Turunnya daya beli masyarakat dan anomali ekonomi versi Sri Mulyani
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat daya beli masyarakat Indonesia melambat di triwulan III-2017. Ini tercermin dari tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2017 turun ke posisi 4,93 persen dibandingkan triwulan I-2017 yang mencapai 4,95 persen.
Perlambatan konsumsi disinyalir terjadi karena adanya peralihan konsumsi masyarakat. Ini dapat dilihat dari belanja kebutuhan non leisure menjadi belanja yang mengisi kegiatan waktu luang atau (leisure activities).
"Yang pertama pergeseran pola konsumsi, jadi kalau diperhatikan, sejak triwulan III-2016 konsumsi non leisure sudah mulai ke bawah (menurun)," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Mengapa penjualan petai petani muda ini menurun? Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Untuk konsumsi rumah tangga, perlambatan terjadi pada komponen makanan dan minuman di triwulan III-2017 yang hanya tumbuh 5,04 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya 5,23 persen.
Perlambatan juga terjadi pada komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya yang tumbuh melambat menjadi 2 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 2,24 persen. Serta perumahan dan perlengkapan rumah yang tumbuh melambat menjadi 4,14 persen.
Di waktu bersamaan, belanja komponen restoran dan hotel justru mengalami kenaikan menjadi 5,52 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,01 persen. "Kalau ditelusuri lebih dalam ada kecenderungan masyarakat lebih bergeser dari non-leisure ke leisure itu kuat, karena untuk yang leisure lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, demikian juga dari rata-rata penghunian tingkat hotel," jelasnya.
Melambatnya tingkat konsumsi rumah tangga juga berhubungan erat dengan pertumbuhan kinerja sektor ritel. Hal tersebut bukan disebabkan pergeseran pola konsumsi dari offline menjadi online. "Tren belanja online ke depan akan semakin besar, tetapi sekarang porsinya sebetulnya belum terlalu signifikan, jadi lebih kepada bukan hal tersebut," tegasnya.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat dari offline ke online ternyata memang sangat kecil. Turunnya daya beli bukan karena ini. Silakan klik berikutnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaErosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya