Usai Pilpres, Generasi Milenial Mulai Berburu Rumah
Merdeka.com - Pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) secara serentak di seluruh Indonesia pada 17 April 2019 lalu berjalan aman tanpa gangguan berarti. Hal ini membuat pelaku ekonomi melangkah lebih positif, terlihat dari pergerakan indeks perdagangan dan kurs yang relatif aman. Pelaku industri properti pun turut optimis terhadap pergerakan pasar industri properti di pemerintahan baru nantinya.
Portal Rumah.com mengikuti secara langsung perkembangan yang terjadi di pasar. Salah satunya adalah melalui riset Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. Ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan menjelaskan bahwa berdasarkan rentang usia pembeli properti, generasi milenial menjadi responden yang paling antusias untuk membeli rumah dalam enam bulan ke depan. Preferensi mereka adalah kisaran harga menengah dan dekat dengan transportasi umum. Namun demikian, generasi milenial masih belum memiliki perencanaan yang matang dalam rencana membeli rumah.
-
Apa faktor yang mempengaruhi harga rumah? Evaluasi cermat terhadap nilai properti yang sebenarnya berdasarkan lokasi, ukuran, dan kondisi dibandingkan dengan harga pasar di sekitarnya sangatlah penting.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana Rumah Kita Extravaganjar mencari masukan? Mereka juga meminta masukan dari kalangan milenial dan Gen Z, termasuk diskusi dengan politisi senior PDIP, Adian Napitupulu, untuk memahami peta kinerja berbagai organisasi relawan dan arah perjuangannya.
-
Gimana cara hitung biaya rumah pertahun? Menurut laporan bulan Juni yang disampaikan oleh Zillow dan Thumbtack, satu unit rumah dapat menghabiskan biaya USD14,155 juta per tahun, yakni setara dengan Rp221,74 miliar, jumlah tersebut belum termasuk dengan biaya perawatan, dan sebagainya.
"Survei Rumah.com Property Sentiment Index H1-2019 juga menunjukkan responden dengan rentang usia 28-30 tahun adalah yang paling banyak memiliki rencana untuk mulai tinggal sendiri dan pindah dari rumah orangtua mereka. Generasi milenial yang berencana keluar dari rumah orang tua dalam enam bulan ke depan, tidak semuanya serta-merta membeli rumah. Dua puluh lima persen di antaranya memilih untuk mengontrak daripada membeli rumah sendiri," kata Ike dikutip keterangannya di Jakarta, Rabu (1/5).
Melihat data yang ada, nampaknya minat dan keinginan generasi milenial untuk hidup terpisah dari orangtua dan mandiri cukup tinggi, namun belum semua diiringi kemampuan dan kemauan untuk membeli rumah. Mereka harus diyakinkan agar sedini mungkin, kalangan muda harus mempersiapkan keuangannya untuk membeli rumah.
"Tren pasar properti yang cenderung landai menjelang bulan Ramadan serta Idul Fitri mendatang sebenarnya bisa dimanfaatkan konsumen khususnya bagi generasi milenial untuk bisa mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Karena pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli," jelas Ike.
Menurutnya, periode Ramadan ini adalah periode di mana pasar bersifat buyers market. Artinya, daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi. Pada periode ini, pengembang biasanya menawarkan banyak promo, bonus, serta kemudahan-kemudahan lainnya.
Ike memproyeksikan akan adanya peningkatan transaksi pembelian properti khususnya para konsumen KPR pada kuartal ketiga 2019 nanti. Pengguna KPR baru akan naik pasca pemilu, bulan Ramadan serta Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah karena masyarakat cenderung akan lebih memprioritaskan dana untuk penggunaan yang konsumtif.
"Semakin membaiknya pasar properti di kuartal ketiga 2019 menunjukkan bahwa berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah memang membawa dampak positif terhadap pasar. Hal ini menunjukkan bahwa program-program pelonggaran LTV, FLPP, serta model pembiayaan lainnya berdampak positif pada perkembangan properti di tanah air," ujarnya.
Selama ini, pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah. Program rumah subsidi diluncurkan untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang berpenghasilan maksimal Rp 4 juta. Sementara bagi kelas menengah yang belum pernah memiliki rumah sebelumnya, bisa memanfaatkan program pemanfaatan asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK) yang memberikan bunga capped suku bunga Bank Indonesia Repo Rate ditambah 3 persen.
Pemerintah juga telah melakukan relaksasi Loan to Value (LTV) sehingga pengembang bekerjasama dengan bank bisa menawarkan cicilan dengan uang muka hingga 0 persen. Selain itu Pemerintah juga meluncurkan badan pembiayaan nonbank, baik untuk pembangunan infrastruktur maupun pembiayaan untuk lembaga penyalur KPR, yakni Sarana Multigriya Infrastruktur (SMI) dan Sarana Multigriya Finansial (SMF).
Berbagai kebijakan pemerintah tersebut mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Hal ini tercermin dari hasil survei Rumah.com Property Sentiment Index H1-2019, yang merangkum seluruh aspek sentimen pembeli dan calon pembeli terhadap kondisi pasar properti saat ini berada di angka 57, naik dari periode sebelumnya sebesar 51. Secara keseluruhan, responden menilai harga properti masih berada di batas wajar dan terjangkau. Tingkat kepuasan terhadap iklim properti masih terjaga di atas 65 persen.
"Bagi mereka yang belum memiliki rumah dan generasi milenial yang ingin membeli rumah, alih-alih membelanjakan Tunjangan Hari Raya atau bonus lainnya untuk kebutuhan konsumtif seputar Ramadan dan Idul Fitri, lebih baik digunakan untuk mewujudkan impian memiliki rumah," pungkas Ike.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda usia 18-34 tahun banyak mencari informasi terkait properti di kawasan dekat IKN.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, pembangunan infrastruktur juga meningkatkan pertumbuhan total kesediaan rumah baru.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menilai, gaya hidup konsumtif bisa dialihkan menjadi belanja yang lebih bermanfaat bagi masa depan.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil bekas di paruh pertama 2024 didominasi oleh milenial.
Baca SelengkapnyaKontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.
Baca SelengkapnyaPencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaAgung Podomoro membangun Kota Podomoro Tenjo untuk menjawab tingginya permintaan konsumen terhadap hunian.
Baca SelengkapnyaBerbagai kemudahan tersebut juga semakin memperkuat stimulus yang sebelumnya diberikan pemerintah seperti Down Payment nol persen.
Baca Selengkapnyaskema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki hunian.
Baca Selengkapnya