Utang luar negeri RI meroket tembus USD 292 miliar
Merdeka.com - Dalam laporan triwulan-III 2014 Bank Indonesia (BI) terungkap utang luar negeri Indonesia naik signifikan. Tercatat, per September 2014 utang luar negeri Indonesia tembus USD 292,3 miliar. Nilai ini naik USD 6,1 miliar dibanding posisi akhir Juni sebesar USD 286,2 miliar.
Jumlah itu juga meningkat USD 29,4 miliar jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya atau September 2013 yang mencapai sebesar USD 262,9 miliar. BI menyebutkan, lonjakan utang dipengaruhi meningkatnya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan oleh sektor publik, sebesar USD 4,3 miliar.
Pinjaman luar negeri sektor swasta mencapai USD 2,3 miliar, dan simpanan nonresiden di bank domestik, USD 1,7 miliar. Melampaui turunnya pinjaman luar negeri sektor publik sebesar USD 2,2 miliar.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
Kenaikan ini juga berdampak pada rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) yang naik dari 34 persen di posisi triwulan II 2014 menjadi 34,68 persen pada September 2014. Sementara debt service ratio atau rasio total pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap total penerimaan transaksi berjalan meningkat dari 44,29 persen menjadi 46,16 persen.
Peningkatan utang luar negeri terutama dipengaruhi kenaikan pinjaman luar negeri sektor swasta sebesar USD 8,6 miliar, serta surat utang sektor publik USD14,5 miliar dan sektor swasta sebesar USD 4,9 miliar. Secara total, utang luar negeri sektor publik tercatat sebesar USD 132,9 miliar dan utang luar negeri sektor swasta sebesar USD 159,3 miliar. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaUtang tersebut tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada triwulan I-2024.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaAngka ini turun dibandingkan ULN akhir Juli 2023 sebesar USD397,1 miliar.
Baca SelengkapnyaULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen (yoy)
Baca SelengkapnyaMayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus beralih ke sumber pembiayaan lain sebagai langkah diversifikasi.
Baca Selengkapnya