Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tujuh bahan pangan ini rajin diimpor selama era SBY

Tujuh bahan pangan ini rajin diimpor selama era SBY bahan pangan di Pasar Tradisional. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan doktor lulusan Institut Pertanian Bogor. Dia menulis disertasi bertajuk 'Pembangunan Pertanian dan Pedesaan sebagai upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal'. 

Pembenahan sektor pertanian, termasuk mendorong pasokan bahan pangan dari dalam negeri dinilai SBY akan menyejahterakan masyarakat. Sebab, seperti ditulis presiden dalam salah satu bab disertasinya, "semakin tinggi upah di pertanian semakin berkurang kemiskinan di pedesaan".

Lepas dari karya tulis yang dihasilkan presiden pada 2004 lalu itu, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat realisasi kebijakan selama hampir 10 tahun SBY menjabat presiden, tak sesuai disertasinya. Dua kali periode di kursi RI 1, pembukaan keran impor, justru menjadi pilihannya buat menurunkan harga pangan.

Alasannya, cadangan bahan pangan utama nasional seperti beras, jagung, kedelai, gula, daging sapi, cabai dan bawang merah tidak mencukupi kebutuhan sehingga memicu lonjakan harga.

Hal itu nampak dari data yang dihimpun Bappenas terhadap tujuh jenis bahan pangan utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Menurut data yang dikutip merdeka.com dari laporan Pencapaian Kinerja Pembangunan Periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan KIB II terbitan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) catatan importasi bahan pangan utama sepanjang KIB II meningkat cukup besar dibanding dengan KIB I.

Berikut daftarnya:

Beras

Importasi beras sejak tahun 2004 hingga 2013 mengalami fluktuasi. Pada 2004, impor beras sebanyak 236 ribu ton, lantas, saat 2006 jumlah impor beras naik menjadi 438 ribu ton dan mencapai 1,4 juta ton pada 2007.

Namun demikian, tren impor beras kembali naik mulai tahun 2010, 2011, dan 2012 menjadi masing-masing sebesar 687 ribu ton, 2,7 juta ton serta 1,7 juta ton.

Cabai

Impor komoditas cabai juga mengalami tren yang meningkat sejak tahun 2004 hingga 2013. Tahun 2004, impor cabai sebesar 7 ribu ton dan menurun menjadi 6 ribu ton pada tahun 2005.

Namun demikian, mulai tahun 2006, tren importasi cabai selalu meningkat dari 9 ribu ton berturut-turut menjadi 11 ribu ton, 14 ribu ton, 16 ribu ton, 18 ribu ton, 24,4 ribu ton, dan baru menurun di tahun 2012 serta 2013 menjadi masing-masing 17 ribu ton dan 12 ribu ton.

Daging sapi

Importasi daging sapi antara tahun 2004 hingga 2010 mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 11,8 ribu ton, 19,9 ribu ton, 24,1 ribu ton, 39,4 ribu ton, 45,6 ribu ton, 67,9 ribu ton, dan 90,5 ribu ton

Angka tersebut kemudian menurun menjadi 289,5 ribu ton pada tahun 2008 serta menjadi 250 ribu ton tahun 2009.

Sementara importasi daging sapi antara tahun 2004 hingga 2010 mengalami kenaikan berturut-turut sebesar 11,8 ribu ton, 19,9 ribu ton, 24,1 ribu ton, 39,4 ribu ton, 45,6 ribu ton, 67,9 ribu ton, dan 90,5 ribu ton.

Impor daging sapi baru menurun dalam kurun waktu 2011 hingga 2013 menjadi masing-masing sebesar 65,0 ribu ton, 33,5 ribu ton, dan 23,2 ribu ton.

Gula

Komoditas gula juga mengalami tren importasi yang fluktuatif. Dalam kurun waktu 2004 hingga 2013, impor gula sebesar 1,2 juta ton, 2,1 juta ton, 1,6 juta ton, 3,1 juta ton, 1,2 juta ton, 1,7 juta ton, 2,0 juta ton, 2,7 juta ton, 3,1 juta ton, serta 2,5 juta ton.

