Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai kedelai, kini giliran kakao bebas bea masuk impor

Usai kedelai, kini giliran kakao bebas bea masuk impor coklat. shutterstock

Merdeka.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi resmi menghapus bea masuk impor kakao, dari awalnya 5 persen, menjadi 0 persen. Kebijakan ini berlaku efektif April mendatang.

Alasan pemerintah menghapus tarif impor karena kebutuhan industri dalam negeri sangat besar. Pasokan dalam negeri selama ini tidak memadai. Dari 770.000 ton produksi kakao, rata-rata 250.000 ton rusak setelah panen, entah karena hama, atau faktor lainnya. Itu masih ditambah adanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang semakin membuat daya saing industri rendah.

"Dari total produksi kakao nasional seperempatnya pergi ke Amerika Serikat, separuhnya ke Singapura dan Malaysia. Itu mengganggu saya, karena ternyata di Indonesia petani yang menjual ke pengolah kena PPN 10 persen, makanya mereka pilih ekspor mentah," kata Lutfi di Jakarta, Jumat (28/3).

Orang lain juga bertanya?

Oleh sebab itu, mendag menghapus bea masuk impor. Sedangkan untuk pajak pertambahan nilai bukan wewenang otoritas perdagangan, melainkan Kementerian Keuangan.

Dengan adanya penghapusan bea masuk, diharapkan industri tidak kesulitan mencari bahan baku. "Permintaan kakao nasional tumbuh karena industri pengolahannya tumbuh," kata Lutfi.

Mendag meyakini kebijakan instansinya tak akan merugikan petani kakao. Sebab, Kementerian Pertanian sudah menghitung bahwa produktivitas nasional bisa digenjot, menjadi 900.000 ton produksi per tahun pada 2015.

Di sisi lain, kapasitas terpasang industri pengolahan kakao di Tanah Air tahun lalu mencapai 850.000 ton. "Makanya industri kakao perlu dukungan supaya memiliki proses nilai tambah," ujarnya.

Asosiasi industri pengolahan cokelat sejak lama meminta adanya penghapusan bea masuk. Alasannya produktivitas petani melorot akibat usia tanaman kakao di sentra-sentra utama seperti Sulawesi sudah tua. Pada 2009, produktivitas kakao masih sekitar 822 kilogram (kg) per hektar (ha) dan melorot menjadi 739 kg per hektar pada 2012.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal

Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Peternak Sapi Buang Susu
Ternyata, Ini Penyebab Peternak Sapi Buang Susu

Kondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.

Baca Selengkapnya
Indonesia Dulu Negara Pengekspor Gula Terbesar di Dunia, Kini Malah Jadi Pengimpor
Indonesia Dulu Negara Pengekspor Gula Terbesar di Dunia, Kini Malah Jadi Pengimpor

residen Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula.

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu

Diharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Pemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah

Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kenaikan Harga Kedelai Akibat Rupiah Melemah Memberatkan Para Pengusaha Tempe dan Tahu
FOTO: Kenaikan Harga Kedelai Akibat Rupiah Melemah Memberatkan Para Pengusaha Tempe dan Tahu

Kenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.

Baca Selengkapnya
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor
Kadin Tak Ingin Industri Tekstil Makin Lemah Akibat Ulah Oknum Asal Impor

Masuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal
Melihat Kehidupan Para Perajin Tahu di Dusun Kanoman Boyolali, Makin Tercekik Harga Kedelai yang Mahal

Industri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya
Produksi Berlimpah, Menteri Agus Sebut 5 Sektor Olahan Makanan dan Minuman di Indonesia Ini Bisa Berkembang Pesat di RI
Produksi Berlimpah, Menteri Agus Sebut 5 Sektor Olahan Makanan dan Minuman di Indonesia Ini Bisa Berkembang Pesat di RI

Subsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.

Baca Selengkapnya
Ganti Nama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Bakal Fokus Revitalisasi Semua Tanaman
Ganti Nama, Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Bakal Fokus Revitalisasi Semua Tanaman

Konversi nama untuk guna meningkatkan hasil sektor perkebunan di masing-masing daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Aksi Peternak Sapi Perah di Boyolali Buang dan Mandi 50 Ton Susu, Protes Produk Sulit Dijual
Aksi Peternak Sapi Perah di Boyolali Buang dan Mandi 50 Ton Susu, Protes Produk Sulit Dijual

Peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah nekat membuang susu hasil panennya, Sabtu (9/11).

Baca Selengkapnya
Kebijakan Kemendag Ini Bikin Peternak Sapi Kesulitan Jual Susu
Kebijakan Kemendag Ini Bikin Peternak Sapi Kesulitan Jual Susu

Wakil Menteri Kementerian UKM menilai kebijakan Kemendag menyulitkan peternak sapi lokal.

Baca Selengkapnya