Utang Trikomsel Rp 1,3 T macet, NPL BNI naik ke 3 persen
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) naik ke level 3 persen. NPL BNI, per Desember 2015, tercatat berada di posisi 2,7 persen.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, mengatakan penyebab kenaikan rasio NPL salah satunya dari PT Trikomsel Oke. Trikomsel, menurutnya, memiliki utang cukup besar yakni mencapai Rp 1,3 triliun.
"Ada satu debitur kita Trikomsel, akhirnya di semester ini tidak bisa kita pertahankan," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (22/7).
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Siapa yang memimpin BNI dalam kerja sama ini? Dalam keterangannya, Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengungkapkan, langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
Dia menyatakan NPL 3 persen sudah termasuk level tinggi. Maka dari itu, BNI akan lebih proaktif dalam membenahi kinerja sektor perkreditan.
"Terhadap kredit yang sekiranya akan memburuk secepat mungkin kita lakukan restrukturisasi," ujarnya.
Dirinya berharap NPL dalam waktu dekat bisa segera berangsur turun. "NPL posisi 3 persen merupakan level tertinggi, kita berharap pada semester II tahun ini berangsur turun," tambahnya.
Sementara itu, BNI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 23,7 persen pada kuartal II 2016. Penyaluran kredit BNI hingga akhir Juni 2016 yang tumbuh moderat sebesar 23,7 persen (yoy) dari Rp 288,72 triliun menjadi Rp 357,22 triliun.
Achmad Baiquni mengungkapkan, pihaknya mampu mencetakNet Interest Margin(NIM) di atas 6 persen. Hal ini didorong oleh kemampuan BNI dalam menurunkan Cost of Fundsdari 3,2 persen pada Juni 2015 menjadi 3,1 persen padaJuni 2016.
Pertumbuhan kredit didominasi oleh sektorbusiness banking sebesar 25,6 persen (yoy).Sektor ini berkontribusi terhadap total kredit BNI berada pada level 73 persen.
Secara keseluruhan kredit segmenbusiness bankinghingga akhir Juni 2016 tercatat Rp 260,79 triliun, dibanding posisi Juni 2015 yang terbukuRp 207,58 triliun.Kreditbusiness bankingtersalurkanke segmen korporasi (25,1 persen), BUMN (18,2 persen), menengah (16,3 persen), dan kecil (13,4 persen).
Pertumbuhan signifikan terjadi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang termasuk ke dalam segmen Kredit Kecil BNI. Penyaluran KUR pada Kuartal II 2016 meningkat Rp 7,3 triliun atau tumbuh 331 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015.
Kondisi tersebut membuat komposisi KUR sebagai kredit yang mendapatkan penjaminan dari pemerintah meningkat dari 5,6 persen menjadi 19,9 persen terhadap portofolio Kredit Kecil BNI.
Penyaluran kredit BNI sepanjang Semester I 2016 juga menunjukkan peningkatan ke badan-badan usaha milik negara(BUMN). Kucuran kredit ke BUMN ini tumbuh 28,6 persen (yoy)menjadi Rp 65,02 triliun.
Berbagai terobosan yang dilakukan BNI juga telah mendorong pertumbuhan Kredit Menengah sebesar 34,6 persen menjadi Rp 58,33 triliun. Pada segmen Kredit Menengah, BNI dapat membukukan lebih dari 230 debitur baru dan menyalurkan kredit baru pada lebih dari 400 debiturexisting.
"Pertumbuhan kredit BNI, terutama Kredit Kecil, kami upayakan antara lain melalui optimalisasi outlet, yaitu dengan meningkatkanchannel distribution outletyang diberikankewenangan kredit sejak awal Semester 2 tahun 2015," ujar Baiquni.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaPencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaStrategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Baca SelengkapnyaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun pada Kuartal III Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPada kuartal II-2024 BRI Grup berhasil cetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Baca SelengkapnyaUMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit BTN per Agustus naik 13,05 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca Selengkapnya