Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Turuti IMF bisa bikin pertanian Indonesia bergantung asing

Turuti IMF bisa bikin pertanian Indonesia bergantung asing Pertanian di Indonesia. (c) shutterstock

Merdeka.com - Ekonom Hendri Saparini menuding ada agenda lain dari saran yang diberikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) saat menyarankan perlunya pemerintah memperkuat sektor manufaktur. Bila hal itu terjadi pasokan bahan pangan akan dikuasai lima perusahaan multinasional raksasa.

"Mereka (IMF) sedang membelokkan kita. Jadi pangan ini mau dikuasai. Sekarang pangan dunia sudah dikuasai lima perusahaan transnasional, Cargill dari AS, Bunge Ltd, Archer Daniels Midland, Marubeni dan The Noble Group," ujarnya kepada merdeka.com selepas mengisi diskusi "Pembelajaran dari Pengelolaan Ekonomi 2013" di Gedung SME, Jakarta, Rabu (18/12).

Dalam jumpa pers IMF di Bank Indonesia, kemarin, Selasa (17/12), Deputi Senior IMF Benedict Bingham menyatakan perkembangan harga komoditas dunia dirasa masih stagnan. Sehingga produk-produk primer unggulan Indonesia, seperti pertanian dan hasil pertambangan, perlu segera dialihkan ke sektor manufaktur.

Orang lain juga bertanya?

Ekspor Indonesia selama ini 45 persen disumbangkan oleh komoditas primer. Bingham menuturkan perlunya ada diversifikasi produk untuk dijual ke luar negeri. "Indonesia harus mendiversifikasi ekspor seperti mengekspor barang-barang manufaktur untuk memperbaiki neraca perdagangan," kata Bingham.

Bila saran itu dituruti begitu saja oleh pemerintah, Hendri percaya pasokan pangan dari dalam negeri akan semakin berkurang. Semakin berkurangnya lahan pertanian saban tahun, menurutnya sudah menjadi bukti.

"Kita seolah-olah diberi saran yang baik untuk pindah ke manufaktur. Sehingga kemungkinan besar Indonesia tinggalkan sektor pertanian, karena tidak ada supply dalam negeri lagi. Apa kita mau begitu," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia ini.

Dari perhitungan Hendri, Indonesia tetap harus mempertahankan sektor pertanian. Bahkan, ditinjau dari sumber daya yang ada, negara ini sebetulnya mampu menjadi salah satu pemain utama global dalam hal produksi komoditas pangan.

Malah tidak masuk akal bila pemerintah begitu saja melepaskan sektor pertanian hanya karena ingin menyeimbangkan neraca perdagangan dalam jangka pendek.

"Indonesia itu sebenarnya pusat pertanian, kita ada di wilayah tropis, kita punya berbagai keuntungan di sini, masa kita mau melepaskan sektor itu," kata Hendri mengingatkan. (mdk/ard)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya
Tips Said Abdullah kepada Pemerintah untuk Kemandirian Pangan
Tips Said Abdullah kepada Pemerintah untuk Kemandirian Pangan

Said menilai perlu bagi pemerintah agar fokus terhadap program kemandirian pangan

Baca Selengkapnya
Target Pemerintah Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah Bisa Gagal Gara-Gara Ini
Target Pemerintah Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah Bisa Gagal Gara-Gara Ini

Tren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Impor 1 Juta Ekor Sapi Demi Program Makan Bergizi Gratis, Ekonom: Problematik !
Pemerintah Bakal Impor 1 Juta Ekor Sapi Demi Program Makan Bergizi Gratis, Ekonom: Problematik !

Mengimpor sapi perah berarti Indonesia harus menanggung biaya yang lebih tinggi.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri
Megawati Ungkap ‘Bobroknya’ Persoalan Impor Pangan, Bikin Rugi Petani Bangsa Sendiri

Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara

Baca Selengkapnya
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar
Marak Produk Impor Dijual Murah, Industri Petrokimia Hadapi Tantangan Besar

Potensi investasi senilai Rp437 triliun di sektor petrokimia juga terancam mandek akibat kekacauan pasar domestik.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Enggak Perang, Kenapa Banyak Utang Beli Alat Perang?
Cak Imin: Enggak Perang, Kenapa Banyak Utang Beli Alat Perang?

Lebih baik negara meminjam uang untuk membeli alat-alat pertanian.

Baca Selengkapnya
Orang Dekat Prabowo Sebut Industri Manufaktur RI Jaya di Era Presiden Soeharto dan Jatuh di Tangan Presiden Megawati
Orang Dekat Prabowo Sebut Industri Manufaktur RI Jaya di Era Presiden Soeharto dan Jatuh di Tangan Presiden Megawati

Bambang mencatat, saat itu kontribusi sektor manufaktur mencapai 30 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Baca Selengkapnya
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda

Dalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.

Baca Selengkapnya
Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia
Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia

Ekspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.

Baca Selengkapnya