Universitas Ma Chung temukan bakteri untuk bahan baku sel surya
Merdeka.com - Universitas Ma Chung, Malang menemukan bahwa bakteri fotosintesis bisa menggantikan silikon sebagai bahan baku sel surya (solar cell) di mana dibutuhkan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pasalnya, bakteri ini bisa menangkap energi matahari saat berfotosintetis.
"Bakteri ini menangkap energi dari matahari saat berfotosintesis yang lalu melalui proses tertentu menghasilkan listrik," kata peneliti dari Universitas Ma Chung Monika Prihastyanti di sela-sela pameran 'Penguatan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek Se-Indonesia' seperti dilansir Antara di Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurut dia sudah banyak riset pengembangan solar cell di Indonesia, namun, pengguna bahan bakteri baru Universitas Ma Chung, Malang. Di AS telah dikembangkan solar cell berasal dari tanaman bayam dengan prinsip sama menggunakan kemampuan fotosintesisnya.
-
Mengapa borgol plastik lebih efektif? Selain harganya lebih murah dan ringan, borgol ini efektif dalam penangkapan besar-besaran serta pengendalian kerusuhan.
-
Mengapa teknik brining lebih efektif daripada metode lain? Dengan menerapkan teknik brining, banyak orang merasa lebih percaya diri dalam memasak daging ayam tanpa khawatir akan masalah darah yang keluar.
-
Kenapa mobil listrik lebih efisien? Karena menggunakan tenaga listrik sepenuhnya, kendaraan ini tidak memerlukan bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada efisiensinya.
-
Kenapa briket lebih ramah lingkungan? Penggunaan briket dinilai lebih ramah lingkungan dan murah dibanding bahan bakar lainnya.
-
Apa keunggulan motor listrik? Keunggulan utama motor listrik adalah penggunaannya yang tidak melibatkan bahan bakar fosil, sehingga tidak menghasilkan emisi gas karbon.
-
Kenapa metode baru ini lebih efisien? 'Ini kalau pakai panci biasa tanpa teknik tadi, dia bisa sampai 2 jam bahkan lebih,' ungkap Eva & Ridwan, menekankan efisiensi metode ini.
"Tapi bakteri memiliki kelebihan dibanding tanaman, yakni spektrum gelombang elektromagnetiknya lebih panjang sehingga bisa menyerap energi matahari lebih baik," katanya.
Menurut dia, solar cell dari bakteri sangat mendukung program energi terbarukan karena bakteri mudah untuk ditumbuhkan dibanding bahan solar cell dari silikon.
Dia mengatakan, peluang bisnis pigmen selain di sektor energi, juga sangat besar di sektor pangan dan obat-obatan, misalnya untuk pembuatan pro-Vitamin A, antioksidan, deteksi sel kanker, kosmetik, pewarna alami dan lain-lain.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bakteri ini sangat kuat, bahkan tahan terhadap sinar UV.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, para ilmuwan juga meneliti potensi makanan yang berasal dari asteroid.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Baca SelengkapnyaMaterial baru dari Universitas Oxford mengubah cara pemanfaatan energi surya, lebih efisien dan fleksibel, tanpa memerlukan ladang surya besar.
Baca SelengkapnyaIlmuwan dibuat takjub kemungkinan adanya kehidupan di planet Saturnus.
Baca SelengkapnyaTerobosan ini jika benar-benar terjadi China akan menjadi pelopor.
Baca SelengkapnyaUlat ini dikenal sebagai ulat bambu kecil, yang merupakan larva dari kumbang jenis Alphitobius darkling.
Baca SelengkapnyaIlmuwan pun tak menyadari apa yang dilakukannya ini berhasil.
Baca SelengkapnyaIlmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.
Baca SelengkapnyaBanyak negara maju yang ingin membuat matahari buatan.
Baca SelengkapnyaRobot AI ini bakal punya kontribusi besar bagi umat manusia bila memutuskan tinggal di Mars.
Baca SelengkapnyaAda banyak faktor yang memengaruhi hasil jika diproduksi di Bumi dan di luar angkasa.
Baca Selengkapnya