Warga Keluhkan Lamanya Memasak dengan Kompor Listrik
Merdeka.com - Wacana program migrasi kompor gas LPG ke kompor gas masih menuai penolakan dari sejumlah kalangan. Penggunaan kompor listrik dinilai tidak efisien bagi rumah tangga dalam berbagai aspek.
Seperti yang pernah dialami Rianny, warga asal Jawa Barat. Dia mengaku pernah mencoba menggunakan kompor listrik saat belum menikah beberapa tahun lalu.
Dia tertarik menggunakan kompor listrik karena terlihat praktis saat penggunaanya. Apalagi, bagi dia yang kala itu masih aktif bekerja, penggunaan kompor listrik di tempat kosnya akan jauh lebih praktis.
-
Mengapa kompor minyak tanah dikonversi ke kompor gas? Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.
-
Dimana program konversi kompor minyak tanah dilakukan? Sejak mulai dilaksanakan tahun 2007 hingga menjelang akhir 2010, telah dibagikan paket perdana sebanyak 44.675.000 ke seluruh wilayah Indonesia atau lebih dari 100 persen dari target.
-
Kenapa Ibu Persit itu kesulitan menyalakan kompor minyak tanah? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Apa tujuan utama konversi kompor minyak tanah? Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.
-
Bagaimana cara kompor tanam Electrolux mengurangi konsumsi gas? Beberapa model kompor tanam Electrolux dirancang untuk efisiensi energi yang optimal, sehingga dapat mengurangi konsumsi gas atau listrik saat digunakan.
-
Kenapa polusi udara jadi masalah di rumah? Penyebabnya antara lain adalah emisi kendaraan bermotor, industri, dan limbah pembakaran. Dampaknya termasuk penurunan kualitas udara, gangguan pernafasan, dan risiko penyakit pernapasan.
"Saya pernah pakai kompor listrik dulu waktu masih nge-kos tapi enggak lama," kata Rianny kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (26/9).
Kala itu dia membeli kompor listrik sekitar Rp 600.000. Namun kompor listrik itu hanya dipakai sebulan. Alasannya memasak dengan kompor listrik membutuhkan waktu yang lebih lama.
"Saya kira kompor listrik itu seperti teko listrik, cepat panasnya. Tapi ternyata lama, padahal saya pakai cuma buat menghangatkan makanan saja," cerita dia.
Untuk memasak mi instan saja, kata dia, membutuhkan waktu yang lebih lama dari memasak di kompor gas biasa. Alhasil, di bulan berikutnya dia membeli kompor gas untuk memasak.
"Sebulan itu juga saya gak masak setiap hari, kadang-kadang. Karena gak efektif, saya jadi balik lagi pakai kompor gas," tuturnya.
Terkait rencana migrasi ke kompor listrik, Rianny mengaku ogah meninggalkan kompor gas. Dia khawatir penggunaan kompor listrik tidak efisien dari sisi waktu. Terlebih sekarang dia sudah menjadi ibu yang juga sebagai pekerja.
"Kalau suruh pindah pakai kompor listrik saya kurang setuju, karena takut enggak cukup waktunya untuk memasak. Soalnya itu tadi, masaknya lebih lama," ungkapnya.
Kompor Listrik Hanya untuk Cadangan
Hal serupa juga diungkapkan Erwin, warga Kota Cimahi. Erwin sudah menggunakan kompor listrik sejak Desember tahun lalu. Namun penggunaan kompor listrik di rumah Erwin hanya bersifat sebagai cadangan ketika gas di rumah habis.
"Kompor listrik dipakai kalau darurat saja, kalau gas habis," kata Erwin saat berbincang dengan merdeka.com.
Erwin mengaku memasak dengan kompor listrik membutuhkan waktu lebih lama. Misalnya memasak mi instan yang bisa dalam waktu 5 menit dengan kompor gas, maka butuh waktu 10-15 menit untuk memasak dengan kompor listrik.
"Yang pasti kalau pakai masak air buat mi instan pakai daya 300 watt bisa 2-3 kali lebih lama memasaknya," kata Erwin.
Menurutnya, lama memasak dengan kompor listrik karena harus menunggu permukaan kompor panas dengan cepat. Berbeda dengan kompor gas yang waktu tunggunya lebih cepat atau kurang dari 1 menit.
Ini lah yang membuat Erwin menjadikan kompor listrik hanya sebagai cadangan di rumahnya. Penggunaannya juga terbilang jarang karena hanya 1-2 hari saja untuk mengganti dengan gas LPG yang baru.
"Makanya kalau buat ngebandingin juga susah, soalnya dipakai paling lama 2 hari," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan Dewan Energi usulkan orang kaya wajib pakai kompor listrik.
Baca SelengkapnyaDapat Perintah dari Luhut, Konversi LPG ke Kompor Induksi Listrik Kembali Dilanjutkan Tahun Ini
Baca SelengkapnyaProgram ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi bersih yang sekaligus mengurangi impor gas LPG di tingkat masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemberian kompor induksi ini bertujuan untuk mengurangi impor gas LPG.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu Persit yang ikut suaminya ke Wamena kesulitan menyalakan kompor minyak tanah.
Baca SelengkapnyaGas yang cepat habis menjadi salah satu kekurangan dari kompor gas. Tak sedikit ibu-ibu yang harus kerepotan karena gasnya cepat habis.
Baca Selengkapnya"Saya sih enggak apa-apa kalau memang pada akhirnya dibatasi untuk mereka yang terdaftar (masyarakat miskin), asal penyeluhannya ke masyarakat jelas," kata Reza
Baca SelengkapnyaDia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Baca SelengkapnyaWarga Kebon Jahe gambir harus ikhlas menerima nasib setelah harta bendanya hangus tak tersisa dilahap si jago merah, Rabu malam kemarin.
Baca SelengkapnyaTujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaAlasannya program ini bisa mengurangi impor gas elpiji (LPG).
Baca Selengkapnya