Ubah Danau Toba jadi cara pemerintah hadapi perlambatan ekonomi
Merdeka.com - Pemerintah terus mematangkan rencana menjadikan Danau Toba, Sumatera Utara sebagai destinasi wisata bertaraf internasional. Infrastruktur di wilayah Barat Indonesia itu pun dibangun yakni jalur tol trans-Sumatera dan tol Medan-Danau Toba.
Selain itu, Bandara Silangit di Tapanuli Utara, Sumatera juga bakal dikembangkan oleh PT Angkasa Pura II. Alasannya, Indonesia belum memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi anjloknya kondisi perekonomian global seperti saat ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, Indonesia terlena dengan era komoditas dan perkebunan serta lupa untuk membangun sektor industri dan infrastruktur. Akibatnya, saat harga komoditas anjlok, Indonesia harus bekerja keras membangun sektor industri dari awal.
-
Kenapa pembangunan di Indonesia seringkali mengabaikan kelestarian alam? Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan.
-
Dimana contoh penerapan pembangunan yang mengabaikan lingkungan di Indonesia? Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Kenapa Indonesia di masa depan diprediksi menjadi sepi? Akun TikTok ini menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Indonesia bak kota mati di masa mendatang.
Membangun sektor Industri, lanjut Darmin, tidak mudah dan membutuhkan waktu. Sementara roda perekonomian harus terus berjalan. Untuk itu, salah satu cara paling ampuh agar ekonomi tetap bergerak sambil membangun sektor industri adalah dengan mengembangkan destinasi wisata potensial seperti Danau Toba.
"Untuk bangun industri itu butuh waktu beberapa tahun, infrastruktur dulu dibangun baru industrinya muncul. Dalam ekonomi melambat ini, apa yang kita perlu? Nah kita perlu pariwisata untuk menghasilkan devisa," ujar Darmin di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (13/2) malam.
Darmin menambahkan, Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang relatif lengkap. Selain keindahannya, Danau Toba juga menyimpan cerita sejarah yang diakui dunia.
"Danau Toba bukan hanya indah, walau kerambanya banyak sekarang sehingga bau, tapi sejarahnya hebat sehingga itu kombinasi yang sangat hebat. Dia (Danau Toba), konon debu dari Danau Toba itu ditemukan di beberapa negara, di India dan sebagainya itu ditemukan sedimennya. Sehingga dia patut dikombinasi sebagai pariwisata yang menarik," jalas Darmin.
Untuk itu, perlu kerja sama semua pihak untuk bisa mengenangkan Danau Toba menjadi Monaco Indonesia. Dia menambahkan, ada standar yang perlu dipenuhi untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata bertaraf internasional. Standar infrastruktur tentu sedang berusaha dipenuhi oleh pemerintah, namun masyarakat sekitar pun perlu dilibatkan.
"Perlu betul membangun lingkungan yang lebih menarik buat para turis termasuk di dalamnya berbagai standar, tidak perlu uangnya banyak-banyak, tidak perlu mengubah jalannya jadi bagus-bagus tapi ada standarnya, standar kebersihannya, mengenai makanan, yang paling berat dan menyangkut banyak orang ya membersihkan Danau Toba. Yang menyangkut banyak orang perlu kearifan menyelesaikannya," tutur Darmin.
Seperti diketahui, Pemerintah sedang gencar mengembangkan 10 kawasan pariwisata yaitu Danau Toba, Sumatera Utara; Gunung Bromo, Jawa Timur; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Tanjung Lesung, Banten; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Kepulauan Morotai, Maluku; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Belitung, Bangka-Belitung; dan Yogyakarta.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Leonard lantas meminta pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka peka terhadap situasi tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaMengingat, Indonesia dinilai sudah terlalu lama memperalat SDA sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaJokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaTerjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.
Baca SelengkapnyaSektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca Selengkapnya