Usaha Masih Skala Kecil, Petani dan Peternak Sulit untuk Berkembang
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mencatat bahwa 96 persen sektor pertanian, peternakan dan perikanan didominasi oleh pelaku usaha UMKM. Baik petani, peternak dan nelayan menjalankan usahanya dalam skala kecil dan secara perorangan.
Akibatnya, bisnis mereka tidak berkembang pesat. Untuk itu pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan korporatisasi petani peternak dan nelayan.
"Kita punya program di Kementerian Koperasi dan UKM yaitu korporatisasi petani," kata Teten dalam acara Jakarta Food Security Summit-5 pada Sesi II: Memaksimalkan Potensi Pasar Domestik, Jakarta, Rabu (18/11).
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Bagaimana cara UMKM dikelola? UMKM umumnya memiliki karakteristik usaha yang berskala kecil atau menengah, baik dari segi jumlah tenaga kerja, pendapatan, maupun aset yang dimiliki.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana TEMU mengancam UMKM? Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, aplikasi asal China ini juga merugikan pelaku UMKM lokal, termasuk konsumen.
-
Bagaimana KEMENDAG memperkuat UMKM? Disebutkan juga, hubungan yang mulai terbentuk sejak 1997 ini harus lebih diintensifkan dan meningkatkan dialog di berbagai kegiatan sebagai langkah untuk mempromosikan perdagangan dan investasi antar negara. Selain itu, mengingat tantangan regional dan global yang terus meningkat, fokus terhadap akses digital dan UMKM harus terus ditingkatkan.
-
Bagaimana Pasuruan mengembangkan UMKM? Pemerintah Kota Pasuruan terus melakukan pembenahan dalam mengembangkan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Salah satunya dengan meresmikan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM).
Teten mengatakan, para pelaku usaha ini belum menjalankan tata kelola secara modern. Selain itu, belum ada juga dukungan industri dari hulu ke hilir secara lengkap.
Padahal langkah ini menurut Teten ini sangat penting. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM membuat solusi dengan melakukan pengorganisasian petani yang memiliki lahan sempit, tidak berskala ekonomi, tidak didukung tata kelola modern, dan tidak didukung industri hulu ke hilirnya.
"Ini yang penting, maka solusi kami mendorong petani untuk bangun kelembagaan usaha yang dikelola secara profesional dan dibangun secara keekonomian," kata Teten.
Dari sisi kontribusi terhadap PDB, sektor pertanian, peternakan dan perikanan hanya 13 persen. Sedangkan persentase UMKM di sektor pertanian sebanyak 51,2 persen. Tantangan utama sektor ini terletak pada rantai pasok yang rumit dan panjang. Produk pertanian harus singgah di berbagai pos sebelum sampai ke tangan konsumen.
Mulai dari pengepul, pengepul besar, pasar induk, pasar tradisional dan terakhir diterima konsumen. Hal yang sama juga dialami sektor peternakan dan perikanan nelayan. "Ini saya kira masalah utama kita," kata Teten.
Pemetaan Potensi
Maka dari itu, pihaknya memiliki pemetaan potensi dan perkembangan koperasi. Teten ingin membangun kelembagaan sektor pangan melalui koperasi modern.
Saat ini pemerintah telah melatih 8 komoditas yang masuk dalam korporatisasi pangan. Dalam pemetaan yang dilakukan pemerintah diperkirakan potensi dari koperasi nelayan 13 persen, peternakan 3 persen, kehutanan 2 persen, pertanian 33 persen dan koperasi perkebunan 15 persen.
Kesimpulannya, kata Teten korporasi farming di Indonesia belum ada dan masih jauh untuk direalisasikan. Namun saat ini sudah ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Caranya dengan menggunakan pendekatan konsolidasi lahan sempit dan konsolidasi dalam skala 1000-3000 hektare lahan untuk komoditas tertentu. Konsep konsolidasi inilah yang bakal dikembangkan pemerintah untuk komoditas beras buah segar, buah tropik, garam dan sektor lainnya.
"Saya kira dari pengalami ini, kami mau coba kembangkan di perberasan, buah segar, buah tropik, garam termasuk juga sektor lainnya," kata Teten mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca Selengkapnya99,62 Pelaku Usaha di Indonesia Ternyata Hanya Pengusaha Mikro, Apa Solusi Pemerintah?
Baca SelengkapnyaTeten mengakui masih ada kendala yang dihadapi para pelaku usaha mikro untuk tumbuh.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mendata UMKM untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan UMKM yang tepat sasaran dan efektif.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaSituasi ini sudah berlangsung lama, terutama sejak kebijakan pemerintah yang tidak lagi mendukung sektor pertanian pascareformasi.
Baca SelengkapnyaFase early stage merupakan fasse yang rawan bagi startup.
Baca SelengkapnyaTerutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Selengkapnya