Uni Eropa: Kami Tidak Menyangkal Kehebatan Kelapa Sawit Indonesia
Merdeka.com - Uni Eropa mengakui kelapa sawit asal Indonesia memiliki kualitas dan kuantitas sebagai penghasil minyak nabati terbaik, dibandingkan tanaman-tanaman lain seperti rapeseed, bunga matahari dan kedelai.
Pejabat Delegasi Uni Eropa, Michael Bucki mengatakan, sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia mampu memproduksi minyak kelapa sawit dengan jumlah besar.
Di mana kelapa sawit mampu memproduksi 4 ton minyak nabati setiap hektare (Ha). Sementara, produktivitas bunga matahari hanya 0,6 ton per Ha dan kedelai hanya 0,4 ton per Ha.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Dimana Minyak Inti Sawit digunakan? Minyak inti sawit banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan margarin, cokelat, dan berbagai produk olahan lainnya.
-
Bagaimana kelapa sawit diubah menjadi biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit yang dicampur dengan metanol atau etanol.
"Kami tidak menyangkal kehebatan kelapa sawit. Kelapa sawit adalah tanaman yang luar biasa, bisa tumbuh dengan sangat cepat, memproduksi lebih banyak minyak dan membutuhkan lahan yang lebih sedikit. Itu semua tidak perlu dipertanyakan lagi," kata Michael Bucki di Jakarta, Kamis (5/9).
Kendati begitu, Menurut Michael Bucki jika dilihat dari segi pelepasan karbon ke udara, kelapa sawit menjadi terburuk. Sebab berdasarkan data pihaknya, sebanyak 45 persen dari ekspansi kelapa sawit terjadi di daerah dengan cadangan karbon tinggi.
Sedangkan, tanaman sumber minyak nabati lain hanya melepas karbon paling besar 10 persen. "Kami melihat ini bukan secara kualitas tanaman, tetapi secara pendekatan kepada lingkungan," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaIndonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara pengekspor terbesar kelapa sawit dan turunannya.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai, konferensi kelapa ini sangat penting bagi Indonesia selaku produsen kelapa terbesar kedua di dunia.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6).
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan saat ini ketahanan energi nasional bersifat mendesak.
Baca SelengkapnyaDalam rangkaian acara Bunex kali ini juga digelar Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh pelbagai narasumber yang kompeten
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaKedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.
Baca Selengkapnya