UU Cipta Kerja dan PSBB Transisi Dinilai Beri Sentimen Positif bagi Pasar Keuangan
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso melihat adanya data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 yang telah menunjukan perbaikan, meskipun masih dalam zona kontraksi alias resesi.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik itu didukung oleh sektor rumah tangga dan dunia usaha di lingkup domestik yang masih sangat berhati-hati dalam beraktivitas. Seiring dengan masih tingginya laju infeksi Covid-19.
Wimboh memaparkan, beberapa indikator positif tersebut terlihat dari kinerja sektor eksternal yang positif, neraca perdagangan terus mencatat surplus selama 5 bulan terakhir, dan belanja APBN yang terakselerasi. Termasuk pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
"Pasar yang menyambut positif pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, dan pemberlakuan kembali PSBB transisi di DKI Jakarta juga menambah berbagai hal dinamika di perekonomian dan sektor keuangan kita," kata Wimboh dalam sesi teleconference, Senin (2/11).
Di sisi global, International Monetary Fund (IMF) juga telah merevisi ke atas proyeksi perekonomian global pada 2020. Ini dilatarbelakangi oleh kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China yang lebih baik dari ekspektasi, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal global yang akomodatif dalam mendukung pertumbuhan.
Namun, dia mengimbau pemerintah dan masyarakat Indonesia agar tetap mewaspadai beberapa risiko dari sinyal positif tersebut. Khususnya terkait angka positif Covid-19 yang terus naik di beberapa negara
"Beberapa downside risk terus tetap kita waspadai. Antara lain karena kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Amerika dan beberapa negara Eropa, dan juga meningkatnya risiko politik jelang pemilihan presiden Amerika Serikat, dan juga meningkatnya risiko lobi Brexit," imbuhnya.
Secara garis besar, Wimboh menyimpulkan, berbagai indikator di tingkat domestik maupun global tersebut tetap memberikan dampak positif bagi sektor pasar keuangan nasional sepanjang kuartal III-2020.
"Perbaikan beberapa indikator perekonomian baik global maupun domestik tersebut memberikan sentimen positif terhadap kinerja pasar keuangan, yang dimana kami simpulkan masih terjaga," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaMelalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
Baca SelengkapnyaOJK menggelar CEO Networking 2023 dengan tema 'Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration'.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca Selengkapnya