Uang lusuh dan rusak keluar dari mesin ATM
Merdeka.com - Jangan heran jika Anda banyak mendapat uang lusuh atau rusak ketika berada di daerah-daerah pelosok Indonesia. Sebab, di daerah pelosok dan kepulauan terpencil, masyarakat tidak punya pilihan selain masih menggunakan uang tidak layak edar untuk transaksi sehari-hari.
Tidak itu saja, uang tidak layak edar pun keluar dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Kondisi itu ditemui di Provinsi Gorontalo. Merdeka.com mencoba membuktikannya. Saat hendak melakukan tarik tunai di sebuah ATM, yang keluar dari mesin ATM adalah uang yang sudah lusuh.
Kepala Kantor Perwakilan provinsi Bank Indonesia di Gorontalo, Suryono mengaku sudah meminta perbankan lebih selektif menyortir atau menyeleksi uang yang tidak layak edar atau rusak.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Siapa yang mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa Presiden Sukarno sering kekurangan uang? “Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno.
-
Apa yang menyebabkan permasalahan keuangan di Sumatera? Masalah Keuangan Melonjaknya inflasi ini membuat Pemerintah Provinsi Sumatra harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Apa kesulitan awal penggunaan ATM di Indonesia? Tidak mudah membangkitkan kepercayaan nasabah pada ATM sebagai perwakilan bank dalam membantunya bertransaksi.
-
Kenapa Bank Mandiri siapkan uang tunai di Bali? Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, terutama pada masa pembayaran gaji dan THR ASN.
"Di sini banyak uang tidak layak edar," singkat Suryono di saat acara "Festival Karawo Gorontalo 2013" di Gorontalo, Minggu (1/12).
Dari data BI, uang lusuh yang diterima BI didapat dari kegiatan layanan masyarakat. Pulau Jawa dam Jakarta memberi kontribusi terbesar terhadap rasio uang lusuh yang diterima BI, yaitu sebesar 58.57 persen dan wilayah selanjutnya adalah Sumatera sebesar 23,33 persen. Uang pecahan kecil (UPK), mendominasi uang lusuh. Hal ini karena tingkat perputaran uang pecahan tersebut cukup tinggi di masyarakat.
Masalahnya tidak hanya soal uang lusuh atau uang rusak yang banyak beredar, masyarakat di Gorontalo juga kesulitan mendapat pasokan uang untuk kebutuhan transaksi sehari-hari. "Kami masih bergantung dari kantor pusat BI di Sulawesi Utara (Manado) baik uang logam dan kertas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan uang layak di daerah sini," ujarnya
Kelangkaan uang sangat terasa saat hari besar keagamaan. Sebab, saat hari besar kebutuhan akan uang tunai sangat tinggi dan melonjak dibanding hari biasanya. "Hari biasa mungkin kebutuhan uang tidak terasa namun untuk memenuhi uang layak edar di hari raya sangat minim bahkan kekurangannya lima kali lipat," jelas dia.
Salah satu penyebab minimnya pasokan uang tunai di Gorontalo, tidak banyak bank umum di daerah itu. Kondisi ini membuat akses masyarakat ke sektor perbankan terhambat.
"Selama ini sistem pembayaran banyak persyaratan, sistem kliring yang belum maksimal karena belum ada bank umum bahkan distribusi uangnya bank yang cukup besar menaruhnya di bank mandiri," jelasnya.
Dalam rangka menjaga kualitas uang beredar di masyarakat, Bank Indonesia berkewajiban mengganti atau menukar uang tidak layak edar dengan uang yang layak edar. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga uang Rupiah yang beredar berada dalam kualitas yang baik sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo mengaku ragu kalau uang rusak tersebut diperoleh dari mesin ATM.
Baca SelengkapnyaHal tersebut menanggapi kegaduhan di jagad media terkait ditemukannya uang mutilasi dan uang rusak dari mesin ATM.
Baca SelengkapnyaUang tersebut dia dapatkan saat melakukan tarik tunai dari mesin ATM di sebuah bandara.
Baca SelengkapnyaDengan mesin ini, maka uang koin bisa tak lagi disepelekan.
Baca SelengkapnyaJelang Idul Fitri, banyak orang mulai menukarkan uang baru ke bank.
Baca SelengkapnyaSeharusnya mesin ATM mengeluarkan 2 lembar Rp50 ribu. Diduga karena uang Rp 50 ribu dan Rp 2 ribu nampak mirip.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan puluhan karung yang berisi uang yang hancur dan sudah menjadi sampah.
Baca SelengkapnyaSaat semuanya belum memiliki sistem yang canggih, ATM pun tetap ada orang di belakangnya.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku, yakni ES dan MS, telah ditangkap jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaViral seorang warga menarik Rp100.000 di ATM, namun yang keluar justri uang pecahan uang Rp 50.000 dan Rp 2.000.
Baca SelengkapnyaPenyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih terus mengembangkan kasus itu.
Baca SelengkapnyaUang kertas tersebut terlihat rusak dan ada yang tak berbentuk sama sekali.
Baca Selengkapnya