Tukang becak keluhkan harga barang melonjak akibat Rupiah melemah
Merdeka.com - Melemahnya nilai tukar Rupiah membuat sejumlah harga kebutuhan pokok terus meroket. Akibatnya harga barang kebutuhan pokok tersebut tak terbeli, terutama oleh masyarakat ekonomi bawah.
Kondisi tersebut juga dirasakan puluhan pengayuh becak di Solo. Mereka mengeluhkan kondisi ekonomi Indonesia yang tak kunjung membaik, akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).
Salah satunya pengayuh becak warga Tipes, Danu Priyono (67), mengaku kondisi perekonomian sekarang ini semakin menyengsarakan rakyat kecil. Melemahnya nilai tukar Rupiah ditambah sebelumnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat harga bahan pokok semakin sulit terbeli.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Siapa yang prihatin dengan mahalnya beras? 'Pastinya, kami turut prihatin dan merasakan betul kegelisahan masyarakat, khususnya kalangan ibu-ibu, karena harga beras yang masih mahal. Apalagi, saat ini kita sedang Ramadhan, dan sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
"Ini jelas menyengsarakan masyarakat kecil seperti kami tukang becak. Kalau Rupiah melemah, perekonomian kita pasti terpengaruh," ujar dia saat ditemui di depan Pasar Gede, Solo, Kamis (12/3).
Saat ini, lanjut dia, harga bahan pokok terus merangkak naik. Tak terkecuali bahan tempe dan tahu yang juga ikut menjadi mahal. "Mau makan tahu dan tempe saja kita kesulitan. Jangan-jangan nanti kita nggak bisa makan tahu dan tempe lagi," keluhnya.
Senada dengan Danu, pengayuh becak asal Sukoharjo, Wahyono (35) menuntut pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.
"Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan agar masyarakat kecil tidak kena imbasnya," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut sejumlah abang becak juga berkumpul di depan Pasar Gede. Sambil membawa sebuah spanduk bertuliskan save Rupiah, mereka meneriakkan yel-yel 'Rupiah naik Dolar turun'. Mereka juga berdoa agar Indonesia terlepas dari beban kesulitan ekonomi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaHarga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaIndustri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaDi Pasar Anyar Kota Bogor misalnya, kenaikan berkisar Rp46 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca Selengkapnya