UMKM, Go Digital Jaminan Go Internasional
Merdeka.com - Pandemi memaksa seluruh elemen masyarakat beradaptasi. Salah satunya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Menyiasati sepinya pembeli yang datang, mereka harus go digital. Sosial media dan marketplace menjadi lokasi tujuan.
Masuknya UMKM untuk go digital turut menghadirkan banyak potensi cuan. Seperti semakin luasnya pangsa pasar. Bahkan, bisa menyasar penduduk dunia.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Siapa yang ajak UMKM go digital? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
-
Apa manfaat UMKM go digital? Sekitar 80 persen UMKM yang terhubung ke sistem digital memiliki daya tahan lebih baik.
-
Siapa yang mendukung UMKM go digital? Pemerintah berkolaborasi dengan UMKM dan e-commerce untuk menjalankan program, antara lain Gerakan Bangga Buatan Indonesia, ASEAN Online Sale Day, dan Hari Belanja Online Nasional.
-
Bagaimana Lazada membantu UMKM untuk beradaptasi dengan fitur digital? Program khusus ini dapat membantu para penjual baru, termasuk para pelaku UMKM, agar lebih mudah beradaptasi dengan beragam fitur digital, sehingga lebih siap menjalankan bisnisnya di Lazada.
-
Kenapa digitalisasi penting bagi UMKM naik kelas? Bagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level. Bersaing dengan pebisnis dari daerah bahkan negara lain untuk berebut pasar yang lebih luas, dunia.
Hal ini diamini oleh Bank Indonesia. Melalui program digitalisasi UMKM, BI menginginkan pelaku usaha bisa memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menuturkan, pihaknya menginginkan pengembangan UMKM digital terakselerasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Senada, pemerintah mencatat peran UMKM sangat besar dalam pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, terdapat 64,2 juta UMKM yang berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB Indonesia.
Dari sisi tenaga kerja, UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja di negara ini atau sekitar 119,6 juta orang. Meski demikian, baru sekitar 17,5 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan memanfaatkan e-commerce.
Maka dari itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melihat, transformasi dan penguatan ekosistem digital menjadi hal penting untuk diterapkan di Tanah Air.
"Dengan menggunakan teknologi digital secara optimal dalam menjalankan bisnisnya, UMKM bisa memperoleh sejumlah manfaat," tuturnya saat menutup acara 'Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022'.
"Antara lain akan mampu menjangkau basis konsumen yang lebih besar, meningkatkan pendapatan, memudahkan monitoring aktivitas usaha, serta menurunkan biaya, khususnya biaya pemasaran, logistik, dan pengiriman,” tambah Menko Airlangga.
Namun, setali tiga uang, saat ada potensi keuntungan turut diikuti sederet tantangan. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, tantangan utamanya UMKM go digital ialah persoalan infrastruktur yang masih belum memadai.
"Ini terutama di wilayah pedesaan gap-nya masih cukup melebar," ungkapnya.
Selain itu, sumber daya manusia (SDM) yang kurang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi. Menurutnya, pelaku UMKM saat ini didominasi generasi baby boomers atau Gen X yang adaptif digitalnya masih rendah.
"Maka dari itu, butuh pendampingan dari kementerian, pemerintah daerah, BUMN untuk mempercepat adopsi digital pada UMKM," terang Bhima.
Sementara, pemerintah tidak menutup mata akan permasalahan UMKM untuk go digital. Menteri BUMN RI, Erick Thohir mencontohkan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu inisiator dalam mendampingi dan menumbuh kembangkan UMKM.
Langkah nyata BRI dalam mendukung UMKM di pasar salah satunya adalah melalui pengembangan ekosistem pasar secara digital lewat pasar.id.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, saat ini di dalam ekosistem pasar.id telah terdapat 6.588 pasar dengan lebih dari 191.000 pedagang.
BRI akan terus berkomitmen untuk memperluas kehadiran ekosistem pasar.id ini sehingga semakin banyak pedagang tradisional yang diberdayakan dan jumlah pasar tradisional yang terdigitalisasi kian bertambah.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa bentuk dukungan berupa infrastruktur platform digital seperti pasar.id dinilai sangatlah penting. Di samping dukungan infrastruktur, BRI juga memberikan dukungan berupa edukasi, pendampingan, dan branding serta promosi bagi pelaku usaha.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaMengadopsi teknologi digital agar lebih produktif dan berdaya saing tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia kembali mempertegas target untuk mencapai digitalisasi 30 juta pelaku UMKM pada 2024.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaKerja sama dengan Telkom Indonesia diharapkan dapat mendorong terus PNM dalam mewujudkan nasabah yang naik kelas.
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca SelengkapnyaKemenkop UKM meminta agar Kementerian Perdagangan mempercepat revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50/2020.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca Selengkapnya