakan di segenap bidang. Hal ini tampak dari komposisi BOPO yang relatif turun dari 91,60 persen pada September tahun 2015 menjadi 86,28 persen pada September 2016," jelas Imam.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif
Baca SelengkapnyaBSI menyabet penghargaan sebagai 'Bank Dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi'.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaBTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 persen.
Baca Selengkapnya