Uang Elektronik Tumbuh 66,6 Persen Berkat e-Commerce dan Transportasi Online
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat secara keseluruhan sistem pembayaran tetap terpelihara baik tunai maupun nontunai. Untuk sistem pembayaran nontunai sendiri terjadi peningkatan yang terjadi secara konsisten atau terus menerus.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan pembayaran tunai tetap tumbuh positif meski nontunai terus meningkat. Terlihat dari Uang Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 7,4 persen secara year on year (yoy) pada Februari 2019.
"Sedangkan pembayaran nontunai secara konsisten terus meningkat," kata dia di Kantornya, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Kapan jumlah pengguna BRImo meningkat? Tercatat per Desember 2023, BRImo telah digunakan oleh 31,6 juta user. Jumlah ini meningkat 32,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Kapan transaksi judi online mulai meningkat? Menurut dia, pelatuk judi online mulai ditarik ketika masa pandemi Covid-19 atau pada 2020. Sejak saat itu, angka transaksinya terlihat naik pelan-pelan hingga saat ini.
Dia mengungkapkan, peningkatan terjadi pada penggunaan Uang Elektronik (UE). Secara keseluruhan, untuk pembayaran nontunai baik itu penggunaan ATM-Debit, Kartu Kredit dan UE tumbuh 15,3 persen (yoy) pada Januari 2019. "UE yang mengalami pertumbuhan mencapai 66,6 persen (yoy)," ujarnya.
Sementara itu, penggunaan ATM-Debit masih mendominasi transaksi sistem pembayaran ritel dengan pangsa 94,8 persen dan pertumbuhan 15,4 persen (yoy).
Sementara itu, penggunaan UE semakin populer, terutama sebagai instrumen pembayaran untuk moda transportasi dan e-commerce. "Ke depan Bank Indonesia akan terus memperkuat peran sistem pembayaran dalam mendukung kegiatan ekonomi," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca SelengkapnyaTransaksi e-commerce meningkatkan percepatan perputaran uang, sehingga mendongkrak efisiensi dan produktivitas.
Baca SelengkapnyaBI mencatat kinerja transaksi digital tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTransaksi kartu kredit pada bulan yang sama tumbuh 19,6 persen (yoy) mencapai 39,7 juta transaksi.
Baca SelengkapnyaTransaksi QRIS Tahun 2023 tumbuh 130,01 persen (yoy) dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengaku transaksi digital sering kali disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan QRIS yang melonjak tajam, transaksi ATM/D dan kartu kredit mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaKemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca Selengkapnya