Untung telak bisnis es krim salak
Merdeka.com - Anda ingin menikmati salak tapi takut melihat tampilan luarnya seperti sisik ular? Jangan sedih. Kini, sudah banyak produk olahan salak. Salah satunya es krim buatan Gemadana Irza, akrab dipanggil Gema.
Berawal dari keprihatinannya akan rendahnya harga salak, hanya Rp 5 ribu per kilogram, Gema mulai mencoba mengolah salak menjadi es krim pada 2012. Padahal salak adalah komoditas unggulan daerahnya, Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan/Sumut).
Mengapa Gema memilih es krim untuk memopulerkan salak Sidempuan? Sederhana saja, es krim adalah penganan disukai semua generasi.
-
Bagaimana Mela mendapatkan modal awal? Jadi tanpa modal, uangnya ini dari DP konsumen yang saya putarkan lagi,' terang dia.
-
Bagaimana Kurnia Mega mendapatkan penghasilan? Saat ini, Kurnia Meiga mencari nafkah dengan berjualan emping, rengginang, dan berbagai atribut sepak bola miliknya.
-
Kapan usaha seblak Mu'adhim mengalami peningkatan omzet? Sejak berhentinya masa pandemi COVID-19, omzet warung seblak milik Mu’adhim terus meningkat.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Bagaimana Muzdalifah mendapatkan penghasilan Rp7 miliar per tahun? Dilansir dari sumber yang sama, saking luasnya lahan yang dimiliki, salah satu perusahaan telekomunikasi menyewa lahannya untuk dijadikan lokasi tower. Biaya sewanya mencapai Rp7 miliar per tahun, pantesan tajir ya!
-
Bagaimana Satria dapat omzet tinggi? Untuk di weekend 100 sampai 200 porsi bisa terjual, sedangkan weekday itu 100 porsi. Sebulan itu, omzetnya lumayan, bisa di angka Rp50 sampai Rp100 juta per bulannya,' ungkap Satria.
"Pertama kami coba-coba dan komposisinya sering salah. Es krim ini memiliki rasa khas salak Sidempuan, asam, manis, dan kelat (rasa antara manis dan asam)," ungkap mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara itu saat berbincang dengan merdeka.com disela-sela acara Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Kamis (12/3).
Gema mengantongi modal awal Rp 6 juta untuk memproduksi es krim. Dana itu diperoleh dari Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lantaran proposal bisnisnya lulus seleksi program kreativitas mahasiswa di bidang kewirausahaan pada 2011.
Gema kemudian menjual produknya itu di bazaar-bazaar. Di sisi lain, pesanan juga mengalir.
Respon positif ini membuat pemuda berusia kepala dua tersebut mulai menyeriusi usaha bernama "Zalacca Ice Cream" itu. Saat ini sudah ada tiga outlet Zalacca Ice Cream di Medan. "Kami satu-satunya es krim rasa salak di Indonesia."
Dalam sepekan, Gema menghabiskan 12 kilogram salak untuk menghasilkan 48 kilogram es krim siap jual. Dia mengklaim, es krim buatannya bisa bertahan selama dua pekan.
"Biasanya kami produksi tiga hari sekali, setiap produksi butuh 6 kg salak," ujarnya. "Kami dalam berproduksi tidak hanya fokus dengan satu tipe. Kami ada Zalacca Ice Cream Cup, Zalacca Ice Cream Wafer, dan Zalacca Ice Cream with Brownies atau Rainbow."
Tak sebatas itu. Gema juga menyanggupi memodifikasi es krim sesuai selera konsumen. Dengan harga Rp 6 ribu-Rp 35 ribu per cup, Gema bisa meraup omzet Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan.
Sayang, Gema belum bisa menjual produknya hingga luar negeri. "Saat ini paling jauh di Jakarta, izin administrasi untuk ekspor belum lengkap."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca SelengkapnyaBerlatar belakang dari keluarga yang pedagang, Alvin selalu menanamkan tekad dan semangat berwirausaha dalam dirinya.
Baca SelengkapnyaTerrlahir dari keluarga sederhana, Dadan bermimpi jadi orang sukses yang bisa menaikkan derajat orang tua maupun keluarga, juga bisa membantu banyak orang.
Baca SelengkapnyaAsna memasarkan Enting Geti Krida Sari dengan menjualnya kepada reseller, agen, ecer serta konsumen secara langsung.
Baca SelengkapnyaDegan Jelly Malang (CocoNa) menawarkan sebuah produk segar yang diminati oleh banyak orang.
Baca Selengkapnyabisnis ini baru berjalan selama 1 tahun. Pada Maret 2023 lalu, ia beromzet Rp 5 Juta kini jadi Rp 900 juta/bulan.
Baca SelengkapnyaNurhayati menceritakan kisah suksesnya berjualan kue tradisional usai resign dari tempat kerja. Omzetnya capai jutaan.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri ini membuka usaha berjualan es coklat, sukses sampai bisa beli rumah dan balik modal hanya dalam waktu 3 hari.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPeternak jangkrik di Deli Serdang sukses meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Peternak tak perlu modal besar untuk memulai usaha yang satu ini.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca Selengkapnya