Jagung

Tren fluktuatif juga terjadi pada importasi jagung. Sejak tahun 2004 hingga 2013, impor jagung sebesar 1,089 juta ton, 186,1 ribu ton, 1,776 juta ton, 702,5 ribu ton, 276,3 ribu ton, 339,5 ribu ton, 1,528 juta ton, 3,208 juta ton, 1,694 juta ton, serta 1,805 juta ton.

Kedelai

Untuk komoditas kedelai, dalam tiga tahun awal pemerintahan SBY, importasi kedelai menunjukkan tren yang stagnan, yaitu sebanyak 1,1 juta ton tiap tahun.

Tren fluktuatif baru muncul pada tahun keempat pemerintahan SBY, yaitu tahun 2007 yaitu sebesar 1,4 juta ton, kemudian berturut-turut menjadi 1,2 juta ton, 1,3 juta ton, 1,7 ton, 2,1 juta ton, 1,9 juta ton, dan 1,2 juta ton.

Bawang merah

Sementara untuk komoditas bawang merah, tren impor sejak tahun 2004 sampai 2008 menunjukkan kenaikan. Secara berturut-turut, jumlah impor periode ini sebesar 48,9 ribu ton, 53,1 ribu ton, 78,5 ribu ton, 107,6 ribu ton, 127,8 ribu ton, dan menurun menjadi 63,4 ribu ton pada tahun 2009.

Tahun 2010 dan 2011, impor bawang merah kembali naik sebesar 70,6 ribu ton dan 156,4 ribu ton. Tetapi, jumlah impor kembali menurun pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 95,2 ribu ton dan 68,6 ribu ton.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu

Diharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Terungkap Alasan Harga Beras di Indonesia dan Dunia Makin Mahal Tiap Tahun
Terungkap Alasan Harga Beras di Indonesia dan Dunia Makin Mahal Tiap Tahun

Konsumsi beras Indonesia dalam Lima tahun terakhir mengalami tren yang meningkat.

Baca Selengkapnya
Data BPS Ungkap Indonesia Impor Bawang Putih dari Jerman
Data BPS Ungkap Indonesia Impor Bawang Putih dari Jerman

Selain itu, pemerintah juga melakukan impor beras senilai USD 196,7 juta di Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
BPS Bantah Deflasi 4 Bulan Berturut-turut Bukan Akibat Daya Beli Kelas Menengah Lemah
BPS Bantah Deflasi 4 Bulan Berturut-turut Bukan Akibat Daya Beli Kelas Menengah Lemah

Dalam catatan BPS, pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia Indonesia mengalami pernah deflasi selama 7 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Stok Beras Bulog Capai 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir
Stok Beras Bulog Capai 1,63 Juta Ton, Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir

Pengadaan dari dalam negeri sebanyak kurang lebih 560.000 ton setara gabah per 2 Mei 2014. Angka serapan gabah ini setara 273.000 ton beras.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog
Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Tips Said Abdullah kepada Pemerintah untuk Kemandirian Pangan
Tips Said Abdullah kepada Pemerintah untuk Kemandirian Pangan

Said menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan

Baca Selengkapnya
Impor Susu, Daging Sapi Hingga Beras di Tengah Jargon Swasembada Pangan Indonesia
Impor Susu, Daging Sapi Hingga Beras di Tengah Jargon Swasembada Pangan Indonesia

Presiden Prabowo Subianto secara konsisten menyuarakan agar Indonesia bisa swasembada pangan, meski dalam realisasinya hal itu sulit.

Baca Selengkapnya
Di Debat Cawapres Mahfud MD Singgung Jokowi Hobi Impor Pangan, Begini Fakta Menurut BPS
Di Debat Cawapres Mahfud MD Singgung Jokowi Hobi Impor Pangan, Begini Fakta Menurut BPS

Mahfud mempertanyakan komitmen pemerintah saat ini yang terus menerus impor pangan.

Baca Selengkapnya