Wamendag perjuangkan kelapa sawit Indonesia di simposium UNCTAD
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan simposium dengan tema 'Trade as an Engine of Sustainable Growth and Development'. Acara ini merupakan salah satu kegiatan perayaan HUT ke 50 berdirinya United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi sumringah terselenggaranya acara ini di Indonesia. Menurut Bayu, UNCTAD adalah organisasi tindak lanjut dari Konferensi Asia Afrika di Bandung beberapa puluh tahun lalu.
"Ini sebuah kehormatan kita menjadi tuan rumah ulang tahun mereka 50 tahun. Kita akan mencoba memberikan pandangan berimbang mengenai dominasi pengaturan perdagangan negara maju," ucap Bayu ketika ditemui disela acara di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/4).
-
Kenapa Batam jadi kota perdagangan bebas? Kota ini merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas yang dinamakan 'Batam Raya'.
-
Kenapa perdagangan di Banten berkembang? Keberadaan Banten yang terhubung langsung ke Samudra Hindia melalui Selat Sunda membuatnya jadi pintu masuk jalur perdagangan yang strategis.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
Bayu menilai relevansi organisasi ini terhadap perdagangan Indonesia masih sangat kuat. Melalui acara ini, Bayu akan menyampaikan bagaimana menciptakan perdagangan yang adil dan bebas atau fair and free trade.
"Ini bicara peran perdagangan yang dikemukakan adalah pembangunan. Pembangunan berkelanjutan. Tidak bisa kita hanya bicara lingkungan dan mengesampingkan pembangunan," tegasnya.
Bayu memberi contoh perdagangan yang akan ditegaskan dalam acara ini adalah kelapa sawit. Kelapa sawit Indonesia mendapat banyak perlawanan dari negara lain dan ini akan terus diperjuangkan.
"Kelapa sawit perlunya seimbang keberlanjutan dan pembangunan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam rangkaian acara Bunex kali ini juga digelar Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh pelbagai narasumber yang kompeten
Baca SelengkapnyaMendag Budi menyatakan, Indonesia mendukung Reformasi WTO untuk perdagangan inklusif dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga sepakat dengan Ekonomi APEC bahwa kunci pertumbuhan ekonomi yang merata adalah memastikan keuntungan perdagangan dan investasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu narasumber yang ikut, Hendro Kartiko, Ketua Umum Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI)
Baca SelengkapnyaDalam momen penting itu, Prabowo menekankan keadilan dalam perdagangan di Asia Pasifik dan mendukung perdagangan antarnegara yang terbuka, teratur dan adil.
Baca SelengkapnyaKunjungan Mendag Budi Santoso ke gerai ini merupakan wujud nyata dukungan pemerintah dalam meningkatkan daya saing produk UMKM.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaDia menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung perdagangan antarnegara yang terbuka, teratur dan adil.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdanya bursa ini diharapkan dapat mendukung transparansi dan efektivitas dalam perdagangan komoditi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam paparannya Bayu menjelaskan tentang permasalahan bidang pangan di Indonesia saat ini.
Baca Selengkapnya