Universitas Syariah Diminta Tingkatkan Kompetensi Ciptakan Lulusan Siap Kerja
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai sumber daya manusia (SDM) yang dilahirkan dari disiplin ilmu ekonomi syariah masih cukup mumpuni terjun ke dunia industri. Hal ini tercermin dari perekrutan tenaga kerja untuk lembaga yang mengembangkan ekonomi syariah.
Mereka lebih memilih menerima pegawai yang mempelajari ekonomi konvensional lalu memberikan pelatihan khusus, ketimbang menerima pegawai lulusan program studi ekonomi syariah.
"Pelaku industri keuangan syariah cenderung memilih dan merekrut dan memberikan pelatihan ekonomi syariah kepada lulusan ekonomi konvensional dibandingkan mereka yang lulus program ekonomi syariah secara langsung," ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (28/10).
-
Mengapa SDM di Indonesia maju? Secara keseluruhan, angka IPM Indonesia mengalami peningkatan di hampir semua provinsi, yang mencerminkan kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, serta berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang berperan aktif dalam pengembangan SDM? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mengapresiasi peran aktif dunia usaha dan dunia industri dalam pembangunan SDM terampil di Indonesia.
-
Gimana Kemnaker kembangkan SDM Ketenagakerjaan? Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai peluang kerja sama antara organisasi internasional melalui program-program pengembangan kompetensi yang mereka miliki dengan kebutuhan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
-
Bagaimana Pemprov DKI membantu pendatang baru mendapatkan pekerjaan? Pemprov DKI menyediakan 10 pelatihan, misalnya pelatihan tata boga, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan menyetir.
-
Bagaimana Sulut menyiapkan tenaga kerja? “Kami sudah menyiapkan tambahan pendidikan bahasa Jepang gratis untuk siswa SMA/SMK di Sulut. Bahkan saat ini ada 300 orang yang siap diberangkatkan untuk bekerja di Jepang dan mereka sudah diterima di sektor pertanian,“ kata Kandouw.
Sri Mulyani menyebut berdasarkan data 80 persen - 90 persen SDM industri keuangan syariah lebih banyak mempekerjakan yang bukan lulusan dari program studi ekonomi syariah. Padahal di seluruh Indonesia sudah ada 800 program studi ekonomi syariah yang tersebar di berbagai kampus Indonesia.
Bila dalam setahun meluluskan 50 orang, maka selama 10 tahun terakhir sudah ada 40 ribu SDM yang memiliki dasar-dasar ilmu ekonomi syariah. Angka ini pun lebih dari cukup untuk mengisi kebutuhan industri ekonomi syariah. Hanya saja, yang menjadi masalah kualitas dan kompetensi yang dimiliki sudah sesuai atau belum untuk bekerja di industri yang bergerak dinamis.
"Namun persoalannya apakah kualitas dan kompetensi yang belajar ekonomi syariah itu mampu memenuhi kebutuhan kompetensi dan skill yang dibutuhkan oleh industri dan ekonomi di dalam masyarakat," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, menurutnya hal ini menunjukkan program ekonomi syariah dari sisi pendidikan harus bisa membuka diri dan melihat berbagai kekurangan yang bisa menyebabkan kondisi tersebut bisa terjadi. Sehingga bisa menghasilkan perbaikan dan lulusan program studi ekonomi syariah bisa bersaing dengan lulusan ekonomi konvensional.
Sri Mulyani menekankan perbaikan ini sangat penting karena yang dihadapi masyarakat ke depan bukan sesuatu yang mudah. Berbagai tantangan telah menanti dan semakin rumit. Akibat pandemi Covid-19, semua hal bergerak lebih cepat mengarah ke digitalisasi. Adanya revolusi industri 4.0, tekanan digital hingga tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
"Meningkatkan pendidikan ekonomi syariah ini menjadi penting karena saat ini menuju era disrupsi yang menuntut SDM terus beradaptasi, namun juga prinsip-prinsip keislaman dan dalam menciptakan kesempatan kerja perlu ditingkatkan," kata dia.
"Kalau kita percaya islam suatu agama yang bisa menjawab tantangan zaman, maka kita aktualkan nilai-nilai islam dalam konteks kontemporer yang dinamis," sambungnya.
Dia menambahkan saat ini yang menjadi pesaing bukan lagi dari manusia sebagai tenaga kerja, orang yang mempelajari ekonomi syariah. Melainkan Artificial Intelligence (AI) yang dimodelkan dengan teknologi lainnya.
Berangkat dari fenomena itu, maka institusi-institusi pendidikan termasuk yang mengadakan program pembelajaran ekonomi syariah haru berubah menyesuaikan diri, mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Namun dengan tetap menjaga nilai-nilai mulia agama islam.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaLewat bidang pendidikan dan kesehatan, Indonesia bisa keluar dari jebakan negara pendapatan menengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menilai LPDP memiliki peranan penting dalam menciptakan kualitas SDM Indonesia bisa keluar dari jebakan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaTak hanya Global Talent Management, BSI juga konsisten membuka peluang kerja untuk para lulusan baru (freshgraduate) melalui Officer Development Program (ODP).
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikannya saat mengunjungi SMK Mitra Industri 02 di Pati, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan, SDM yang kompeten sangat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaTantangan yang menghantui dunia pendidikan bukan hanya pada aspek siswa atau peserta didiknya saja melainkan juga bagi tenaga didik.
Baca SelengkapnyaPemberian beasiswa itu bagian dari upaya BSI untuk ikut membangun kemajuan ekonomi syariah dan mengajak para mahasiswa untuk menjadi pengusaha muda.
Baca SelengkapnyaBonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca SelengkapnyaSsaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah berharap mahasiswa baru Polteknaker menjadi mahasiswa dan lulusan yang istimewa serta tidak menambah jumlah pengangguran di Indonesia.
Baca Selengkapnya