Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai Pemilu 2019, Pemerintah Prediksi Defisit Neraca Perdagangan Berkurang

Usai Pemilu 2019, Pemerintah Prediksi Defisit Neraca Perdagangan Berkurang Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso soal Pemilu 2019. ©Humas Kemenko Perekonomian

Merdeka.com - Pemerintah memprediksi tren peningkatan investasi pasca Pemilu 2019 akan terjadi. Hal ini didasarkan Data BKPM dari tahun 2003-2018 yang menunjukkan perkembangan investasi selama satu tahun sebelum Pemilu cenderung mengalami penurunan, sedangkan setelah Pemilu cenderung meningkat, terutama pada investasi asal luar negeri.

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono, mengatakan pemerintah akan memanfaatkan peningkatan investasi guna mengurangi defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan, di samping dua strategi lain yaitu mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor.

"Belajar dari negara-negara yang berhasil keluar dari middle income trap, kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan adalah memperkuat daya saing ekonomi dengan mendorong ekspor dan investasi sebagai komponen utama pertumbuhan ekonomi," ujarnya melalui siaran pers, Jakarta, Rabu (24/4).

Susiwijono menggarisbawahi, ketidakpastian ekonomi global yang makin dalam. Kondisi ini menuntut pemerintah untuk berhati-hati dalam merumuskan bauran kebijakan yang tepat.

Dalam jangka pendek, Pemerintah menitikberatkan pada perbaikan iklim usaha melalui Online Single Submission (OSS) dan e-Gov. Selain itu juga penyediaan fasilitas insentif perpajakan dan pengembangan SDM (program vokasi), kebijakan peningkatan ekspor, serta pengembangan pariwisata.

"Sementara di jangka menengah-panjang, Pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM," jelasnya.

Mengenai pertumbuhan ekonomi, Pemerintah menargetkan akan tumbuh sebesar 5,3 persen untuk 2019, dan kisaran 5,3 persen hingga 5,6 persen pada 2020. Salah satu prasyarat untuk merealisasikannya, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mesti tumbuh di kisaran 7,0 persen sampai 7,4 persen.

Susiwijono pun menambahkan, kebutuhan investasi untuk tahun 2020 diperkirakan sebesar Rp 5.803 triliun sampai dengan Rp 5.823 triliun. Angka tersebut akan dipenuhi dari sektor perbankan yang diharapkan tumbuh 13,5 persen hingga 15 persen serta sektor pasar modal yang diproyeksi tumbuh 10 persen.

Untuk itu, Pemerintah Pusat perlu terus mengalokasi belanja produktif melalui peningkatan Belanja Modal di APBN. Sementara dukungan dari Pemerintah Daerah adalah melalui alokasi anggaran infrastruktur dengan didorong ketentuan alokasi sebesar 25 persen dari total Dana Transfer Umum sehingga mampu mendukung kebutuhan investasi.

Alokasi capital expenditure BUMN juga diprediksi berkisar antara Rp 472 triliun sampai dengan Rp 473 triliun, baik dalam rangka mendukung pelaksanaan program penugasan pemerintah maupun inisiatif pengembangan bisnis BUMN.

Kemudian Penanaman Modal Asing (PMA) diharapkan meningkat mencapai Rp 427 triliun sampai dengan Rp 429 triliun. Hal itu didukung oleh kebijakan insentif fiskal dan relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI) dengan tetap menjaga ketahanan usaha dalam negeri.

"Terakhir yang terpenting, peran swasta juga diharapkan terus meningkat, didukung oleh pemberian insentif oleh Pemerintah dan program Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)."

Sebelumnya, investasi diyakini akan mulai mengalir masuk ke Indonesia pasca berlangsungnya pemilihan umum (pemilu). Selama ini banyak investor yang menunggu kondisi pasca pesta demokrasi dan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan terpilih.

Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu 2019.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia

Harus diakui, kinerja investasi selama tahun politik akan sangat berpengaruh.

Baca Selengkapnya
BI: Investasi Internasional Indonesia Triwulan II-2024 Turun, Ini Penyebabnya
BI: Investasi Internasional Indonesia Triwulan II-2024 Turun, Ini Penyebabnya

PII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya
Kredit Korporasi Tumbuh 18 Persen Hingga April 2024, OJK: Tunjukkan Pemulihan Setelah Pemilu 2024
Kredit Korporasi Tumbuh 18 Persen Hingga April 2024, OJK: Tunjukkan Pemulihan Setelah Pemilu 2024

pertumbuhan kredit korporasi yang sebesar 18,45 persen ini lebih besar dibanding pencapaian pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang sebesar 13,09 persen.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Kemenko Perekonomian: Pengusaha Tahan Investasi Sampai Ada Presiden Terpilih
Kemenko Perekonomian: Pengusaha Tahan Investasi Sampai Ada Presiden Terpilih

Memasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Impor Lebih Ditakuti Industri Ketimbang PPN 12 Persen, Ini Alasannya
Kebijakan Impor Lebih Ditakuti Industri Ketimbang PPN 12 Persen, Ini Alasannya

Optimisme pelaku industri masih tetap baik di tengah adanya kenaikan PPN menjadi 12 persen pada 2025

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia di Semester II Diproyeksikan Cuma Tumbuh 4,9 Persen
Ekonomi Indonesia di Semester II Diproyeksikan Cuma Tumbuh 4,9 Persen

Sektor konsumsi dan sektor perdagangan jadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi di semester II tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II akan Lebih Baik
Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II akan Lebih Baik

Gerindra Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Lebih Baik

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Turun Jadi Rp6.489 Triliun, Ini Penyebabnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Turun Jadi Rp6.489 Triliun, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2024 menurun.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global
Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global

Kemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.

Baca Selengkapnya
Ada Belanja Pemilu, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2023
Ada Belanja Pemilu, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2023

Aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah dimulai.

Baca Selengkapnya