Uni Eropa: Kami Akan Terus Jadi Pangsa Ekspor Kelapa Sawit Terbesar Kedua Indonesia
Merdeka.com - Wakil Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Charles Michel Geurts, membantah telah melakukan aksi boikot terhadap minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) produksi asal Indonesia. Sebab, kampanye bebas minyak kelapa sawit dilakukan pihaknya adalah bentuk perhatian masyarakat terhadap lingkungan.
"Tidak ada sama sekali pelarangan impor minyak kelapa sawit dalam hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa," ujar Charles saat ditemui di Jakarta, Kamis (4/9).
Menurut Charles, justru terjadi pandangan yang berbeda antara produsen minyak kelapa sawit dan pemerintah Indonesia. Di mana, keduanya menilai ada pembatasan impor minyak kelapa sawit di salah satu pangsa terbesar Indonesia tersebut.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Siapa yang mengajak boikot di Sumatera Utara? Melansir dari laman BBC, sebuah organisasi yang cukup populer untuk mengajak menolak produk Israel ialah Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) Indonesia.
-
Bagaimana gerakan boikot ini dilakukan di Sumatera Utara? Strategi boikot ini untuk memberikan rasa akuntabilitas bahwa perusahaan-perusahaan yang mendukung bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan Isreal.
Pemerintah Uni Eropa pun mengklaim bahwa tidak ada hambatan atau peraturan-peraturan yang bersifat diskriminatif terhadap minyak kelapa sawit asal Indonesia. Tarif yang diberlakukan oleh otoritas terhadap minyak kelapa sawit Indonesia pun sebesar 0 persen hingga 10,9 persen cenderung rendah jika dibandingkan dengan negara eksportir lain.
Pihaknya pun mendukung upaya Indonesia untuk mencapai 100 persen minyak kelapa sawit berkelanjutan pada tahun 2020. Hanya saja dia menyerukan standar yang jelas dan ditegakkan dengan baik untuk melindungi masyarakat lokal, ekosistem dan cadangan karbon, sejalan dengan Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Kami adalah pemasok utama dari minyak kelapa sawit dan kami membutuhkan itu. Uni Eropa telah dan akan terus menjadi pangsa ekspor minyak kelapa sawit terbesar kedua Indonesia setelah India," ujar dia.
Nilai impor minyak kelapa sawit dari Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2018 merosot 22 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan, sebagian besar minyak kelapa sawit yang sebelumnya digunakan untuk produksi dialihkan menjadi biodiesel.
Sehingga jika dibandingkan antara minyak kelapa sawit dan biodiesel, ekspor Indonesia ke Uni Eropa hanya turun 2 persen. Sementara dari segi volume, pada lima bulan pertama tahun ini, volume impor minyak kelapa sawit asal Indonesia di kawasan Uni Eropa tumbuh 0,7 persen.
"Minyak kelapa sawit di industri Eropa digunakan baik untuk olahan makanan maupun kosmetik, selain itu juga diproduksi kembali dengan biodiesel. Secara kasar pembagiannya 50:50. Bahkan, hampir 50 persen perusahaan swasta yang memroduksi biodiesel di Uni Eropa menggunakan minyak kelapa sawit asal Indonesia," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian IEU-CEPA
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan UU tersebut sangatlah diskriminatif dan merugikan bagi perdagangan komoditas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan kehilangan pasar Uni Eropa, dan pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan akan mengalihkan kebutuhan minyak sawit mereka ke Malaysia.
Baca SelengkapnyaPresiden Terpilih Prabowo Subianto berpidato di acara penutupan Kongres VI Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar, Sabtu (24/8/2024).
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menghadiri KTT G20 di New Delhi, India.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri hilirisasi nikel di dalam negeri.
Baca Selengkapnya